Hnews.id | Teori dalam ilmu sosial terapan seperti Administrasi Publik harus memberikan asumsi filosofis baik dari ontologi; epistemologi; serta sebagai sarana menyelidiki konteks dan pembuktian (metode). Sehingga teori memiliki peran penting/sentral dalam penelitian ilmu sosial terapan di Administrasi Publik.
Berdasar hal tersebut G van der Waldt menulis jurnal ini untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan teori untuk analisis domain kunci dalam Administrasi Publik sebagai bidang studi. Selain hal tersebut artikel ini juga ditujukan kepada peneliti lainnya untuk berkontribusi dalam penelitian Administrasi Publik, dengan disain dalam penulisan menggunakan studi literatur.
Jurnal ini memuat tentang Konsep “teori” yang dipaparkan terkait umumnya sistematis dan diformalkan ekspresi pengamatan sebelumnya, dan bersifat prediktif, logis dan dapat diuji kebenarannya. Hubungan teori dalam penelitian ilmu sosial menjelaskan bahwa suatu teori secara “ilmiah” memiliki bersifat tentatif, dapat diperbaiki dan dinamis, namun memungkinkan terjadinya perubahan ketika data baru ditemukan, kepastian mutlak dan harus menjelaskan sebuah fenomena. Selain itu juga menjalaskan teori desain dan metodologi penelitian, serta membangun kerangka teoritis yang benar.
Penjelasan status (teoritis) penelitian administrasi publik sebagai bidang studi mencerminkan berbagai tradisi dan pendekatan penelitian. Penulis juga memberikan memberikan panduan yang berharga bagi para peneliti terutama yang terlibat dalam studi pascasarjana di Administrasi Publik.
Jurnal ini tentunya masih butuh masukan dan analisi yang lebih mendalam itu yang didorong penulis untuk pembaca supaya mempunyai kontribusi utama artikel ini. Daftar rinci meta-pendekatan serta teori besar dan substantif untuk memandu analisis ilmiah disusun sudah tepat, namun masukan serta penambahan data sangat diperlukan, terlebih jika iklim suasana politik berubah.
Artikel Haldor Byrkjeflot (2018) meragukan apakah Max Weber menghargai statusnya sebagai bapak teori organisasi. Dengan alasan Weber tidak mengembangkan konsep birokrasi untuk memajukan ilmu organisasi, atau dalam analisis mikro terhadap struktur internal unit organisasi. Konsep birokrasi seharusnya memiliki konsep tipikal-ideal untuk dikembangkan dalam perbandingan lintas periode sejarah dan pengaturan geografis. Disinilah Weber termotivasi oleh pertanyaan makroskopis dan sejarah seperti ‘mengapa kapitalisme berkembang di Barat’ dan, ‘bagaimana orang-orang di Barat dan peradaban lain menghubungkan makna pada aktivitas mereka?’ Weber tidak menjadi perhatian utama untuk mengembangkan kriteria untuk jenis organisasi yang paling efisien. Sebaliknya, perhatiannya adalah untuk mengidentifikasi variasi dalam budaya dan pola administrasi dan birokrasi dengan menggunakan tipe ideal birokrasi. Hal ini dipertahankan dalam buku teks modern dalam teori organisasi bahwa telah terjadi perkembangan dari paradigma tertutup dan rasionalistik menuju pemahaman organisasi sebagai sistem terbuka dan alami, dan teori birokrasi Max Weber diambil sebagai titik tolak untuk jenis narasi ini. Klasifikasi Weber sebagai contoh pendekatan rasional dan tertutup sangat dipertanyakan. Pendekatan lintas-kemasyarakatan dan sejarah yang digunakan dengan begitu efektif oleh Weber, ditempatkan di pinggir narasi arus utama tersebut. Akan lebih dalam semangat Weber untuk fokus pada pengorganisasian sebagai aktivitas, birokrasi sebagai etos dan untuk mempelajari organisasi dalam konteks politik dan budaya tertentu mereka.
Artikel Ben S. Kuipers (2013) menyajikan tinjauan literatur terbaru tentang manajemen perubahan dalam organisasi publik dan mengeksplorasi kritik sebelumnya mengenai kurangnya faktor kontekstual (publik). Artikel-artikel dianalisis berdasar tema konteks, isi, proses, hasil, dan kepemimpinan perubahan. Ientifikasi perubahan berdasar perbedaan, metode dan teori. Temuannya konsentrasi pada kurangnya detail pada proses dan hasil perubahan dan kesenjangan antara teori umum yang digunakan untuk mempelajari perubahan. Usulnya untuk studi manajemen perubahan dalam organisasi publik berfokus pada sifat kompleksnya dengan membangun jembatan teoritis dan melakukan studi empiris dan komparatif yang lebih mendalam tentang proses perubahan.
Artikel Paola Cantarelli (2015) membahas meta-analisis ke literatur administrasi publik tentang kepuasan kerja. Secara lebih umum, bagaimana sarjana manajemen publik dapat menggunakan metode ini untuk memanfaatkan penelitian puluhan tahun tentang topik lain dalam bidang administrasi publik. Studi ini melaporkan temuan tinjauan kuantitatif pertama dari literatur administrasi publik tentang kepuasan kerja. Banyak temuan termasuk ukuran efek yang diturunkan secara meta-analitis, ukuran heterogenitas dalam ukuran efek yang mendasari semua studi utama, dan beberapa indikator bias publikasi. Dalam menyajikan hasil meta-analisis di bahas kelebihan dan keterbatasan metodologi dan pembahasan bagaimana sarjana administrasi publik dapat memanfaatkan informasi ini sepenuhnya untuk memajukan pengetahuan di bidang lain dalam bidang administrasi publik.