Penelitian Fenomenologi (Penelitian Phenomenology)

Hnews.id | Penelitian fenomenologi merupakan salah satu penelitian kualitatif, dalam penelitian ini mendiskripsikan pengalaman sebuah fenomena individu dalam kehidupan sehari-hari, dan juga dalam penelitian ini peneliti diperbolehkan untuk mengaplikasikan kemampuan subyektifitas dan interpersonalnya dalam proses eksploratori.

Ciri-ciri penelitian fenomenologi yaitu

  1. mengacu pada kenyataan;
  2. memahami arti peristiwa dan keterkaitannya dengan orang-orang yang berada dalam situasi tertentu; dan
  3. memulai dengan diam (Helaluddin, 2018)

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, termasuk juga wawancara mendalam atau in-depth interview. Wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh informasi secara mendetail tentang fenomena yang akan diteliti, yang bertujuan pula untuk mendapatkan “sesuatu” dari yang belum terlihat. Data yang diperolah dari in-depth interview ini dilakukan analisis dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA).

Menurut Smith dikutip Bayir dan Limas (2016) ada beberapa tahapan dalam IPA, yaitu: (1) reading and re-reading, (2) initial noting, (3) developing emergent themes, (4) searching for connections accros emergent themes, (5) moving the next cases, dan (6) looking for patterns acros cases. Analisis IPA merupakan metode untuk memahami “secara apa” dari sudut pandang partisipan untuk dapat berada di posisi sang partisipan tersebut. Analisis ini juga berupaya untuk “memahami” sesuatu, konteks memahami yang dimaksud memiliki dua makna, yaitu memahami interpretasi dalam arti mengidentifikasi atau berempati dan memahami dalam arti memaknai. Analisis IPA berupaya untuk memaknai sesuatu dari sisi partisipan dan dari sisi peneliti juga sehingga terjadilah kognisi pada posisi yang sentral. IPA ini bertujuan untuk mengungkap secara detail bagaimana partisipan memaknai dunia pribadi dan sosialnya.

Fokus utama studi fenomenologi ini adalah makna berbagai pengalaman, peristiwa, dan status yang dimiliki oleh partisipan. Studi ini juga berupaya untuk mengeksplorasi pengalaman personal dan memfokuskan pada persepsi atau pendapat individu tentang pengalaman pada objek atau peristiwa (Lester, 1999).

Critical points artikel “Accreditation in one teaching hospital: a phenomenology study among Iranian nurses” dapat diakses melalui:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30354883/
Penelitian yang dilakukan oleh Saadati et al. (2018) bertujuan untuk mengetahui pengalaman akreditasi perawat dan pengaruhnya terhadap kualitas layanan rumah sakit pendidikan Iran.

Peneliti menggunakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengetahui pengalaman perawat terhadap pemahaman tentang akreditasi rumah sakit pada salah satu rumah sakit pendidikan di Iran tahun 2016. Rumah sakit ini memiliki 154 tempat tidur dan menerima kategori ‘grade 1 sangat baik’ dalam program akreditasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan Iran dan Pendidikan Kedokteran pada 2014 dan 2016. Kegiatan peningkatan kualitas sesuai dengan standar akreditasi dimulai pada tahun 2011 dengan partisipasi dan perencanaan manajer senior.

Peneliti mengumpulkan data menggunakan dua focus group (yang terdiri dari tujuh dan delapan perawat), yang diadakan di rumah sakit. Perawat dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Kriteria inklusi adalah pengalaman kerja lebih dari dua tahun dan berperan aktif dalam melaksanakan program akreditasi. Setiap kelompok diskusi berlangsung selama satu jam. Pertama, tujuan studi dijelaskan kepada perawat yang berpartisipasi dan kemudian diskusi dimulai. Lima topik yang dieksplorasi:

  1. Akreditasi dan artinya bagi perawat
  2. Peningkatan kualitas layanan
  3. Peran kelompok kerja saat melaksanakan program akreditasi
  4. Manajemen sumber daya manusia dalam proses akreditasi
  5. Menggunakan informasi untuk perencanaan dan peningkatan kualitas. Jika informasi yang diterima oleh peserta telah mencapai kejenuhan, maka topik berikutnya diangkat.

Untuk memenuhi pertimbangan etik, partisipasi bersifat sukarela, dan semua peserta dijamin kerahasiaannya, serta pengkodean untuk mencegah identifikasi peserta. Pencatatan selama sesi dilakukan oleh seorang peneliti. Setelah mendapatkan persetujuan peserta, sesi dicatat, dan setelah sesi semua diskusi ditranskripsikan dengan cermat.

Untuk memastikan ketelitian data, transkripsi diperiksa dengan catatan yang diambil selama sesi. Transkripsi diberikan kepada satu peserta di setiap sesi untuk diperiksa kelengkapannya. Transkrip dianalisis menggunakan analisis konten.

Penelitian ini melibatkan subyek penelitian perawat, responden dibagi menjadi dua kelompok untuk dilakukan in dept interview. Untuk menjamin obyektifitas data dilakukan pengkodean. Pemilihan responden merupakan aktor yang terlibat dalam proses akreditasi dan memiliki pengalaman di RS selama 2 tahun, sehingga pengalaman mereka diharapkan dapat memberikan informasi akurat bagi peneliti.

Related posts