Hnews.id | Isra ‘dan Mikraj adalah dua peristiwa dalam perjalanan penting yang dilakukan Nabi Muhammad ﷺ sepanjang satu malam dari Mekah ke Jerusalem dan kemudian naik ke syurga.
Isra’ diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan malaikat Jibril A.S bersama Nabi Muhammad ﷺ di suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Yerusalem sambil menunggangi ‘Buraq’ (hewan yang lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal). Sedangkan Mikraj adalah kenaikan Rasulullah ke surga.
Isra’ Mikraj terjadi pada saat Rasulullah ﷺ menghadapi cobaan dan rasa kehilangan yang hebat. Rasulullah baru saja menghadapi tahun kesedihan di mana ia kehilangan istri tercintanya, Khadijah RA dan pamannya, Abu Thalib. Setelah melalui begitu banyak kesedihan dan penderitaan, Allah ingin memberikan hadiah yang indah dan menghibur untuk Rasulullah. Di sisi lain, Allah juga menegaskan bahwa tujuan perjalanan itu adalah untuk menunjukkan kepada Nabi Muhammad ﷺ beberapa dari tanda-tanda kebesaran-Nya.
Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
[Asy-Syarh 94:5]
Apa keutamaan Isra’ dan Mikraj?
Perjalanan itu sendiri adalah untuk menunjukkan kebesaran Allah dan mukjizat-Nya. Saat itu Nabi Muhammad ﷺ salat bersama nabi-nabi lain di surga dan ia juga dapat melihat Jibril seperti dalam wujud aslinya. Dia juga mencapai Sidratul Muntaha (pohon bidara misterius yang menandai akhir dari langit ke-7) dan menjadi satu-satunya yang diizinkan untuk melewati batas tersebut.
Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.
[An-Najm 53:18]
Penetapan dan perintah untuk berdoa. Perintah salat diturunkan Allah dari langit ketujuh, sedangkan tugas dan ibadah lainnya diturunkan melalui wahyu kepada Nabi Muhammad ﷺ. Inilah bukti pentingnya salat dan keutamaannya.
Nabi Muhammad ﷺ berkata,
“Hendaklah kamu memperbanyak sujud, karena sesungguhnya kamu tidak melakukan sujud sekali untuk Allah, melainkan dengan sujud itu Allah mengangkatmu satu derajat dan menghapus darimu satu dosa.” – HR. Muslim
Bukti bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang sesungguhnya dan yang terakhir di antara mereka.
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.
[Al-Anbiya 21:25]
Bukti bahwa Nabi Muhammad ﷺ penuh cinta dan perhatian kepada para pengikutnya. Memahami bahwa perintah awal salat mungkin terlalu berat untuk diikuti umatnya, Nabi Muhammad ﷺ yang kita cintai terus memohon kepada Allah yang Maha Penyayang untuk mengurangi jumlah salat wajib. Akhirnya, jumlah salat wajib dikurangi menjadi lima kali dalam sehari. Atas dikabulkannya permintaan tersebut oleh Allah SWT, Rasulullah ﷺ sudah merasa cukup dan tidak lagi memohon lebih banyak. Sejak saat itu, amalan salat lima waktu pun dijalankan.
Sumber : #Muslimpro
[RR]