Hnews.id | Penggunaan helikopter untuk menjangkau sejumlah daerah terdampak banjir bandang Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terisolir akan dimaksimalkan. Demikian dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo
Daerah tersebut antara lain, Rote Ndao, Adonara, Malaka, Alor, dan lainnya. Doni mengatakan, sejauh ini telah tersedia 4 helikopter. Sebanyak 2 unit helikopter berada di Maumere, 1 unit di kota Kupang, dan 1 unit di Sumba.
Meski demikian, penggunaan helikopter ini bergantung pada cuaca di lokasi. Menurut Doni, cuaca di NTT masih berubah-ubah. Jadwal penerbangan Doni dengan Wakil Gubernur dan salah satu kepala daerah di Adonara gagal karena cuaca buruk.
“Hari ini praktis penerbangan helikopter mengalami hambatan,” ujar Doni dalam konferensi pers yang digelar Rabu (7/4/2021) malam.
Selain helikopter, Doni menyebutkan pihaknya juga mendapatkan dukungan dari TNI Angkatan Laut berupa 5 kapal dan 1 sea reader. Beberapa kapal tersebut difungsikan untuk mengangkut perlengkapan dan logistik, rumah sakit, dan lainnya.
BNPB juga mendapat dukungan dari TNI Angkatan Udara berupa sejumlah pesawat Hercules yang difungsikan membawa bantuan. Selain itu, terdapat 1 pesawat Garuda jenis ATR yang terbang di beberapa wilayah lokal NTT.
Terkait penanganan korban terdampak yang selamat, Doni menyebutkan baik pemerintah pusat maupun BNPB tidak akan memberikan hunian sementara (Huntara). Warga terdampak, kata Doni, bisa menyewa rumah kerabat.
“Sehingga risiko terpapar Covid akan bisa kita kurangi,” ungkapnya.
BNPB memberikan bantuan uang sebesar Rp500 ribu per bulan kepada setiap keluarga yang terdampak banjir bandang dan longsor. Doni meminta agar para pimpinan daerah agar mempercepat proses pengusulan kepada pemerintah pusat dan BNPB.
“Ini semata-mata upaya kami untuk mencegah agar jangan sampai tempat pengungsian menimbulkan masalah baru, yaitu Covid,” jelasnya. [ary]