Mudik : Lebaran Virtual

Hnews.idfoto/2021

Hnews.id | Mudik lebaran merupakan budaya yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Mudik merupakan tradisi untuk berkumpul dengan sanak keluarga. Orang-orang akan rela berdesak-desakan maupun bermacet-macet di jalan demi untuk dapat berkumpul dengan keluarga di momen setahun sekali yaitu Idul Fitri. Lebaran akan terasa kurang afdol tanpa mudik. Namun sejak Indonesia pandemi COVID-19, tradisi mudik terkena imbasnya. Pada tahun lalu 2020 dengan alasan untuk mencegah naiknya angka positif Covid-19, larangan mudik diberlakukan. Pun tahun ini 2021 juga dilarang oleh pemerintah. Larangan mudik sangat perlu untuk mengurangi risiko lonjakan kasus Covid-19.

Pelarangan mudik tahun ini tidak melulu harus dikaitkan dengan masalah perekonomian. Sebab, permasalahan utama dihadapi saat ini adalah pandemi Covid-19 itu sendiri. Perekonomian akan pulih ketika pandemi berakhir. Jadi kebijakan pemerintah melarang mudik dalam jangka panjangnya justru akan membantu pemulihan ekonomi. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, keputusan larangan mudik 2021 dihasilkan dari rapat tiga menteri. “Ditetapkan tahun 2021 mudik ditiadakan, berlaku untuk seluruh ASN, TNI, Polri, BUMN, swasta maupun pekerja mandiri juga seluruh masyarakat,” kata Muhadjir. Ia melanjutkan, pelarangan mudik lebaran 2021 ini untuk mendukung program vaksinasi Covid-19 yang masih berlangsung. “Sehingga vaksinasi bisa menghasilkan kesehatan maksimal. Aturan yang menunjang akan diatur Kementerian terkait,” ujarnya. Beliau menambahkan apabila kasus covid-19 bisa dipertahankan terus menurun, sementara vaksinasi juga terus dilakukan, kita bisa berharap pandemi bisa mereda bahkan berakhir.

Apa alasan utama pemerintah melarang mudik tahun ini, bahkan dilakukan penyekatan dijalur mudik? Karena dengan adanya mobilitas masyarakat yang tinggi dikawatirkan akan terjadinya perpindahan kasus ketempat yang lain. Ini perlu diwaspadai bahwasanya pandemi Covid-19 belum berakhir, jangan sampai terjadi lonjakan kasus seperti di negara India baru-baru ini, diakibatkan longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Lonjakan kasus tidak hanya terjadi di negara India, namun juga terbukti ditemukannya kasus baru covid-19 dibeberapa Negara. Di Inggris ditemukan mutasi Covid  baru yakni  B.1.1.7 dan di Afrika Selatan ditemukan mutasi covid-19 yakni B.1.3.5. Dimana kedua varian ini mempunyai kemampuan penyebaran yang lebih cepat kepada manusia. Varian baru ini dapat menghindari kekebalan alami maupun kekebalan hasil dari vaksinasi. Oleh sebab itu dengan tidak mudik, berarti kita mengikuti larangan pemerintah dan taat akan protokol kesehatan yakni menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.

Jadi pada dasarnya dengan adanya pelarangan mudik diharapkan mampu mencegah penyebaran Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia. Sepertinya mudik identik dengan macet. Kemacetan pasti menyebabkan kerumunan massa. Selain itu mudik juga menyebabkan kelelahan fisik dan mental si pemudik itu sendiri. Kelelahan akan memicu daya tahan tubuh menurun. Akibatnya, penyakit akan mudah menyerang tubuh terutama covid-19. Ingat bahwasannya pandemi Covid-19 belum berakhir. Jadi jangan lengah, meskipun kita sudah divaksin Covid-19, protokol kesehatan harus tetap ditaati sampai pandemi ini berakhir. Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha supaya pandemi Covid-19 cepat berlalu. Dengan tidak mudik akan membantu mencegah penularan covid-19. Lebaran bisa dengan virtual demi keselamatan anggota keluarga kita. Mari kita mulai dari diri-sendiri dan keluarga bersama-sama taat mematuhi aturan protokol kesehatan 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, menjahui kerumunan dan membatasi mobilitas. Pemerintah tidak akan mampu mengatasi pandemik ini sendirian bilamana masyarakat tidak mendukungnya. Semoga tahun depan kita bisa mudik !!!.

Related posts