Telemedicine Kian Populer di Kalangan Masyarakat

Hnews.id | Masyarakat gemar menghabiskan waktunya berjam-jam berselancar di dunia, terutama dimasa pandemi COVID-19 ini. Ketika kebijakan untuk tetap berada di rumah mulai diberlakukan, beberapa kegiatan mau tak mau dilakukan dari rumah, seperti sekolah, bekerja, rapat, maupun berbelanja, hampir semua aspek kehidupan dijangkau menggunakan internet atau via daring (dalam jaringan) dan masyarakat harus akrab dengan semua itu. Dengan kemajuan teknologi, tentunya ini sebuah solusi, bahwa segala kebutuhan terakomodasi di depan mata. Tinggal lihat, pilih dan nikmati. Rasa jenuh berhari-hari di rumah akibat pandemi Covid-19, menjadi terobati.

Kemajuan teknologi sudah merasuk ke berbagai bidang, bidang musik, pengetahuan, dan juga teknologi di bidang kesehatan yang semakin berkembang dan memudahkan masyarakat umum untuk memperolehnya. Tak terkecuali untuk pengobatan, pemerintah membantu mengembangkan beberapa media penunjang salah satunya ialah media telemedicine atau pengobatan jarak jauh, yang mana metode ini sebenarnya bukan hal baru, namun kian berkembang di masa pandemi ini dan makin sering digunakan oleh masyarakat umum, telemedicine ini pun diakui berguna untuk menekan angka penularan dari SARS-CoV2.

Telemedicine mencakup konsultasi melalui internet mengenai kondisi medis pasien, tenaga kesehatan dapat memberikan rekomendasi obat kepada pasien lewat media digital. Prosedurnya bisa dilakukan dalam bentuk obrolan dengan dokter langsung, maupun via telepon (beberapa perlu dilakukan pembayaran terlebih dulu untuk bisa melakukan panggilan dengan dokter). Namun, kendati demikian, telemedicine tidak bisa disebut sebagai pengganti kunjungan langsung pasien ke dokter atau ke rumah sakit, karena untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, pasien lebih baik mendapatkan informasinya langsung menemui dokter untuk diperiksa lebih lanjut.

Salah satu alasan telemedicine kian populer di kalangan masyarakat, karena kebijakan pemerintah yang memberlakukan agar beraktivitas dari rumah. Di beberapa perkantoran juga memberi kebijakan dan memperketat peraturannya, seperti; jika karyawan ataupun anggota keluarga karyawan tersebut pergi ke pusat layanan kesehatan, baik Rumah Sakit, klinik, maupun Puskesmas, entah untuk alasan pemeriksaan kesehatan, menjenguk ataupun berobat, maka karyawan tersebut harus melakukan isolasi mandiri selama dua minggu lamanya, meskipun karyawan tersebut tidak pergi langsung ke sana.

Tentunya peraturan itu, bukanlah peraturan yang cukup menyenangkan. Telemedicine menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat yang hendak menghindari kebijakan cuti yang dikhususkan bagi mereka yang pergi memeriksa kondisi kesehatannya dengan gejala yang ringan dan tidak terlalu serius, di masa pandemi ini. Sekarang, sudah banyak media telemedicine yang terpercaya dan aman serta mudah diakses oleh masyarakat, beberapa di antaranya juga bermitra dengan Kementerian Kesehatan. Cukup dengan duduk di rumah, masyarakat bisa mengaksesnya kapanpun, asalkan memiliki jaringan internet yang memadai. Beberapa kali terpantau media telemedicine menawarkan sejumlah promo, berupa potongan harga ataupun cashback. Seperti halnya saat ingin mengetes apakah dirinya positif terkena virus corona atau tidak, beberapa media telemedicine menyediakan promo berupa potongan harga dengan persentase cukup tinggi, masyarakat hanya perlu memasukkan kode promo, melakukan pembayaran dan pergi ke tempat tes yang sesuai.

Hal ini semakin menarik minat masyarakat untuk menggunakan metode pengobatan jarak jauh ini. Bahkan beberapa media tersebut bekerja sama dengan layanan jasa antar-kirim barang yang cukup familiar di telinga masyarakat. Dengan begitu, rasa kepercayaan masyarakat meningkat, dan dapat menghapus rasa ragu pada diri masyarakat umum ketika menggunakan platform digital ini.

Selain itu, manfaat telemedicine yang dirasa cukup menguntungkan masyarakat adalah tidak perlunya mengantre lagi untuk mendapatkan layanan kesehatan, seperti yang umum diketahui, dalam masa pandemi ini banyak Rumah Sakit maupun fasilitas layanan kesehatan lain yang sudah membludak dan tidak mampu menerima pasien lagi, bahkan cenderung menolak, disebabkan meningkatnya jumlah penderita COVID-19, terbukti dari terus meningkatnya penderita dari hari ke hari.

Bukan saja menghemat waktu pasien, mereka yang sakit juga bisa menghemat pengeluarannya, dengan melakukan diskusi lebih dulu melalui aplikasi maupun website dengan dokter umum, kemudian setelah mendapat diagnosis sementara, pasien bisa memilih untuk meneruskan pergi ke Rumah Sakit demi mendapat pelayanan yang sesuai dengan penyakit yang diderita, atau cukup berobat di rumah saja. Juga berlaku untuk beberapa penyakit yang cenderung tidak membutuhkan fasilitas yang krusial. Hal ini bukan semata menjadi pilihan perseorangan pasien, namun juga sesuai dengan arahan dokter umum setelah pasien memberitahukan gejala yang dirasakan.

Kemudian, di samping menghemat waktu karena tidak perlu mengantre, juga menekan beban pengeluaran, pasien juga bisa menebus resep obat yang diberikan oleh dokter melalui aplikasi online saja, cara ini tentu lebih efisien. Pasien tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih, hal ini seolah memihak mereka yang biasanya tinggal sendiri, ketika jatuh sakit dan tidak ada satupun yang bisa dipintakan tolong, maka platform telemedicine menjadi jawaban dan pilihan yang menguntungkan.

Selain konsultasi, tidak perlu mengantre untuk bertemu dokter, masyarakat juga bisa memesan obat yang sesuai dengan resep dokter melalui aplikasi yang ditawarkan oleh beberapa media telemedicine. Fitur tersebut memudahkan masyarakat memperoleh obat yang diperlukan, waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama, setelah melakukan pembayaran, sekitar 2-3 jam selanjutnya, akan ada jasa layanan yang mengantarkan obat yang sudah dipesan. Obat-obatan tersebut diperoleh dari apotek yang bekerja sama langsung dengan media telemedicine itu.

Beberapa fitur telemedicine dirasa sudah cukup untuk menunjang pemeriksaan kesehatan masyarakat yang tidak memerlukan diagnosis rinci, di antaranya fitur tanya jawab keluhan pasien dengan dokter umum, mencari dokter spesialis yang diinginkan, juga terdapat fitur untuk mencari rumah sakit tujuan yang diinginkan.

Untuk mendapatkan diagnosis yang lebih tepat, jika dirasa obrolan via chat di aplikasi dengan dokter umum belum cukup, pasien ataupun masyarakat dapat melakukan chat dengan dokter spesialis yang disediakan dalam platform tersebut untuk berkonsultasi lebih dalam mengenai simtom yang dirasakan. Dokter spesialis jelas lebih tahu mengenai gejala dan mudah untuk mendiagnosis kondisi pasien. Namun, jika merasa cukup serius, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk pergi ke rumah sakit langsung agar dapat diketahui penyakit apa yang sedang diderita oleh pasien.

Penulis meyakini bahwa telemedicine akan terus berkembang dan akrab di telinga masyarakat.  Fiturnya pun kian beragam, tidak terbatas, cukup sering ditawarkan berbagai promo menarik dan mengedepankan kesehatan pasien. Jelas ini merupakan solusi cerdas bagi masyarakat, membantu mereka untuk tetap berada di rumah, meski saat sedang sakit dan butuh pengobatan.

Related posts