Hnews.id | Menurut Wu, 2008, safety leadership adalah proses interaksi antara pimpinan dan pekerja, dimana pimpinan dapat mempengaruhi pekerja, dalam rangka mencapai tujuan keselamatan kerja organisasi, dengan kondisi yang ada pada organisasi dan diri pekerja. Peran safety leadership cukup penting dalam membangun keselamatan dan kesehatan kerja di masa pandemi Covid-19. Jika komitmen dan keterlibatan pemimpin tidak setulus hati dalam berinteraksi dengan pekerja, maka akan terasa sulit dalam menerapkan keselamatan kerja.
Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan yang tidak dapat dihindari, seluruh masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 terutama di Indonesia, dituntut untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi akibat pandemi ini. Pada awalnya masih banyak keraguan di masyarakat, untuk mengikuti perubahan tersebut, dikarenakan tidak/kurangnya rasa percaya terhadap pandemi yang sedang terjadi. Namun seiring berjalannya waktu, perubahan ini memberikan dampak yang baik untuk pemimpin, agar lebih visioner dan preventif dalam mempersiapkan masa depan sebuah organisasi. Setiap organisasi memerlukan sosok pemimpin yang mampu mempertahankan organisasinya dengan keputusan yang terbaik.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mendengar yang baik, dan dapat membaca lingkungan mulai dari aspek sosial hingga ekonomi, serta harus memiliki konsistensi, karena konsistensi berjalan beriringan dengan keteladanan. Pemimpin juga harus peka terhadap perubahan dan aspirasi, yang nantinya akan berdampak kepada keberanian mengambil keputusan yang terbaik.
Agar berhasil membangun sebuah budaya keselamatan yang efektif, maka seorang pemimpin keselamatan perlu memiliki karakter leadership sebagai berikut:
1. Optimistis, visioner, dan memiliki komitmen yang kuat
2. Memiliki kompetensi yang unggul
3. Memiliki sistem manajemen keselamatan yang jelas
4. Kemampuan berkomunikasi, memahami bawahannya serta percaya kepada timnya.
5. Pemimpin menjadi pembimbing, penasehat dan motivator
6. Bertanggungjawab
7. Pemantauan efektivitas dan melakukan pengukuran kinerja keselamatan
8. Konsisten dalam melakukan peningkatan kinerja keselamatan yang berkelanjutan
9. Berinovasi dan membuat strategi untuk menciptakan safety culture (Budaya Keselamatan)
Pemimpin dituntut untuk lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja dimasa pendemi ini, dengan menerapkan peraturan baru di era pandemi Covid-19. Pemimpin harus memberi contoh yang baik kepada para pekerja, seperti halnya memakai masker (memfasilitasi masker untuk pekerja), menjaga jarak (membatasi jumlah pekerja yang work from office dengan memberlakukan work from home), dan mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer, melakukan cek kesehatan secara berkala untuk pencegahan penularan Covid-19. Serta memberikan sanksi bagi para pekerja yang tidak mengikuti peraturan tersebut.
Penulis berpendapat bahwa menempatkan orang yang baik pada sistem yang buruk, maka akan mendapatkan hasil yang buruk, tempatkanlah orang yang tepat dengan membangun sistem yang tepat pula.