Kesehatan Reproduksi di Masa Pandemi Covid-19

Hnews.idfoto/2021

Hnews.id | Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19, kegiatan-kegiatan mulai dibatasi, ada pembatasan sosial/fisik, dan kehilangan pekerjaan hingga jatuh miskin. Dampak lain yang tidak kalah pentingnya ialah terhadap kesehatan reproduksi pada remaja. Ditemukan banyak praktik mandiri bidan yang tutup, kunjungan pelayanan kesehatan ibu menurun, penurunan pelayanan KB, sehingga diprediksi akan terjadi pertambahan kelahiran yang tidak diinginkan nantinya. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran and sistem reproduksi (WHO). Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Menurut Sariyani, 2020 bahwa setiap remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua, sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menghasilkan generasi yang sehat dan berkualitas.

Di masa pandemi Covid-19, masyarakat dituntut untuk lebih memperhatikan kesehatan termasuk kesehatan reproduksi. Data dari satgas Covid-19 menunjukkan bahwa angka perempuan tertular Covid-19 hampir sama tingginya dengan laki-laki, padahal perempuan memiliki mobilitas yang lebih sedikit dibanding laki-laki. Pemerintah turut merilis bahwa klaster keluarga ternyata sangat berpengaruh terhadap penularan virus ke ibu rumah tangga.

Dampak yang timbul selain permasalahan penularan penyakit Covid-19 yaitu adalah kesehatan reproduksi dan psikososial yang dialami masyarakat Indonesia khususnya remaja, yang merupakan kelompok umur yang paling banyak terdampak, dan menjadi sumber penularan bagi keluarganya. Hal ini disebabkan karena remaja harus beraktivitas, namun perilaku adaptasi kebiasaan baru (new normal) pada remaja sulit dikembangkan. Dalam keadaan kebiasaan baru (new normal) yang memaksa sistem di era digitalisasi diperlukan, juga informasi media yang benar dan tepat serta kesepahaman bersama akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja, sehingga dapat membantu mereka untuk mencegah perilaku penyimpangan seksual yang belakangan ini meningkat.

Penulis berharap, untuk dimasa pandemi Covid-19 para remaja agar dapat menerapkan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, dan melakukan aktifitas fisik minimal 20 menit selama dirumah, guna meningkatkan daya tahan tubuh.

Related posts