Hnews.id | Virus corona atau severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-Cov-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Efek Virus corona gangguan ringan, sampai menyebabkan gangguan pernafasan berat hingga mengalami kematian. Virus corona sendiri berasal dari suatu daerah yang ada di dalam negara tiongkok yaitu kota wuhan.
Simpang siurnya virus ini mengakibatkan kontroversi pembicaraan yang sangat menarik di kalangan akademis atau forum-forum nasional dan internasional, ada yang menyebutkan virus itu bagian dari senjata biologis yang bocor akibat kelalaian petugas lab, hingga bahkan ada yang menyebut sebagai konspirasi dunia untuk menyelenyapkan sebagian dari populasi umat manusia. Terlepas dari pada kontroversi tersebut, penyakit ini telah membuat dunia gempar tidak hanya aspek kesehatan saja, tapi lebih dari itu virus corona telah merubah tatanan hidup orang banyak, termasuk didalamnya tatanan ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Per tanggal 22 mei 2022 kasus corona di Indonesia adalah 1,76 juta yang terjangkit virus corona, dengan capaian angka sembuh mencapai 1,62 juta jiwa dan angka kasus meninggal mencapai 48.887 meninggal.
Virus corona masuk ke Indonesia bulan maret 2020 sampai saat ini sudah 1 tahun lebih, terhitung virus tersebut menghantui setiap orang yang beraktivitas di luar. Pemerintah sendiri sudah melakukan segala upaya dalam memutus mata rantai virus tersebut, mulai dari kampanye melakukan hidup bersih sampai mendatangkan vaksin langsung dari china. Menurut data kemenkes vaksinasi virus corona di indonesia mencapai 7,24 % untuk tahap pertama adapun vaksin tahan 2 mencapai 4,66 %. Menurut juru bicara kemenkes untuk vaksin Covid-19, Siti Nadia Tarmizi bahwa Indonesia termasuk negara pada posisi kedelapan dari 60 negara yang telah melakukan vaksinasi. Ini merupakan pencapaian yang besar berkat dukungan dari masyarakat. di kutip dari laman resmi kemenkes RI, Selasa (13/4/2021).
Virus COVID-19 bisa tidak mengerikan, bisa juga mengerikan, apalagi di tambah komorbid atau penyakit penyerta lainnya. Komorbid menjadi salah satu istilah yang sering terdengar selama pandemi COVID-19. Sederhananya, penyakit komorbid adalah penyakit penyerta yang dialami pasien. Istilah ini menjadi sering terdengar karena seseoang yang memiliki komorbid disebut berisiko mengalami kondisi parah saat terinfeksi virus corona. Disaat virus corona menyerang seseorang, maka peran keluarga sangat penting dalam peningkatan imun tubuh. Menurut seorang psikolog Muhammad Chalid bahwa keluarga punya peran penting bagi pasien positif COVID-19 bergejala ringan dan tanpa gejala (OTG) untuk dapat sembuh. Dirinya mengatakan dukungan seperti informasi positif tentang virus COVID-19, ternyata dapat meningkatkan imunitas tubuh pasien yang terpapar. Cholid mengungkapkan dukungan psikologis dari keluarga, bisa menguatkan mental anggota keluarganya yang terpapar Covid-19, dengan mengirimkan doa atau informasi positif untuk menjaga imunitas anggotanya yang OTG.
Penulis berpendapat bahwa yang terpenting dari hal diatas adalah peran keluarga, saat salah satu dari anggota keluarganya terpapar positif corona, keluarga menjadi suntikan semangat di samping para nakes yang merawatnya. Keluarga pula yang harus menguatkan mental saat mental pasien sedang jatuh, keluarga pula yang mengurus segala keperluan pada saat pasien itu di rawat, atau keluarga pula pengganti nakes saat salah satu keluarganya diisolasi mandiri di rumah.