Problematika Anemia Pada Ibu Hamil

Hnews.idfoto/2021

Hnews.id | Salah satu penyebab anemia pada proses kehamilan dan pasca kehamilan adalah kurangnya zat besi. Mortalitas di negara berkembang sudah mencapai 20 persen. Penyebab utamanya dikarenakan kekurangan jumlah sel darah merah bahkan berdampak pada perkembangan janin, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), dan tingginya kematian saat persalinan (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Upaya yang dilakukan untuk mencegah kejadian tesebut, kepada para ibu hamil diwajibkan untuk lebih aktif dalam melakukan pemeriksaan kehamilan secara lengkap mulai dari proses hingga pasca kehamilan.

Masalah anemia adalah masalah yang sering ditemui pada wanita hamil, sehingga pertumbuhan bayi akan terganggu dan akan mengurangi aktivitas sehari-hari. Langkah utama dalam melakukan pencegahan dan pengendalian anemia pada ibu hamil, dengan melakukan kunjungan antenatal care untuk mengurangi efek buruk pada penyakit anemia, dan membantu agar memiliki keturunan yang sehat dan produktif. Ibu hamil harus waspada dalam mendeteksi dan menangani komplikasi anemia seperti persalinan premature dan juga memantau janin dalam masa pertumbuhan karena janin cenderung kecil. Sebenarnya yang dimaksud anemia adalah kondisi dimana sel darah merah (eritrosit) yang berkurang di dalam sirkulasi darah, atau masa hemoglobin yang menyebabkan tidak mampunya memenuhi fungsi sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Anemia yang ditemukan pada ibu hamil di Indonesia ada sekitar 70 persen atau 7 dari 10 ibu hamil, menderita anemia.

Dampak anemia pada masa kehamilan bervariasi, dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadi gangguan kelangsungan pada kehamilan (aboruts, partus imatur/prematur), gangguan proses pada saat persalinan (intertia atonia uterus, partus lama, tria pendarahan), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksidan stress kurang, produksi pada ASI rendah) dan gangguan janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, berat badan lahir rendah, serta kematian perinatal). Kejadian anemia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor tersebut yaitu remaja kurang paham terkait anemia. Sehingga remaja yang kurang paham terkait anemia tersebut, mesti diberikan penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pada remaja tentang penyebab serta bagaimana cara pencegahan penyakit anemia (Putri, 2018).

Ibu hamil yang datang ke pelayanan antenatal care selama 1 kali kunjungan selama masa kehamilan ada sekitar 86,74 persen (Konje, 2018). Bila ibu hamil tidak teratur mengontrol kehamilannya, berisiko 4 kali lebih besar untuk menderita penyakit anemia (Holmes, 2011). Pelayanan AnteNatal Care dilakukan untuk memantau status kesehatan dalam proses kehamilan, AnteNatal Care menekankan skrining rutin anemia, saran untuk diet, suplementasi zat besi serta konseling keluarga berencana untuk menunda kehamilan berikutnya. Pelayanan antenatal mengidentifikasi kemungkinan dan kelainan anemia selama kehamilan secara dini (Widiasih, 2019). Ibu hamil secara teratur yang melakukan pemeriksaan akan mendapatkan edukasi tentang kesehatan ibu dan pemberian obat penambah darah (Antono, 2017).

Zat besi merupakan hal terpenting dalam masa masa kehamilan, dan untuk bayi agar memenuhi standar hematopoiesis, pertumbuhan serta perkembangan. Perhatian lebih diberikan pada situasi defisiensi besi dan anemia defisiensi besi, karena prevalensi global yang tinggi dalam kelahiran dan hasil kesehatan yang dapat merugikan pertumbuhan bayi, kelahiran bayi premature, diabetes gestasional, kesehatan pada pencernaan, serta penyakit neurodegenerative selama penuaan.

Problem utama suplementasi tablet Fe dalam kehamilan adalah kepatuhan, dan mungkin mejadi pendorong tingginya prevalensi anemia kepada ibu hamil (Ugwu, 2014). Responden ibu hamil sebagian besarnya memiliki kepatuhan yang rendah ada 15 orang (50 persen) dengan alasan mengalami mual, tidak melakukan kontrol kembali di pelayanan kesehatan, dan lupa meminumkan obat. Bila ibu hamil tidak menjalankan kepatuhan dalam meminum obat penambah darah, hal itu akan menyebabkan anemia dan mengalami gangguan pada janin (Gebre, 2015). Kepatuhan yang terjadi pada ibu hamil saat mengkonsumsi tablet Fe, sering menjadi permasalahan karena kepatuhan yang sangat sulit untuk diterapkan pada diri sendiri, apalagi terhadap orang lain, sehingga banyak ibu hamil yang kurang mematuhi untuk mengkonsumsi zat besi. Alasan lain ibu hamil tidak mengkonsumsi zat besi yaitu lupa, malas, dan bosan mengkonsumsinya jikalau setiap hari harus mengkonsumsi zat besi tersebut. Untuk membantu meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi, penulis menyarankan agar petugas kesehatan mengikut sertakan keluarga untuk mengawasi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Pengawasan mengkonsumsi tablet besi adalah kegiatan untuk menjamin kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi, sesuai dengan dosis serta jadwal yang telah ditetapkan.

Related posts