Hnews.id | Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari setahun, melumpuhkan dan membuat beberapa negara di dunia melakukan lockdown, dan semua kegiatan tatap muka terhenti. Sama seperti di Indonesia, hampir semua kegiatan berjalan daring (dalam jaringan), baik itu dunia akademik ataupun dunia pekerjaan. Sistem kesehatan di beberapa negara praktis tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sistem kesehatan Indonesia juga terdampak. Menurut Jendral Tedros Adhanom Ghebreyesus dari WHO setelah mengetahui virus Covid-19, mengatakan bahwa Covid-19 ini terjadi bisa karena bobroknya distrik dan sistem pelayanan kesehatan di dunia. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah kasus hanya dalam hitungan hari, seperti halnya di Indonesia yang saat ini menginjak lebih dari 1 juta kasus pasien yang terkonfirmasi terpapar Corona. Karena lonjakan kasus inilah yang membuat tenaga medis Rumah Sakit kewalahan, belum lagi beberapa diantaranya meninggal karena ikut terinfeksi virus. Tercatat lebih dari sekitar 136 dokter meninggal dunia akibat terpapar virus Corona.
Cepatnya penyebaran virus Corona hingga membuat seluruh dunia resah. Teringat dengan maraknya wabah Ebola yang terjadi sekitar tahun 2014-2015 silam. Dalam wabah yang berasal Afrika ini juga memakan banyak sekali korban jiwa hampir sekitar 3.000 orang yang telah terenggut nyawanya dalam virus satu ini. Bahkan pada saat itu, presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan bahwa wabah ini merupakan salah satu ancaman keamanan terbesar bagi dunia, karena melihat beberapa kasus di Afrika Barat hampir sebanyak 70% warganya tewas karena terkonfirmasi wabah Ebola. Sama seperti halnya virus Corona yang membunuh sekitar 37.000 korban di Wuhan. Buka hanya virus ini saja yang telah menggegerkan dunia tetapi juga ada Malaria, Flu Burung, HIV/AIDS dan TBC yang saat ini masih terdeteksi keberadaannya.
Dalam mengatasi pandemi ini, maka perlu penguatan sistem kesehatan dinegara manapun. Penulis berpendapat bahwa sistem kesehatan di suatu negara dipengaruhi oleh beberapa hal seperti contohnya, pelayanannya yang kurang baik, dokter dan staf medis yang disediakan kurang ahli atau profesional dalam bidangnya, semuanya serba terbatas, fasilitas umum seperti ruangan isolasi bagi penderita belum memadai, Rumah Sakit penuh dengan pasien akibat lalainya tugas dokter dan perawat, hingga menyebabkan kasus terindikasi positif dan kematian pasien meningkat dan lain sebagainya.
Selain itu penulis menyarankan harus ada penguatan dan perbaikan layanan kesehatan, dan kerjasama yang kuat antara pemerintah, staf medis dan masyarakat, dalam mengurangi kasus Corona, sehingga risiko buruknya sistem Kesehatan negara tak terjadi dan semua warga negara bisa beraktivitas seperti biasanya. Menjaga kesehatan dan sistem imunitas juga sangat diperlukan, karena dalam tubuh yang sehat pasti terdapat jiwa yang kuat.
Saat ini, banyak kemajuan dan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menggencarkan perlawanan Indonesia dalam memerangi virus Corona, salah satunya adalah dengan memberikan dan mendistribusikan vaksin kepada seluruh masyarakat, baik dari desa ataupun kota, baik tua maupun muda, memperbaiki sistem pelayanan Rumah Sakit dengan memberikan perawatan khusus bagi mereka yang terindikasi positif corona, profesionalitas dokter dan staf kesehatan mulai meningkat, perbaikan faislitas mulai dilakukan, memanajemen ruang gawat darurat dengan baik, dan menyiapkan segala fasilitas terbaik untuk setiap pasien. Jika hal ini terus digencarkan dan berjalan dengan tertib serta masyarakat tetap mematuhi kebijakan pemerintah, dan terus menjaga kebersihan, kemungkinan besar kita semua akan berhasil melawan dan memutus rantai penyebaran virus covid-19.