Hnews.id | Pandemi Covid-19 kini telah mewabah diseluruh dunia, dan memberikan dampak dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya aspek ekonomi, pendidikan, politik, hingga kemudian pandemi Covid-19 dinyatakan sebagai bencana Nasional. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah, untuk menghambat laju penyebaran virus Covid-19, yang hingga saat ini memakan banyak korban jiwa. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah antara lain; kebijakan menjaga jarak (social distancing), Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan disediakannya program vaksinasi Covid-19.
Penanganan Covid-19 di Indonesia memasuki situasi yang berbeda, sudah dimulainya dilakukan vaksinasi Covid-19 untuk seluruh warga masyarakat. Upaya preventif ini sebagai respon dimana semua negara berlomba-lomba memperebutkan vaksin, agar ekonomi bisa segera bangkit dan kehidupan kembali pulih (Ihsanuddin, 2020). Vaksinasi Covid-19 memang menjadi jalan paling rasional untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Bulan Oktober 2020 yang lalu, Kemenkes mengeluarkan hasil survey bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) tentang pendapat masyarakat atas akan dilaksanakannya vaksinasi Covid-19. Hasilnya, 64,8% masyarakat bersedia divaksinasi, 7,6% menolak dan 27,6% masih ragu (CNNIndonesia, 2020).
Saat ini negara kita pun berusaha untuk mengelola vaksinasi mulai dari pengadaan, pendanaan dan distribusinya, bahkan termasuk hubungan dan elaborasi antar Lembaga dan Kementerian, yang dilakukan secara komperhensif. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 99 Tahun 2020 mengenai Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, yang telah ditandatanganinya pada 5 Oktober 2020.
Program vaksinasi yang sudah dimulai ini bertujuan untuk menurunkan kematian akibat Covid-19, yang mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, lalu menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi pandemi. Sebagai salah satu tujuan program vaksinasi yakni, kekebalan kelompok akan dihasilkan dengan vaksinasi terhadap 70% populasi. Karena itu, pemerintah menetapkan sasaran optimal vaksinasi sebesar 80% dari penduduk yang lebih berisiko tertular. Sedangkan, sasaran vaksinasi Covid-19 adalah seluruh penduduk di Indonesia.
Tahap pertama, pemerintah memprioritaskan program vaksinasi kepada garda terdepan perlawanan terhadap Covid-19, yaitu paramedis, petugas pelayanan publik, serta TNI/Polri dan aparat penegak hukum. Prioritas berikutnya diberikan kepada para tokoh masyarakat/agama, perangkat daerah dari tingkat kecamatan hingga RT, sebagian pelaku ekonomi, seluruh tenaga pendidik, aparatur pemerintah pusat dan daerah, anggota legislatif, serta peserta BPJS penerima bantuan iuran (PBI).
Untuk memenuhi kebutuhan vaksin, pemerintah mengkaji kualitas vaksin. Kriteria vaksin yang berkualitas adalah efikasi dan efektivitas. Efikasi adalah besarnya kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu dalam kondisi ideal. Sedangkan, efektivitas adalah kemampuan vaksin dalam mencegah penyakit dan menekan penularan terhadap individu pada lingkungan masyarakat luas. Berbagai hal dapat mempengaruhi efektivitas sebuah vaksin. Faktor pertama adalah si penerima vaksin, seperti usianya, komorbid (penyakit penyerta), lalu history infeksi sebelumnya, dan jangka waktu sejak vaksinasi pertama dilakukan. Lalu faktor keduanya adalah karakteristik dari vaksin tersebut, seperti jenis vaksin, active atau inactivated, komposisi vaksin dan cara penyuntikannya. Sedangkan, faktor ketiga atau terakhir yaitu kecocokan strain pada vaksin dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat.
Penulis mengingatkan walaupun masyarakat sudah divaksin tapi protokol kesehatan tetap diterapkan secara ketat oleh kita semua, yaitu Memakai masker, Mencuci tangan dan juga Menjaga jarak. Selain perilaku 3M tersebut, masyarakatpun tetap menghindari keramaian atau kerumunan, dan tidak lupa tetap olahraga 30 menit setiap hari, konsumsi makanan dengan gizi seimbang, dan mengelola stress.