Hentikan Rokok di Masa Pandemi Covid-19

Hnews.idfoto/2021

Hnews.id | Rokok menjadi permasalahan yang mengancam kelangsungan hidup generasi di masa mendatang.. Konsumsi rokok terus meningkat dari tahun ke tahun dan saat ini Indonesia peringkat ketiga dunia dengan jumlah perokok yang tertinggi setelah China dan India. Menurut Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa prevalensi merokok di Indonesia saat ini sekitar 75 juta orang atau 33% dari jumlah penduduk Indonesia dengan angka tertinggi berada pada kaum usia 10-49 tahun. Data Riskesdas juga menunjukkan bahwa prevalensi merokok pada kaum usia 10-18 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2013 yaitu 7,20% naik ke 9,1% pada tahun 2018. Lalu, ada lebih dari 75% penduduk Indonesia menjadi perokok pasif dalam aktivitas sehari-harinya di tempat ruangan tertutup atau biasanya rumah. Merokok tentu sangat membawa pengaruh buruk terhadap kebiasaan individu. Sifat merokok yang membuat seseorang menjadi kecanduan (adiktif) secara permanen, dapat menyebabkan kebiasaan merokok menjadi hal yang biasa atau sulit untuk diberhentikan. Kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan seseorang menjadi egois, hal ini dikarenakan dengan seseorang yang merokok dilakukan di depan umum atau ruang publik. Padahal kebiasaan merokok inilah yang nantinya akan menjadikan orang lain sebagai perokok pasif.

Pemerintah Indonesia menetapkan program pencegahan COVID-19 dengan anjuran “Di Rumah Saja” dan menerapkan Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB). Masyarakat Indonesia diharapkan untuk tidak keluar rumah, untuk menekan penularan virus. Lalu kegiatan bekerja, belajar, dan beribadah dilakukan di rumah saja. Pembatasan sosial yang telah berlangsung lama dan tidak tahu kapan usainya, menyebabkan  masyarakat yang berdiam di rumah menjadi stress atau depresi. Hal itu dikarenakan masyarakat yang berdiam di rumah tidak mempunyai aktivitas yang membuat dirinya berkreasi di rumah. Lalu, ada juga masyarakat yang ketika sedang  stress atau depresi mereka melakukan yang namanya merokok. Padahal mereka tahu bahwa itu tidak baik dilakukan karena mengingat virus korona ini menyerang bagian saluran pernapasan. Di sisi lain juga akan lebih rentan terinfeksi virus korona bagi mereka yang perokok pasif. Oleh karena itu, kebiasaan merokok harusnya segera diberhentikan, khususnya di masa pandemi saat ini.

Kandungan Senyawa Asap Rokok

Rokok terbuat dari tembakau yang nantinya akan dihirup oleh si perokok. Proses merokok terjadi bila nikotin dan asap rokok keluar dari dalam tembakau. Nikotin adalah senyawa yang paling banyak ditemukan di dalam rokok hingga semua alkaloid menjadi bagian dari nikotin. Kandungan senyawa penyusun rokok dapat mempengaruhi pemakai dengan adanya alkaloid yang bersifat perangsang (stimulant). Alkaloid yang terdapat di dalam daun tembakau rokok antara lain : nikotin, nikotirin, anabasin, myosmin, dan lain-lain. Merokok tentunya akan menghasilkan asap, di dalam asap rokok mengandung tiga zat kimia yang tentunya paling berbahaya yaitu tar, nikotin, dan karbon monoksida. Getah tembakau atau biasa disebut tar merupakan campuran dari beberapa zat hidrokarbon. Nikotin menjadi komponen yang terbesar pada asap rokok, dan dapat dikatakan itu merupakan zat aditif. Karbon monoksida merupakan gas beracun terhadap hemoglobin pada sel darah merah. Diantara ketiga senyawa tersebut, terdapat juga beberapa senyawa yaitu senyawa piridin, amoniak, karbon dioksida, keton, aldehida, cadmium, nikel, zink, dan nitrogen oksida.

Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan Manusia

Merokok penyebab kematian akibat kanker paru sebesar 87%. Pada wanita, kanker payudara menjadi penyebab utama kematian. Merokok juga menjadi penyebab dari kegagalan kehamilan untuk seorang ibu, meningkatkan kematian bayi, dan penyakit lambung kronis. Merokok juga dapat membuat terganggunya kinerja paru-paru yang norma,l dikarenakan hemoglobin lebih mudah membawa karbon dioksida untuk membentuk karboksihemoglobin, daripada membawa oksigen. Seseorang yang banyak merokok atau yang disebut perokok aktif dan seseorang yang menghirup asap rokok atau yang disebut perokok pasif, akan berakibat paru-parunya lebih banyak mengandung karbon monoksida dibandingkan oksigen, sehingga yang terjadi kadar oksigen dalam darah kurang lebih 15% daripada oksigen normal.

Penyakit yang berhubungan  dengan merokok adalah penyakit yang diakibatkan langsung oleh perokok. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian para perokok antara lain : Penyakit Jantung Koroner, Trombosis Koroner, Kanker, Bronkitis, dan lain-lain. Penyakit paru-paru lain yang diderita oleh penderita bronchitis disebut emfisema atau sulit bernafas, yang dimana penyakit tersebut disebabkan oleh rusaknya sebagian dinding paru-paru. Rusaknya dinding paru-paru disebabkan oleh bernafas dengan udara yang tercemar. Asap rokok merupakan penyebab utama dalam pencemaran udara sehat. Perokok pasif yang tinggal satu rumah dengan perokok aktif tentunya dua kali akan lebih mudah terkena penyakit kanker paru-paru, dibandingkan dengan perokok aktif yang mereka hanya melepaskan asap rokok di lingkungan bebas asap rokok. Beberapa efek yang dapat timbul dari kebiasaan merokok, antara lain : wajah keriput, gigi berbecak dan nafas bau, lingkungan menjadi bau, menjadi contoh yang buruk buat anak, dan menjadi gerbang untuk menggunakan narkoba.

Pencegahan Merokok

Pencegahan merokok, menurut penulis perlu dilakukan kerjasama yang baik dari semua pihak. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan harga rokok dengan menaikkan pajak rokok. Dengan tingginya harga rokok dapat membuat kegiatan merokok pada golongan anak-anak, remaja dan golongan menengah kebawah menggantikan aktivitas merokok dengan hal-hal yang positif. Lalu dengan memasang peringatan pada bungkus rokok. Penanganan  pada perokok berat tidak hanya ditujukan kepada efek balik yang ditimbulkan, akan tetapi juga memberikan bekal kepada perokok untuk menolak keinginan merokok yang muncul sewaktu-waktu.

Berikut beberapa cara dan tips untuk melakukan pencegahan dan menanggulangin merokok antara lain:

  • Hindari berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok.
  • Yakinkan bahwa kita tidak perokok kepada orang sekitar.
  • Memperbanyak mencari tahu tentang bahaya merokok.
  • Hindarkan sesuatu yang berkaitan tentang rokok, seperti iklan, sponsor, poster dan rokok gratis.
  • Melakukan hal-hal positif lainnya, seperti; olahraga teratur dan bermain dengan hobi sendiri.

Related posts