Persiapan Sekolah Dalam Pembelajaran Tatap Muka

itjen.kemendikbud.go.idfoto/2021

Hnews.id | Bahkan sebelum pandemi Covid-19 mewabah keseluruh dunia, beberapa negara sudah menghadapi krisis dalam proses pembelajaran. Dengan adanya penyebaran virus Covid-19, bahkan pendidikan menghadapi krisis penutupan sekolah, mungkin tidak hanya menyebabkan hilangnya pembelajaran dalam jangka pendek, tetapi juga mengurangi sumber daya manusia dan peluang ekonomi bagi anak-anak dan remaja dalam jangka panjang.

Secara global,  penutupan sekolah secara berkepanjangan dapat merugikan siswa yang rentan dan kurang beruntung, yang mana sangat bergantung pada sekolah untuk berbagai layanan sosial, termasuk kesehatan dan gizi. Dampak terhadap pendidikan kemungkinan besar akan “menghancurkan”  negara yang menghasilkan tingkat pembelajaran yang  rendah, tingkat putus sekolah yang tinggi dan kesadaran yang rendah akan  pendidikan. Indonesia sudah seharusnya fokus dan berinovasi dalam masa pandemi Covid-19 ini.

Kebijakan pemerintah dalam  menuju era “New Normal”, maka sekolah harus melakukan persiapan untuk menjalankan berlakunya proses kegiatan belajar tatap muka dan harus mendapatkan rekomendasi atau berkoordinasi dengan pemerintah setempa,t dan harus siap menerapkan protokol kesehatan yang telah di tentukan oleh pemerintah. Sekolah juga harus menyediakan sarana untuk mencuci tangan, hand sanitizer, mewajibkan para siswa untuk menggunakan masker dalam  proses pembelajaran, hingga melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala dan rutin untuk menghindari penyebaran covid-19.

Meski masih banyak pihak yang khawatir dengan risiko Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan berlangsung pada tahun ajaran baru Juli 2021, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan bahwa sebagai aturan vaksin diprioritaskan bagi guru, saatnya kembali ke sekolah untuk dilakukan pembelajaran. Menurutnya, tidak ada solusi lain selain anak harus mulai berinteraksi kembali. Dia mengatakan bahwa sekolah wajib memberikan pilihan tatap muka. Namun, ia menegaskan bahwa orang tua memiliki hak mutlak untuk memutuskan apakah akan mengizinkan anaknya belajar secara tatap muka atau tidak. Ini adalah hak istimewa orang tua untuk memilih anaknya mau PTM atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Penulis meyakini bahwa peran orang tua dalam menyukseskan PTM ini sangat penting. Tentu saja kementerian terkait, kementerian kesehatan dan sekolah juga sangat berperan. Kementerian Kesehatan telah menetapkan protokol kebersihan yang sangat ketat. Namun, pada akhirnya, terserah orang tua untuk memutuskan, apakah akan mengizinkan anak mereka untuk berpartisipasi secara tatap muka atau tidak. Tugas pemerintah adalah memastikan bahwa peraturan kesehatan yang paling ketat menjadi aturan mainnya.

Related posts