Demam Berdarah di Saat Pandemi

Hnews.id | Kasus demam berdarah saat pandemi Covid-19 merupakan salah satu pekerjaan tambahan pada saat ini. Jika saja tidak terpantau dengan baik, maka akan jadi beban yang perlu ditangani oleh pemerintah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu jenis penyakit yang sudah tidak asing lagi terdengar di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang penyebarannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Sebaran nyamuk dewasa dari satu habitat ke habitat lain dilakukan dengan cara terbang. Nyamuk tersebut tidak hanya terbang penyebaran dapat terjadi dikarenakan terbawa angin ataupun terbawa kendaraan. Dikarenakan pandemi Covid saat ini banyak gedung-gedung atau perkantoran yang mengalami kekosongan dengan waktu yang cukup lama, dengan begitu maka penyebaran nyamuk semakin cepat dikarenakan adanya genangan air dan tempat tempat yang sudah tidak terpakai seperti biasanya. Kurangnya keberadaan manusia dan aktifitasnya dominan ditemukan perkembangbiakan nyamuk tersebut (Elsie Nurlidza Razma, 2020).

Terdapat 6.122 kasus dengan jumlah kematian 65 kasus yang terjadi sampai minggu ke 15 bulan april lalu tahun 2021, kasus ini terjadi pada 252 kabupaten/kota yang berada pada 20 provinsi di indonesia data ini menurut Dr. Drh. Didik Budijanto,M.Kes Direktur pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonosis menurutnya kasus DBD terjadi pada kelompok usia 15-44 tahun. Lalu bagaimana bisa tertangani kasus DBD ini. Kemenkes mempunyai target penurunan jumlah kematian dan kesakitan tahun 2020-2024, dan meningkatnya jumlah presentase kabupaten/kota yang mempunyai rate DBD kurang dari 4 per 100.000 penduduk. Terdapat tiga strategi yang dirancang yaitu dilakukannya pengendalian vektor, peningkatan surveilans dan deteksi dini serta kelola kasus. Berjalannya program pemerintah saat ini sangat perlu bantuan serta dukungan masyarakat di dalamnya.

Related posts