Hnews.id | Kepemimpinan merupakan suatu komponen yang saling berhubungan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan. Didalam mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya sikap dan perilaku dari seorang pemimpin yang sesuai dengan prinsip etika dan moral. Seorang pemimpin seringkali dihadapkan pada banyaknya tekanan, yang membuat untuk tetap bersikap benar dalam menghadapi keadaan sesulit apapun. Tantangan tersulit dihadapi pemimpin adalah untuk melawan kelemahan pribadi dan keinginan pribadi. Tantangan yang paling berat bagi seorang pemimpin bukanlah pada aspek pencegahan korupsi, akan tetapi adalah pada aspek kepentingan pribadinya atau kemampuannya didalam mengendalikan diri.
Selama ini proses didalam organisasi yang dijalankan lebih banyak ditekankan atau difokuskan terhadap upaya dalam mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang maksimal, sementara dari aspek moralitas dan etika yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan seolah-olah diabaikan oleh seorang pemimpin untuk dimasukkan didalam proses organisasi yang dijalankan. Proses organisasi tanpa dilandasi moral dan etika akan menyebabkan munculnya individu dan kelompok yang tidak sehat baik secara psikologis maupun secara sosial. Ketika seorang pemimpin melakukan tindakan atau perbuatan diluar moral dan integrasinya, maka hal tersebut juga dapat mempengaruhi keputusannya didalam membuat sebuah kebijakan. Karena keputusan yang dibuat tersebut akan membuat para pengikutnya untuk mengikuti kebijakan yang tidak sesuai dengan moral dan integritas, sehingga akan berdampak pada kinerja organisasi menjadi menurun disebabkan organisasi ini berada pada arah yang salah.
Semua pemimpin pada hakikatnya merupakan pemimpin moral, karena semua sikapnya, cara berpikirnya dan tindakannya akan menjadi sebuah panutan dan cerminan bagi semua gerakan orang yang ada didalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin harus memiliki sebuah etika dan moral yang baik didalam menjalankan tugasnya. Disamping itu hal penting lainnya yang perlu dipahami adalah seorang pemimpin memahami pengetahuan yang mencakup ilmu, moral dan seni. Karena ilmu, moral dan seni akan menentukan sikap, perilaku dan keputusannya didalam mengambil keputusan. Selain itu, sifat lain yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sebuah integritas, responsibility dan visi yang bagus. Seorang pemimpin harus bisa menjaga kehormatannya, keimanannya, berkomunikasi dengan baik dan sebuah komitmen yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Cara yang dapat dilakukan agar dapat berperilaku menjadi seorang pemimpin yang bermoral adalah dengan cara melakukan hal yang benar walaupun tidak ada orang lain yang melihat, memperlakukan orang dengan keadilan, kehormatan dan saling menghargai antara satu sama lain, memberikan penghargaan terhadap orang yang mengikuti etika yang telah ditetapkan, tidak mentoleransi terhadap tindakan-tindakan yang melanggar etika, menciptakan dan mengkomunikasikan aturan-aturan atau etika kepada semua anggota organisasi, jujur pada diri sendiri dan kepada orang lain, mengartikulasikan dan menjunjung tinggi prinsip moral dan fokus pada apa yang benar untuk organisasi serta untuk semua orang yang terlibat.
Menurut hemat penulis, bahwa kepemimpinan moral bukan berarti mengabaikan aspek keuntungan atau kerugian, tetapi seorang pemimpin membutuhkan sebuah pengakuan, kepatuhan terhadap nilai-nilai moral dan mengakui pentingnya makna manusia, kualitas dan tujuan yang lebih tinggi. Disamping hanya memikirkan kinerja ekonomi dan organisasi tanpa memikirkan dampaknya terhadap masyarakat luas yang akan dirugikan akibat dari tindakan yang tidak bermoral tersebut.