Hnews.id | Stunting merupakan permasalahan gizi pada balita yang hingga saat ini masih belum terselesaikan. Stunting tidak hanya menjadi permasalahan gizi balita secara nasional, melainkan sudah menjadi permasalahan global. Asupan gizi yang tidak baik merupakan penyebab stunting. Indonesia sebagai negara berkembang masih mempunyai berbagai permasalahan yang perlu perhatian dan perbaikan, salah satunya permasalahan gizi masyarakat. Masalah gizi di Indonesia dan negara berkembang lainnya masih didominasi oleh masalah malnutrisi. Malnutrisi merupakan masalah yang membutuhkan perhatian, karena merupakan faktor resiko penting terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita.
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak sesuai.Salah satu penyebab kejadian stunting pada anak adalah asupan gizi yang kurang bila anak tidak mendapatkan ASI yang cukup sehingga cenderung memiliki asupan gizi yang kurang baik dan dapat menyebabkan kekurangan gizi, salah satunya dapat menyebabkan stunting. Stunting berawal dari kekurangan nutrisi selama masa kehamilan, menyusui, dan hingga usia 23 bulan yang disebut 1.000 hari pertama kehidupan.
Kejadian stunting dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif, motorik, dan verbal secara tidak maksimal serta anak dapat berisiko mengalami obesitas. Efek lain dari stunting adalah gangguan dari proses metabolisme dan menurunkan produktifitas pada anak. Penyebab rendahnya kecerdasan pada balita disebabkan oleh stunting maka sebaiknya untuk pencegahan dimulai sejak dini yaitu sejak masa kehamilan. Anggapan masyakat yang wajar adalah pengaruh tingginya angka stunting, hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap stunting. Faktor penyebab terjadinya stunting ialah, asupan gizi balita, pemberian Air Susu Ibu (ASI), riwayat penyakit infeksi, berat badan lahir rendah, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan jarak kelahiran.
Menurut hemat penulis, peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan. Peran petugas kesehatan termasuk masyarakat menjadi penting dalam mensosialisasikan gizi anak, baik di posyandu atau Puskesmas agar masalah gizi anak yang menyebabkan stunting dan kekurangan gizi dapat teratasi.