Hnews.id | Diawali dengan maksud dari adanya bidang ilmu kesehatan masyarakat, yaitu yang mempelajari mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit pada individu. Kesehatan masyarakat ini bertujuan untuk menjaga dan mempromosikan kesehatan sosial dengan mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan dan metode pencegahan penyakit, kesehatan dalam suatu kawasan, maupun kesehatan di lingkungan sekitar.
Dalam hal kepemimpinan pun terkadang kita masih salah dalam mengartikannya. Kepemimpinan itu sendiri merupakan seni dalam mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan karena dia ingin melakukannya. Kepemimpinan termasuk aktifitas untuk mempengaruhi orang lain yang diorganisir dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Antara pemimpin dan juga kepemimpinan ini akan bermakna lain, seperti berikut ini yaitu, pemimpin dan kepemimpinan ini bersifat universal, yang berarti selalu ada dan senantiasa diperlukan pada setiap usaha dengan orang-orang dan juga dalam suatu organisasi mulai dari tingkat yang paling kecil seperti keluarga, sampai pada luas sekali seperti internasional dan ini berlaku di manapun dan kapanpun juga.
Berpikir sistem sendiri juga memiliki pemahamannya sendiri, berikut akan saya bantu jabarkan untuk kembali mengingat dan menyamakan persepsi mengenai hal tersebut. Berpikir sistem merupakan kumpulan beberapa bagian yang akan bekerjasama atau terhubung dalam beberapa cara sehingga membentuk kesatuan. Dalam berfikir sistem juga harus dipertimbangkan beberapa hal yang mendasar, seperti dapat berpikir secara holistic yang nantinya akan mempengaruhi struktur, fungsi, proses, dan konteks dari suatu organsisai. Selanjutnya dapat berpikir secara operasional yang nantinya akan digunakan dalam membuat dinamika sistem umpan balik. Selain itu, juga harus dapat berpikir dalam desain yatu untuk membuat seluruhnya layak dari bagian tidak layak. Dan yang terakhir yaitu sistem dalam sosial budaya yang nantinya akan mempengaruhi gerakan menuju tatanan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, bidang ilmu kesehatan masyarakat ini juga memiliki inti fungsinya tersendiri. Ada 3 hal utamanya, yaitu penilaian, pengembangan kebijakan, dan juga jaminan. Dari fungsi yang dimiliki oleh bidang ilmu kesehatan masyarakat ini juga harus disandingkan dengan adanya kepemimpinan dan juga berfikir secara sistem untuk mampu menjalankannya dengan sesuai tujuan yang ada. Jika dilihat dari fungsinya, maka akan bisa sedikit dijabarkan sedikit mengenai keterkaitan kedua hal tersebut. Mungkin akan saya coba jabarkan secara satu persatu.
Pertama yaitu pada fungsi penilaian yang bisa terlihat pada kegiatan organisasi seperti untuk mengetahui nilai dari kebutuhan dalam kesehatan masyarakat dan pada kegiatan kepemimpinan seperti untuk membantu memimpin dalam proses penilaian dari masyarakat sekitar. Kedua yaitu pada fungsi pengembangan kebijakan pada kegiatan organisasi seperti untuk mengetahui prioritas dalam kebutuhan kesehatan di masyarakat dan pada kegiatan kepemimpinan seperti untuk membantu semakin melihat secara jelas nilai, penentuan visi dan misi, dan juga melibatkan organisasi lain untuk membantu dalam menentukan prioritas itu. Terkakhir, yang ketiga, yaitu pada fungsi jaminan pada kegiatan organisasi bisa terlihat seperti tenaga kesehatan masyarakat bisa untuk membantu dalam menginformasikan dan mengedukasi masyarakat mengenai hal yang sedang hangat diperbincangkan dan pada kegiatan kepemimpinan hal ini bisa terlihat ketika adanya monitoring dan juga pelatihan atau workshop atau pelatihan yang nantinya akan mendidik tenaga kesehatan masyarakat untuk mampu berkomunikasi dengan masyarakat.
Penjabaran diatas tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pemimpin yang mampu memimpin dengan baik dan benar untuk menjadi sebuat sistem dalam kepemimpinan. Oleh karena itu, ada pula beberapa hal yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin memimpin sesuatu organisasi. Karena tidak sembarang pemimpin yang bisa untuk mewujudkan visi dan misi yang sudah direncanakan bersama. Banyak juga rumor yang berkembang bahwa memimpin itu bisa juga keahlian yang otodidak atau memang sudah harfiah didapatkan oleh seseorang, padahal hal ini belum tentu benar adanya. Maka daripada itu, kita perlu tahu sebenarnya bagaimana seseorang mampu dikatakan menjadi pemimpin yang baik bagi suatu organisasi.
Ada beberapa teori yang menejelaskan kenapa seseorang bisa menjadi pemimpin, yang pertama karena sifat dari orang itu sendiri yang memungkinkan orang itu akan menjadi pemimpin di kemudian hari. Selain itu, ada juga yang menjelaskan hal tersebut merupakan suatu kombinasi sifat-sifat bawaan yang dominan terlihat, berlaku universal yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang efektif dalam keadaan apapun. Sifat-sifat bawaan yang ideal diinginkan dalam diri seorang pemimpin mencakup tentang berbagai hal seperti pandangan, pengetahuan, kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri, integritas, kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, fisik, dalam bergaul dan lainnya. Tetapi dalam hal keberhasilan dalam memimpin tidak satupun pemimpin yang memiliki sifat ideal dan sempurna. Sehingga ada banyak yang menyatakan bahwa pendekatan ini sifatnya bisa jadi hal yang menarik, tetapi sama sekali tidak efisien ketika mengidentifikasikan dan juga memprediksikan potensi kepemimpinan.
Selanjutnya, ada juga teori yang mengatakan bahwa kemampuan dalam memimpin seseorang muncul dikarenakan perilaku mencoba untuk melihat dan menemukan bagaimana perilaku para pimpinan yang efektif, bagaimana mereka melakukan dalam pendelegasian tugas, ketika berkomunikasi, saat memotivasi, pemberian sanksi atau hukum dan lain sebagainya. Dari teori ini, dapat dinyatakan suatu kalimat yaitu dengan mengidentifikasikan perilaku-perilaku tertentu yang diperagakan oleh pemimpin, sehingga dengan demikian dapat mempersiapkan orang·orang untuk menjadi pemimpin melalui pelatihan kepemimpinan. Hal ini juga sudah banyak dilakukan penelitian yang menggunakan pendekatan perilaku lalu hasilnya berupa berbagai macam dari gaya atau cara dalam memimpin.
Selain itu, diantara dua hal diatas, ada pula yang mengatakan, bahwa orang bisa memimpin suatu organisasi karena suatu situasi yang membuat dirinya menjadi seorang pemimpin. Pandangan ini juga menyatakan bahwa menjadi pemimpin yang efektif itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor situasi organisasional yang akan atau telah dihadapi. Dengan demikian dalam kepemimpinan situasional ini hanyalah pada perilaku pemimpin dan bawahan saja dan dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin terhadap bawahan terdapat dua hal yakni perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung.