Dampak Merokok Pada Remaja di Masa Pandemi Covid-19

foto:kemenkopmk/2021

Hnews.id | Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang di Indonesia, terutama dikalangan remaja. Di masa pandemi ini rokok justru membawa dampak yang sangat buruk bagi tubuh dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, karena dapat menurunkan fungsi dan juga bisa menyebabkan penurunan imun tubuh. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar. Merokok bukan lagi hal yang aneh bagi para remaja, mereka merokok biasanya karena faktor lingkungan yang dijadikan kebiasaan wajar, faktor teman sebaya yang kadang suka mengajak, kepribadian seseorang, pengaruh iklan yang sering tayang dan juga kurangnya pengetahuan tentang bahayanya merokok untuk kesehatan, mereka melakukan itu karena mengikuti trend biar dianggap keren dengan remaja lainnya. Remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya aspek psikososial yang dialami pada masa-masa berkembang ketika remaja mencari jati diri.

Pada masa pandemi seperti ini remaja banyak yang merasa takut dan tertekan dengan penerapan kebijakan dengan pemberlakuan pembelajaran online dari rumah, karena bisa mengganggu kondisi kesehatan jiwa dan psikososial remaja. Remaja yang memiliki kebiasaan merokok bisasanya beralasan untuk menghilangkan gejala depresi yang dirasakan dan seseorang yang merokok seringkali mengkonsumsi lebih dari 1 batang per hari. Pada remaja yang sudah ketergantungan rokok bisa menyebabkan kecemasan, gangguan pusat perhatian, dan juga depresi. Dengan kondisi ini seharusnya bukan penghalang untuk para remaja berhenti merokok. Bahkan banyak dari remaja menghabiskan waktunya untuk merokok karena banyak waktu kosong yang tersedia disaat pembelajaran online seperti sekarang ini. Nah, remaja yang melakukan belajar online banyak memiliki waktu luang yang dipergunakan untuk nongkrong dan merokok. Jadi banyak remaja yang kurang pengetahuan mengenai bahayanya merokok, komposisi yang terkandung di dalam rokok seperti Nikotin, Co (Karbonmonoksida) serta Tar dan dampak tidak baik yang timbul dari rokok kedalam tubuh. Di satu sisi lain, saat pertama kali seseorang mengkonsumsi rokok gejala yang pertama kali akan terjadi itu berupa batuk-batuk, lidah yang terasa getir, dan rasa mual yang menjadikan efek itu sebagai kebiasaan.

Bila terpapar virus covid-19, fungsi paru akan semakin menurun dan seseorang lebih beresiko mengalami sesak nafas yang sangat fatal. Nah, akibat dari menurunnya sistem imun pada tubuh, virus akan semakin cepat berkembang biak dan menyebabkan kerusakan berat pada saluran napas dan juga paru-paru. Dan jika fungsi paru-paru sudah menurun, maka infeksi virus akan memperparah kondisi yang menyebabkan perokok lebih beresiko untuk mengalami komplikasi dan juga kematian. Perokok memiliki resiko 14 kali lebih besar untuk terinfeksi dan juga kematian yang meningkat akibat rokok setara dengan jumlah remaja perokok yang setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan.

Dampak dari merokok juga dapat berupa gangguan pada jantung, gangguan paru-paru, diabetes, hingga hipertensi. Bahkan perokok menyumbang 70 persen angka kematian secara global. Perokok memiliki resiko terinfeksi dengan dampak yang lebih buruk, memiliki penyakit yang lebih berat, hingga kematian. Menurut penulis, ada beberapa cara untuk menghentikan kebiasaan merokok yaitu, membangunkan niat positif pada diri perokok untuk berhenti, memberi dukungan kepada perokok untuk berhenti merokok, dan membantu perokok untuk merubah kebiasaan buruk tersebut. Jangan lupa peran orang tua juga sangat dibutuhkan saat pandemi ini untuk mengendalikan kesehatan jiwa dan psikososial remaja.

Related posts