Hnews.id | Kinerja merupakan hasil atau prestasi yang diraih pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam suatu instansi/organisasi. Kinerja diartikan sebagai apa yang dilakukan dan yang tidak dilakukan oleh pegawai dalam memenuhi tuntutan pekerjaan. Yang dimaksud dengan penilaian kinerja merupakan suatu proses evaluasi seberapa baik pegawai/karyawan mengerjakan pekerjaan mereka dibandingkan dengan seperangkat standar kerja atau SOP yang ada. Kinerja pegawai yang baik dapat dikaitkan dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinannya, karena gaya kepemimpinan seorang pimpinan menjadi model yang akan ditiru oleh bawahannya. Kepemimpinan transformasional ini merupakan gaya kepemimpinan universal yang dapat diaplikasikan tanpa memperhatikan budaya yang sudah ada, serta memberi semangat perhatian pada bawahan/karyawan untuk lebih mementingkan organisasi atau kelompok.
Sementara itu kecerdasan emosional dipercaya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dibanding dengan kemampuan kognitif seseorang. Kecerdasan emosional dijelaskan juga yaitu kemampuan seseorang dalam menata kehidupan emosinya dengan inteligensi juga menjaga keselarasan emosi dan pengaplikasiannya. Selain itu, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi dalam suatu organisasi juga mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan organisasi. Kompetensi adalah karakteristik atau ciri yang melandasi seseorang berhubungan dengan efektifitas kinerja individu dalam suatu pekerjaan yang dilakukan. Oleh sebab itu apabila gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan juga kompetensi sejalan maka perilaku pegawai akan mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan standar atau kriteria/keinginan yang ditetapkan oleh suatu organisasi dan dapat dikatakan bahwa kinerja pegawai tergolong baik, begitu pula sebaliknya.
Dalam memimpin, gaya kepemimpinan transformasional akan berdampak positif terhadap kinerja pegawai. Selain itu, motivasi, budaya organisasi, kecerdasan emosi dan kepemimpinan transformasional menunjukkan pengaruh yang signifikan/selaras terhadap kinerja. Pengaruh yang positif dan signifikan ini baik secara parsial maupun simultan, antara kecerdasan emosional dan variabel kompetensi terhadap kinerja pegawai.
Pemimpin yang memberikan perhatian kepada pegawainya dan melihat kemampuan individual atau tersendiri dari pegawai dapat menjadi pelatih bawahannya untuk bekerja lebih terampil, kreatif dan menciptakan sesuatu yang baru sehingga karyawan dapat bekerja lebih baik. Pemimpin dapat membuat suatu rencana untuk meningkatkan kinerja pegawai dengan Performance Improvement Plan (PIP) yang spesifik dan terukur sehingga dapat sesuai dengan informasi yang dikumpulkan dari forum pertemuan atau diskusi dengan para pegawai. Pimpinan juga dapat menerapkan sistem penghargaan yang akan diberikan apabila kinerja pegawai meningkat sekaligus sanksi/teguran yang akan diberikan jika kinerja pegawai yang tetap tidak meningkat atau bahkan menurun kinerjanya.
Untuk kita sebagai pemimpin dalam peningkatan kinerja pegawai di bidang kesehatan, harus berfikir system bagaimana kita bisa meningkatkan kinerja, maka pihak managerial dan pemimpin terkait secara bersama-sama berdiskusi untuk membuat:
- Performance Improvement Plan (PIP),
- mengevaluasi dan mengembangkannya dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan.
- Tes kecerdasan emosional pada saat rekrutmen untuk calon pegawai juga perlu dilakukan mengetahui kesesuaian kandidat dengan tanggung jawab pekerjaan mereka baik pegawai medis dan non medis