Hnews.id | Pandemi COVID-19 berdampak peningkatan beban yang berat pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Tenaga kesehatan salah satu imbasnya. Risiko yang paling nyata adalah keselamatan tenaga kesehatan terutama yang berada di garda terdepan, yang sangat rentan terpapar COVID-19 hingga berisiko mengancam keselamatan jiwa. Oleh sebab itu diperlukan peran nyata dari pimpinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar terus meningkatkan tindakan promotif dan preventif terhadap tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan agar sukses melewati masa krisis.
Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas layanan medis kami adalah kesehatan mental, termasuk risiko sindrom kelelahan mental di samping aspek keselamatan dan perlindungan diri dari infeksi. Tenaga kesehatan mungkin menghadapi tekanan yang sangat tinggi, tetapi tidak ada aturan atau kebijakan yang dapat melindungi mereka dari perspektif kesehatan mental.
Penelitian yang dilakukan tim peneliti Proyek Penelitian Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (MKK FKUI) menunjukkan bahwa sebanyak 83% tenaga kesehatan di Indonesia pernah mengalami burnout syndrome sedang dan berat, yang kemungkinan secara psikologis mengganggu pelayanan kualitas hidup dan efisiensi kerja industri. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa selain perlindungan kesehatan dan keselamatan fisik dan pengelolaan fasilitas kesehatan, pemerintah harus mulai memprioritaskan intervensi kesehatan mental, seperti bantuan psikologis dan konseling bagi petugas kesehatan, terutama yang bertugas selama pandemi.
Selain itu, sebagai tenaga medis garda terdepan dalam penanganan virus Corona 19, mereka rentan terhadap semangat kerja yang rendah atau moral yang rendah karena kelelahan. Selain semangat kerja yang menurun, kondisi yang kini lebih terbatas untuk bergerak, juga pasti membuat setiap faskes menyusun ulang sistem bekerja yang ada. Demotivasi pada masa pandemi ini khususnya menjadi tantangan baru bagi semua pihak, khususnya Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pimpinan organisasi kesehatan harus tetap dapat menjaga kondisi kerja yang kondusif bagi karyawan dan tenaga kesehatan melalui pengelolaan sumber daya manusia yang terstruktur dan terkendali. Yang dibutuhkan pemimpin di saat krisis adalah perilaku dan mentalitas yang dapat mencegah reaksi berlebihan terhadap krisis dan bagaimana menghadapi tantangan di masa depan.
Pemimpin Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus mencoba untuk memahami keseluruhan sistem pelayanan yakni mencoba melihat sebuah permasalahan dari berbagai perspektif yang ada dan melihat permasalahannya hingga mendalam sampai keakar-akarnya kemudian mencoba memecahkan masalah tersebut.
Berikut 7 cara dalam Kepemimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan dan tenaga kesehatan ditengah pandemi Covid-19. Selain mengembalikan semangat kerja, beberapa cara tersebut juga dapat meningkatkan efisiensi kerja pegawai di institusi medis.
1. Memberikan Tujuan dan Fungsi Peran yang Jelas
Di masa pandemi ini, perubahan posisi atau peran sangat mungkin terjadi. Untuk melakukan ini, harap jelaskan fungsi dan tujuan masing-masing peran dalam tim. Selain itu, pastikan setiap tim berada pada posisi yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien.
2. Memberikan Training
Training atau pelatihan adalah hal penting yang perlu dilakukan untuk menyamakan visi dan misi antar karyawan faskes dan penyesuaian terhadap perubahan berbagai kebijakan dalam menghadapi COVID-19 ini juga perlu diinformasikan kepada tim.
3. Memberikan Kepercayaan
Dengan adanya batasan jarak saat ini, tidak jarang kita terkadang harus bekerja dari jarak jauh. Untuk itu, pentingnya kepercayaan pada tim kerja perlu dibangun. Berikan kepercayaan penuh dengan tetap bisa memantau kinerja tim dengan baik.
4. Memberikan Insentif Berupa Pujian, Reward, atau Bonus
Berikan pujian ketika tim mencapai tujuan yang diberikan. Kalaupun bisa, jangan lupa untuk memberikan reward dan bonus agar mereka tetap semangat bekerja di masa pandemi saat ini.
5. Melakukan Evaluasi Secara Berkala dan Open Terhadap Masukan
Evaluasi penting dilakukan untuk melihat perkembangan faskes atau menilai baik buruknya kinerja karyawan. Untuk itu, lakukanlah secara berkala supaya jika ada masalah yang timbul dapat segera dicari solusinya.
6. Menerapkan Komunikasi yang Efektif dan Efisien
Di masa pandemi ini, komunikasi yang baik antara atasan dan karyawan menjadi kunci penting keberhasilan institusi medis. Melalui komunikasi yang efektif dan efisien, tujuan sarana sanitasi akan lebih mudah dicapai.
7. Gunakan aplikasi untuk memonitor dan mengevaluasi progress pekerjaan
Di era digital saat ini, sangat diperlukan pengembangan sistem berbasis aplikasi untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan. Selain efektivitas, pemantauan kinerja komprehensif yang dapat dilihat secara real time akan sangat membantu efisiensi institusi medis.
Kepemimpinan di fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dan krusial dimasa Pandemi Covid-19. Alasannya adalah bahwa pemimpin organisasi kesehatan harus menyesuaikan organisasi mereka dan melindungi aset mereka untuk memastikan keamanan dan kenyamanan mereka. Pimpinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertanggungjawab untuk menciptakan praktik kepemimpinan yang mempertahankan fokus, menciptakan konektivitas, dan memastikan kesinambungan di antara yang pemimpin dan anggota timnya. Kepemimpinan yang baik akan memastikan kesuksesan di masa pandemi seperti ini.