Pelayanan Plasma Konvalesen di Palang Merah Indonesia Sebagai Terapi Pasien Covid-19

Sumber:koleksipribadi/Kartono2021

Hnews.id | Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat berpindah ke orang yang sehat. Beberapa penyakit menular yang umum di Indonesia dapat dicegah melalui vaksinasi dan pola hidup bersih dan sehat. Penyakit menular dapat menyebar secara langsung maupun tidak langsung. Orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan tinggal di lingkungan yang tidak bersih umumnya lebih rentan terhadap penyakit menular. Penyakit menular juga akan meningkat pada waktu-waktu tertentu, seperti saat musim hujan atau saat banjir. Gejala dan tanda penyakit menular tergantung pada jenis mikroorganisme yang menyebabkan penyakit menular. Salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan masih beredar adalah penyakit Coronavirus atau penyakit yang biasa dikenal dengan COVID-19 yang menjadi masalah baik di dunia maupun di Indonesia. World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi dan menjadi status darurat nasional Corona di Indonesia.

Virus Corona paling terbaru yang ditemukan adalah virus Corona COVID-19. Virus tersebut merupakan penyakit menular yang baru ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019, dan kemudian menjadi epidemi. Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 4.465 menjadi 257.388. Jumlah pasien sembuh dan pulang meningkat 3660 menjadi 187.958. Kasus meninggal bertambah 140, total menjadi 9.977 orang dan kasus ini selalu bertambah dari waktu ke waktu, berikut adalah kurva kenaikan kasus covid 19 di Indonesia.

Gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, atau diare. Gejala-gejala ini ringan dan terjadi secara bertahap. Namun, beberapa orang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala atau merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%) sembuh dari penyakit tanpa perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terinfeksi Covid-19 sakit parah dan sulit bernapas.

Sampai saat ini sudah banyak penelitian terkait wabah Covid-19 ini, sebagai salah satu alternatif adalah dengan menggunakan plasma yang didapat dari pasien yang sudah sembuh dari covid-19 atau yang lebih dikenal dengan Terapi Plasma Konvalesen. Permintaan plasma konvalesen di UTD PMI (Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia) beberapa waktu terakhir juga terjadi peningkatan, data PMI Pusat per-9 Februari 2020 mecatat jumlah pemenuhan kebutuhan plasma konvalesen sebanyak 15.738 kantong untuk seluruh Indonesia. Terapi plasma konvalesen adalah pemberian donor plasma atau plasma dari pasien sembuh COVID-19 (survivor COVID-19) kepada pasien COVID-19. Dalam plasma, antibodi akan muncul ketika tubuh terinfeksi virus atau bakteri (termasuk coronavirus).

Infus plasma konvalesen merupakan salah satu terapi adjuvant yang banyak dibicarakan di seluruh dunia sebagai salah satu pilihan pengobatan. Dasar pemahaman terapi ini adalah konsep imunitas pasif, yaitu kami memberikan plasma yang mengandung antibodi dari pasien COVID-19 yang sembuh dan memberikannya kepada pasien yang berharap antibodi tersebut dapat menetralisir virus pada pasien. Berdasarkan referensi yang ada, mengatakan bahwa tranfusi plasma konvalesen dapat memberikan perbaikan efek klinis maupun laboratoris pada pasien dengan kondisi yang ringan dan sedang. Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan pembuatan artikel ini untuk melihat frequensi pemakaian plasma konvalesen sebagai terapi tambahan pada pasien covid19 di Palang Merah Indonesia. Terapi plasma konvalesen terbukti efektif sebagai upaya penyelamatan nyawa pasien Covid-19. Banyak diantara pasien Covid-19  yang telah menerima donor plasma konvalesen sembuh bahkan mengalami perkembangan kesehatan yang cukup signifikan.

Melihat fakta tersebut, para ahli dan praktisi di bidang kesehatan dan pemerintah terus mendorong pelaksanaan donor plasma konvalesen. Hal itu dimaksudkan agar semakin banyak orang yang sembuh hingga akhirnya mempercepat penanganan Covid-19 di Indonesia, Sehingga BNPB sebgaia badan nasional penanggulangan bencana memeberikan bantuna bagi UDD PMI seluruh Indonesia , dan tak luput pula UDD PMI Kota Depok mendapat bantuan Tahap I, dan tahap II, adapun bantuan tersebut dalam bentuk Kit Dispo Kantong Plasma Apheresis, Snack untuk donor, Reagen Haematologi .dan kantong triple 450 ml.

UDD PMI Kota Depok sama dengan UDD PMI lainnya  yaitu melakukan   kegiatan Donor plasma konvalesen, oleh karena Kota depok sebagai penyangga ibu kota Jakarta dan perbatasan dengan Kota dan kabupaten Bogor , pastinya banyak menerima pasien – pasein asal dari kota Jakarta dan kota  dan Kabupaten Bogor. Dari data yang terhimpun ada beberapa 10 besar Rumah sakit yang menggunakan Komponen Plasma Konvaleen dari UDD PMI Kota Depok, juga terkait dengan pendonor konvalesen yang dating ke UDD PMI Depok.

Dari data UDD PMI Depok bahwa institusi ini juga berpartispasi dalam menyiapkan pelayanan donor Plasma Konvalesen juga dalam hal pelayanan permintaan Plasma Konvalesen di Rumah sakit , baik di Depok sendiri maupun di luar wilayah UDD PMI Depok. Meningkatnya penggunaan plasma selama masa pemulihan membuktikan bahwa kesadaran berdonasi masyarakat di antara para penyintas Covid-19 telah terbentuk. Selain itu, dengan semakin banyaknya forum ilmiah, webinar, talk show, dan informasi dari media massa yang membahas pengertian donor plasma konvalesen, pemahaman masyarakat juga semakin terbentuk.

Related posts