Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia

Sumber:litbang.kemendagri/2021

Hnews.id | Salah satu indikator keberhasilan Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Nasional (IPM) dalam bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup. Semakin tinggi Angka Harapan Hidup manusia dalam suatu Negara, menunjukkan semakin tinggi pula angka kesehatan dan kesejahteraan pada Negara tersebut. 

Angka Harapan Hidup di Indonesia

Indonesia menduduki peringkat ke 122 pada Angka Harapan Hidup, sedangkan Hongkong memiliki Angka Harapan Hidup tertinggi di Dunia yaitu sebesar 85,29 tahun dan Jepang pada peringkat kedua dengan Angka Harapan Hidup 85.03 tahun (worldometers.info, 2020)

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, Angka Harapan Hidup di Indonesia sebesar 71,47 tahun pada tahun 2020 dan akan meningkat menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025. Dibandingkan Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk pada tahun 1971 adalah 47,7 tahun, kemudian pada tahun 1980 meningkat menjadi 59,8 tahun dan pada tahun 2000 usia harapan hidup mencapai 65,5 tahun (BPS, 2020). Ini menunjukkan Angka Harapan Hidup di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya dengan kualitas kesehatan yang semakin baik pula.

Disisi lain, semakin tinggi Angka Harapan Hidup pada suatu wilayah menunjukkan semakin tinggi pula angka populasi lanjut usia (lansia) pada wilayah tersebut. Pada tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2017 menjadi sebesar 23,66 juta jiwa (9,03%). Menurut Ratnawati (2017) Lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sedangkan Jepang mengkategorikan lansia yang telah berusia 65 tahun ke atas. Hal ini diakibatkan karena Angka Harapan Hidup yang tinggi pada Negara Jepang. Permasalahan yang sedang dihadapi Negara Jepang juga saat ini yaitu peningkatan populasi lansia sebesar 28.7% pada tahun 2020.

Berdasarkan Angka Harapan Hidup di atas, membuktikan bahwa Angka Harapan Hidup di Dunia semakin meningkat setiap tahunnya, khususnya Indonesia. Pada masa lansia terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi fisik, kognitif maupun psikologis. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia.

Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia

Secara garis besar upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia adalah sebagai berikut:

1. Aktifitas Fisik

Sebagian orang beranggapan bahwa lansia sebaiknya jangan terlalu banyak beraktivitas karena sudah tua. Namun pernyataan seperti itu saat ini sudah tidak digunakan lagi. Sudah mulai banyak lansia yang mulai sadar akan pentingnya kesehatan dan aktif beraktifitas. Karena dengan akifitas fisik seperti senam, pekerjaan rumah, jalan santai, bersepeda dan lain sebagainya akan menguatkan otot dan tulang karena adanya tarikan otot sewaktu aktifitas fisik. Aktifitas fisik tidak hanya bermanfaat untuk fisik saja, tetapi bermanfaat untuk jiwa supaya lebih tenang dan positif, mengatur pengeluaran energi dan meningkatkan kebugaran otak. Namun tentunya aktifitas fisik harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan (ada kelainan atau tidak).

Latihan keseimbangan merupakan salah satu aktifitas fisik yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia yang terdiri dari 8 gerakan utama yaitu pemanasan, memutar bahu, berjalan menyamping, berjalan menyilang, berjalan dengan tumit dan jari, berdiri satu kaki, bangun dari duduk dan pendinginan.

2. Konsumsi makanan sehat

Menu makanan sehat seperti mencukupi kebutuhan gizi dan vitamin penting dalam menjaga kesehatan lansia. Misalnya, kalsium dan suplemen vitamin D yang bermanfaat untuk mencegah osteoporosis, membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

3. Stimulasi Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif pada lansia mengalami penurunan seiring bertambahnya usia seperti mudah lupa, Mild Cognitive Impairment(MCI) yaitu gejala yang lebih berat dibandingkan mudah lupa dan demensia yang ditandai dengan gejala kehilangan orientasi waktu, kemunduran pemahaman, bicara dan bahasa. Adapun cara untuk menstimulasi fungsi kognitif lansia dapat dilakukukan dengan senam otak, terapi orientasi realistis, dan terapi kenangan.

4. Rutin check-up (pemeriksaan) kesehatan

Seiring bertambahnya usia pada lansia, maka semakin menurun fungsi tubuh seperti pada kesehatan mata, kulit, gigi, dan pendengaran. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin penting untuk dilakukan supaya dapat mengetahui secara dini penyakit yang diderita serta mencegah agar tidak lebih parah.

5. Hindari stres

Pada lansia, banyak gangguan sistem yang terjadi seperti rentannya terjadinya peningkatan darah tinggi yang dapat berakibat fatal bahkan sampai pada kematian. Tekanan darah tinggi memiliki hubungan yang diakibatkan oleh stres, oleh karena itu hindari stres berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan pada lansia. Adapun kegiatan yang dapat mengurangi stres, seperti meditasi, yoga, jalan santai pagi hari dan ikut dalam komunitas lansia.

6. Pemberdayaan lansia dalam Kelompok

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam kelompok lansia seperti sharing atau berbagi perasaan dan pengalaman, peningkatan kemampuan atau keterampilan penyelesaian masalah dan latihan atau permainan. Bisa dikatakan pemberdayaan lansia dalam kelompok merupakan tugas pemerintah, swasta dan masyarakat seperti kelompok swabantu dan posyandu lansia dalam meningkatkan kualitas hidup lansia.

Pada akhirnya, kesadaran diri setiap individu  untuk menjaga kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup menjadi kunci penting untuk dapat melakukan aktifitas-aktifitas di atas. Kemudian peran tenaga kesehatan dan masyarakat juga sangat penting terhadap peningkatan kualitas hidup lansia seperti  pendidikan kesehatan, kelompok swabantu dan posyandu lansia. 

Related posts