Hnews.id | Kualitas rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Di Negara-negara berkembang sekarang ini persaingan rumah sakit semakin kuat hal ini ditandai dengan banyaknya institusi yang melakukan penelitian – penelitian rs terbaik. Pada sebuah artikel yang membahas tentang rumah sakit yang terbaik di dunia menempatkan 10 rumah sakit terbaik baik menurut layanan kesehatan, fasilitas, dan yang lainnya, rumah sakit – rumah sakit tersebut adalah : Rumah Sakit Johns Hopkins (Baltimore, AS), Chris Hani Baragwanath Hospital, Rumah Sakit Stanford (US), Rumah Sakit Great Ormond Street (London Inggris), Rumah Sakit Universitas Texas MD Anderson (Houston, Amerika Serikat), Rumah Sakit Karolinska (Stockholm, Swedia), The Priory Hospital (Inggris), Bumrungrad International Hospital (Bangkok, Thailand), Cedars-Sinai Medical Center (Los Angeles, AS).
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam memimpin bawahannya, perilaku para pemimpin tersebut disebut gaya kepemimpinan. Definisikan kepemimpinan sebagai seperangkat proses dimana seseorang mengelola dan memotivasi banyak tugas melalui penerapan teknik manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala ruangan atau seorang perawat manajer pemula adalah seorang perawat yang bertugas sebagai kepala di unit pelayanan perawatan terdepan yang langsung berhadapan dengan pasien, dimana dalam melaksanakan tugasnya menggunakan gaya kepemimpinan dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen keperawatan agar menghasilkan mutu pelayanan keperawatan yang tinggi diruangan yang dikelolanya seperti contohnya di rawat inap.
Adapun penelitian yang di lakukan Meinyari, tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar (2012). dari hasil analisis dengan spearman rank dimana didapatkan nilai signifikan p = 0,015 (p = ≤ 0,05), yang beratri ada pengaruh tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat. Di penelitian yang lain yang dilakukan oleh Astria Khairizah dari Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Pengaruh Gaya Kepemimpinan kesimpulan dari data yang didapat yakni Partisipatif (X3) secara mandiri terhadap Kinerja Karyawan (Y) Hasil pengujian nilai thitung < tabel yakni 0,438 < 1,673 dapat diketahui bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Terdapat pula nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,663 > 0,05.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut rumusan masalah, apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan direktur dengan kinerja perawat dalam aspek motivasi kerja keperawatan di Rumah Sakit Dr Hafiz Cianjur. Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa Rumah Sakit Dr Hafiz Cianjur merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di Cianjur dan merupakan rumah sakit yang bertipe C. Rumah sakit ini memiliki jumlah perawat sebanyak 172 orang yang telah dibagi dalam 6 ruangan rawat inap ,IGD, VK dan rawat jalan. Dari perawat yang berjumlah 172 orang memiliki pendidikan terakhir mulai dari D3 dan S1 Ners.
Dari wawancara yang tidak terstruktur dilakukan dengan beberapa kepala ruangan, salah satu kepala ruang menyatakan bahwa kepala ruang melakukan pertemuan atau rapat dengan perawat pelaksana hanya dilakukan sebulan sekali. Dalam pertemuan itu membahas sistem yang digunakan, operan dan jadwal shift. Kepala ruang juga memberikan motivasi kerja kepada perawat pelaksana hanya dilakukan apabila diperlukan dan dalam kondisi tertentu saja. Meskipun gaya kepemimpinan yang digunakan lebih condong untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui pemikiran yang matang, dalam beberapa kasus, pemimpin ruangan juga menganut gaya kepemimpinan otoriter, yang ditujukan kepada beberapa perawat pelaksana dalam menyelesaikan beberapa hal.
Disamping itu terdapat fenomena yang menarik ketika dilakukan pengamatan saat survey pendahuluan pada dua ruangan rawat inap terdapat karakteristik kepala ruangan yang berbeda dalam kepemimpinannya, salah satu kepala ruang terlihat melakukan tindakan langsung ke pasien walaupun terdapat perawat pelaksana di ruang tersebut. Kepala ruangan juga tampak akrab, dan dia memiliki hubungan yang sangat baik dengan perawat pelaksana, dan tidak ada perbedaan lokasi yang jelas. Berbeda pada ruangan yang satunya terlihat kepala ruangan yang sibuk dengan tugas nya dalam memeriksa resume medis pasien yang menumpuk banyak dengan status pasiennya sudah pulang.
Selain kepala ruangan terdapat juga beberapa jumlah perawat pelaksana yang berbeda – beda dengan pasien yang relatif sama di dalam suatu ruangan yang bekerja. Tetapi walaupun terdapat perbedaan itu di ruangan tersebut selalu tercipta suasana ruang begitu senang pada salah satu ruangan dan tidak terlihat adanya beban kerja sebagai perawat pelaksana, tidak terlihat perselisihan dalam bertugas antar perawat pelaksana, akan tetapi pada ruangan lainnya ruangan tampak tidak kondusif dan dalam tindakan perawat pelaksana tampak sangat sibuk, ada beberapa perawat pelaksana juga dalam melakukan hand over mengikuti di tengah karena kedatangan nya yang telat.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara gaya kepemimpinan direktur bagian rawat inap dengan kinerja perawat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan rawat inap dengan kinerja perawat pelaksana.
Metode
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur sejumlah 173 perawat. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur. Jumlah sampel yang dikumpulkan menggunakan rumus Snedecor dan Cochran. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 108 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur dan dilaksanakan pada waktu desember 2018 sampai Januari 2019. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis tersebut menghasilkan tampilan distribusi frekuensi dan persentase untuk data kategorik yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, lama kerja, status kepegawaian, persepsi perawat tentang persepsi dan kinerja keperawatan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui variabel independen yang paling berhubungan terhadap variabel dependen. Analisa data menggunakan uji chi square. Penelitian ini sudah lolos uji etik pada komisi etik stikim dengan nomer: 3955 /Sket/Ka-Dept/RE/STIKIM/I/2020.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Ada hubungan tertentu antara gaya kepemimpinan direktur dan kinerja perawat.