Masalah Gizi pada Ibu Hamil

Gb.koleksipribadi/2021

Hnews.id | Pada saat hamil, tubuh akan mengalami banyak perubahan fisik dan hormon yang memungkinkan adanya penurunan nafsu makan terus menerus karena adanya mual muntah atau morning sickness yang parah setiap hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu sendiri, makanan yang dikonsumsi ibu juga dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kesehatan ibu dan janin dapat terganggu apabila asupan gizi tidak terpenuhi dengan baik. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi pada ibu hamil antara lain :

Pendidikan

Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kebutuhan gizi pada masa kehamilan dapat menyebabkan bayi kekurangan gizi. Seseorang dengan tingkat pendidikan rendah, dapat menghambat penerimaan informasi baru yang diperkenalkan. Selain itu masih ada ibu hamil yang salah dalam memilih makanan dan mempunyai kebiasaan makan pada jenis makanan tertentu tanpa mempertimbangkan asupan gizi yang diperlukan tubuh.

Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit sebelum hamil dapat menjadi penyebab menurunnya nafsu makan, dan adanya  gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya  penyakit. Wanita yang berpenyakit kronis memerlukan bukan hanya zat gizi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk kehamilan yang sedang dijalani.

Usia

Usia 20-35 tahun merupakan usia yang aman untuk menerima kehamilan dan persalinan. Karena pada usia tersebut organ reproduksi sudah mulai berfungsi dengan baik dan sudah siap mental untuk hamil dan melahirkan. Asupan gizi yang adekuat sangat dibutuhkan pada kehamilan usia muda karena selain digunakan untuk pertumbuhan ibu sendiri, gizi tersebut digunakan juga untuk perkembangan janin. Sedangkan untuk kehamilan di usia tua juga memerlukan tambahan energi yang besar yang akan digunakan untuk menopang fungsi kerja organ yang diperlukan selama proses kehamilan.

Paritas

Paritas pertama mempunyai resiko lebih besar mengalami anemia pada kehamilan karena adanya kesulitan dalam beradaptasi dengan kehamilannya, dan pengetahuan serta pengalaman yang  dimiliki seputar kehamilan juga masih lebih sedikit dibandingkan wanita dengan paritas tinggi. Akan tetapi resiko kehilangan darah dan dapat berdampak pada penurunan kadar HB dapat terjadi pada seorang ibu yang sering melahirkan melahirkan.  Karena itu  sebaiknya jarak antara kehamilan yang baik untuk menjaga kesehatan ibu dan anak tidak kurang dari 2 tahun.

Ekonomi

Pendapatan keluarga berpengaruh pada daya beli makanan, termasuk kualitas dan kuantitas makanan yang dihidangkan sehari-hari. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka akan semakin mampu pula keluarga tersebut untuk menyajikan makanan yang memenuhi standar gizi yang baik. Sebaliknya, semakin rendah pendapatan keluarga maka akan sulit juga untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan ibu hamil.

Pekerjaan

Beban kerja yang berat, lamanya waktu bekerja serta peran ganda ibu akan meningkatkan kebutuhan nutrisi dalam masa kehamilan sehingga berakibat pada suatu kerentanan terhadap masalah malnutrisi terutama selama masa kehamilan.

Akses ke tempat pelayanan Kesehatan

Jarak dan waktu tempuh yang jauh  dapat menyebabkan meningkatkan kecenderungan penundaan upaya seseorang atau masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan.

Selain dengan mengecek kandungan secara rutin, kesehatan ibu hamil juga harus diperhatikan melalui asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang, karena pertumbuhan, perkembangan serta kesehatan yang optimal ibu dan janin sangat bergantung pada nilai gizi yang baik serta jumlah nutrisi yang di konsumsi. Nutrisi tersebut terdiri atas dua golongan, yaitu :

1. Nutrisi Makronutrien

Nutrisi Makronutrien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung seperti karbohidrat, protein, dan lemak dan berperan sebagai pembentuk organ serta sel janin. Sumber karbohidrat dapat diperoleh dari beras, umbi-umbian dan jagung. Sedangkan sumber protein bisa didapatkan dari daging ayam, daging merah, ikan, kacang-kacangan, keju, telur, susu, tempe, dan tahu. Lemak yang disarankan untuk dikonsumsi ibu hamil adalah jenis lemak tak jenuh atau sering dianggap sebagai lemak baik karena dapat menjaga kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah dan menurunkan kadar LDL, seperti asam lemak omega-3 ALA dan DHA, serta asam lemak omega-6. Asam lemak tersebut bisa didapat dari minyak zaitun, minyak jagung, kacang-kacangan, alpukat, serta ikan salmon.

2. Nutrisi Mikronutrien

Nutrisi Mikronutrien adalah zat yang menunjang pertumbuhan tubuh dan organ yang sedang dalam proses pembentukan, dan hanya diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Terdiri atas vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K), vitamin tidak larut lemak (vitamin B1, B2, B3, B6, B12), dan mineral. Mineral yang diperlukan tubuh juga digolongkan menjadi mineral makro (dibutuhkan lebih dari 100 mg per hari), contohnya seperti asam folat, kalsium, fosfor, natrium, dan kalium. Sedangkan mineral mikro (dibutuhkan kurang dari 100 mg per hari) seperti zat besi, yodium, seng, dan selenium.

Terpenuhinya nutrisi tepat dan seimbang pada makanan harian ibu hamil bukan hanya berdampak pada kesehatan janin, tetapi diperlukan juga untuk menjaga kesehatan fisik ibu selama menjalani kehamilan, persiapan persalinan, pemulihan pasca bersalin, hingga persiapan menyusui. Sebaliknya apabla ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan maka akan berdampak negatif juga pada ibu dan janin, antara lain :

Terhadap Ibu

Dapat menyebabkan risiko terjadinya preeklampsia, anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, terkena penyakit infeksi, bahkan bisa mengakibatkan kematian ibu.

Terhadap Persalinan

Dapat mengakibatkan perdarahan setelah persalinan, persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mengakibatkan proses pertumbuhan janin terhambat yang dapat menimbulkan keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, kematian perinatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) atau status kesehatan rendah karena adanya kerusakan otak atau kurang berkembangnya beberapa organ.

Related posts