Hnews.id | Stres merupakan reaksi biologis terhadap gangguan fisik, emosi, maupun mental seseorang. Stres dapat berpengaruh terhadap beberapa fungsi tubuh, contohnya seperti daya tahan tubuh dalam melawan penyakit. Stress tidak memandang usia, bisa dialami oleh siapa saja, baik pada anak, dewasa maupun dewasa. Stress dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak pada kesehatan mulut jika gagal dikendalikan. Lalu bagaimana stres dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut? Berikut penjelasannya:
- Stres yang berkepanjangan dapat memicu beban pada tubuh yang akhirnya menyebabkan tidak berfungsinya sistem fisiologis. Kondisi ini dapat memengaruhi mekanisme dalam perlawanan timbulnya penyakit.
- Berikutnya, bagaimana seseorang mengatasi stres yang dialami. Stress dapat memicu seseorang untuk memiliki pola makan yang buruk, peningkatan konsumsi tembakau, minuman beralkohol, atau narkotika. Kondisi ini dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan mulut.
Berikut macam-macam kesehatan mulut yang dapat dipengaruhi oleh stress:
1. Masalah gusi
Selama periode stres emosional, tindakan kebersihan mulut dapat menurun, nutrisi menjadi tidak memadai dan kecenderungan untuk merokok meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dengan demikian mengaktifkan aksis adrenal hipofisis hipotalamus yang meningkatkan kortisol serum dan urin. Peningkatan kortisol dapat menekan fungsi PMN dan mempengaruhi perkembangan lesi NUG. Seperti yang kita ketahui bahwa PMN berfungsi untuk melawan infeksi akut. Saat seseorang mengalami stress dan terjadi penurunan fungsi PMN, maka penyakit akut pun mungkin tidak dapat dihindari. Mengenai pola makan yang buruk, penurunan protein makanan menyebabkan peningkatan konsentrasi histamin dan menyebabkan hiperemia gingiva karena peningkatan permeabilitas kapiler dan penurunan kemotaksis leukosit polimorfonuklear.
Masalah gusi yang mungkin terjadi antara lain pembekakkan gusi, penurunan gusi, dan makanan yang sering tersangkut di gigi bisa menandakan adanya penyakit gusi.
- Beberapa kondisi yang berpengaruh, yakni:
- Orang yang sudah berusia lanjut
- Memiliki tekanan dalam bidang akademik
- Memiliki status sosial ekonomi yang rendah
- Tidak nyaman di lingkungan pekerjaan
- Dll
2. Sariawan
Sariawan memiliki nama lain yakni canker sore atau stomatitis apthouse merupakan salah satu gangguan mulut umumnya sering timbul ketika seseorang mengalami stres, namun sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya. Selain itu, perubahan hormonal lainnya seperti pada saat kehamilan atau menstruasi juga dapat memengaruhi level stres pada wanita yang dapat menimbulkan sariawan.
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi munculnya sariawan anatara lain:
- Faktor Genetik
- Iritasi lokal
- Kekurangan nutrisi
- Alergi terhadap makanan tertentu
- Gangguan imunitas tubuh
- Kebiasaan merokok
- Faktor stres
Umumnya, sariawan akan hilang dalam waktu 1-2 minggu.
3. Mulut kering
Mulut kering dapat terjadi ketika sedang mengalami stres jangka panjang yang disebabkan oleh berbagai kehidupan yang penuh tekanan. Kondisi ini juga dapat menjadi dampak dari gangguan sistem imun yang disebabkan penyakit kronis. Stres dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi kerja sistem saraf pusat dan mengganggu berbagai macam kelenjar dalam tubuh, salah satunya yaitu kelenjar saliva saliva atau yang biasa kita sebut air liur. Cairan saliva merupakan salah satu sistem pertahanan dalam rongga mulut.
Keadaan stres memengaruhi jumlah air liur di dalam mulut. VSC. Level kortisol dalam liur, perubahan komposisi air liur juga dapat mengalami perubahan akibat stress. Penurunan produksi air liur dapat terjadi seiring dengan meningkatnya level hormon kortisol, sehingga mulut akan terasa kering dan memungkinkan terjadinya gangguan pengecapan. Air liur merupakan salah satu bentuk perlindungan mulut dalam melawan berbagai penyakit. Saat produksi air liur berkurang, gigi dan gusi tak bisa terlindungi dari bakteri.
Lalu bagaimana cara merawat kesehatan mulut agar terhindar dari berbagai penyakit?
1. Kelola stress
Jika masalah kesehatan mulut disebabkan oleh stress, maka dapat digunakan obat-obatan yang bisa mengatasi kecemasan atau depresi. Karena stress dapat menyebabnya berkurangnya produksi air liur yang dapat melawan penyakit dalam rongga mulut. Jika seseorang mengalami stres yang berlebihan, segera temui tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. Kendalikan diri dengan kemampuan untuk mengontrol stres yang baik.
2. Perbaiki cara menyikat gigi
Melakukan sikat gigi secara rutin dua kali sehari, yakni pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Lalukan pemilihan bulu dan ukuran sikat gigi yang sesuai dengan kebutuhan mulut anda. The American Dental Association, menyebutkan teknik menggosok gigi yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
- Usahakan posisi sikat gigi berada dalam sudut 45 derajat menghadap gusi
- Mulai gerakan sikat gigi ke depan dan belakang secara perlahan
- Bersihkan bagian luar, dalam, dan permukaan gigi untuk mengunyah
- Gunakan ujung sikat untuk membersihkan bagian dalam gigi depan
Saat menyikat gigi, jangan lupa juga untuk menyikat lidah karena lidah merupakan bagian dari rongga mulut yang perlu dijaga kebersihannya dan dapat menjadi sarang penyakit jika kita kurang waspada dalam memelihara kesehatan lidah. Selain penggunaan sikat gigi, juga disarankan untuk menggunakan benang gigi atau dental floss guna membersihkan sisa-sisa makanan pada daerah celah-celah gigi yang mungkin belum terjangkau oleh silat gigi.
3. Ganti sikat gigi secara berkala
Umumnya pergantian sikat gigi dilakukan setiap 3 hingga 4 bulan sekali atau lebih cepat jika kamu baru saja sakit seperti terkena flu. Jika bulunya sudah tidak baik, maka sikat gigi tidak dapat menjangkau bagian-bagian gigi dengan baik dan hasil penyikatan pun kurang efektif. Mengganti sikat secara teratur juga membantu mencegah penyebaran bakteri dalam mulut.
4. Tidak bertukar sikat gigi
Terkadang kita memiliki kebiasaan untuk saling sharing berbagai menda dengan orang-orang tersekat, tetapi berbeda dengan sikat gigi. Baik itu dengan teman atau saudara, berbagi sikat gigi dengan orang lain sangat tidak disarankan. Hal ini dapat menyebabkan penularan bakteri gigi dan virus dari orang lain. Penataan sikat gigi pun perlu diperhatikan, jangan sampai terlalu berdekatan hingga bersentuhan karena dapat menyebabkan pertukaran microba yang ada pada sikat gigi.
5. Jaga asupan nutrisi dan hindari terlalu banyak konsumsi makanan manis
Demi menjaga kesehatan rongga mulut, maka dibutuhkan makanan yang seimbang, mulai dari buah, sayuran, protein, fosfor dan makanan kaya kalsium. Konsumsi Vitamin C juga membantu menjaga kesehatan mulut dan melawan berbagai penyakit mulut. Vitamin C juga bisa didapatkan dari makan brokoli, paprika merah, dan jeruk.
Perbanyak konsumsi air putih dan diimbangi makan makanan dengan kandungan air yang tinggi. Selain itu makan makanan seperti wortel, atau apel cenderung dapat membersihkan sisa-sisa makanan selama mengunyah. Ini akan membantumu mengendalikan bakteri dalam mulut.