Hnews.id | Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Penyakit TBC adalah penyakit infeksi menular dan menyerang organ terutama paru-paru. Berdasarkan laporan global TB report dari sejumlah data yang didapatkan di tahun 2019 di 3 negara dengan beban sangat tinggi termasuk Negara Indonesia yang merupakan salah satu dari Negara dengan kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia. Dari laporan tersebut Indonesia diperkirakan terdapat kasus Tuberkulosis (TBC) mencapai 845.000 kasus, dan hanya 67% yang melakukan pengobatan. Menurut jurnal Multidrug Resistant Tubercolosis efek samping terbanyak pada pasien kasus pasien Tuberkulosis (TBC) adalah gangguan gastrointestinal : mual 79 %, muntah 78.9 % dan bisa kita simpulkan efek samping terbanyak adalah menyerang gangguan gastrointestinal.
Mual dan muntah merupakan tanda dan gejala yang sering muncul pasien TB, untuk mengatasi hal tersebut banyak ditangani oleh dokter adalah pemberian obat anti mual, akan tetapi dengan pemberian obat tersebut sangat berdampak pada keefektifan obat TB, maka perlu dilakukan intervensi non farmakologi. Terapi komplementer / herbal merupakan terapi pendamping medis sebagai terapi non farmakologi, terapi komplementer / herbal juga sangat membantu proses penyembuhan seperti terapi komplementer pemberian ramuan herbal seperti air jahe dan madu, Jahe atau Zingiber officinsle adalah tanaman yang cukup tersohor yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia, jahe banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal dan untuk mengatasi gejala TB, rasa dari jahe dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Jahe juga dapat digunakan untuk mencegah mual karen didalam jahe mempunyai kandungan yang memblok serotonin, kandungan didalam serotitin dapat diubah menjadi triftopan hormone yang meningkatkan mood, di beberapa daerah di Indonesia jahe memiliki nama yang berbeda-beda misalnya daerah Sumatra dikenal dengan nama halia, bahing, sipadeh sedangkan di Jawa dikenal dengan nama jae, jhai dan di dalam kandungan jahe terdapat banyak sekali komposisi nutrisi dan kandungan vitamin diantaranya sebagai berikut :
Jangan lupa diperhatikan komposisi jahe sangat dipengaruhi oleh waktu panen, lingkungan tumbuh, keadaan jahe dan geografi. Jenis jahe dapat dibagi menjadi 3 jenis , yaitu :
1. Jahe Gajah atau Jahe Badak
Rimpang lebih besar dan gemuk, ruas riumpang lebih menggembung
2. Jahe putih atau Jahe Emprit
Rimpang lebih kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung, jahe ini kebanyakan dipanen setelah umur tua dari kandungannya lebih besar dari pada jahe gajah.
3. Jahe Merah
Rimpang berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe emprit,jahe selalu dipanen pada saat tua. Ekstrak jahe merah jika diminum dalam dosis 0,2 – 2 mg / kg menunjukan hasil efektifitas anlgesik dan anti inflamasi. Bahkan diberikan kepada 8 volunter ternyata sangat efektif dalam mencegah mabuk laut.Madu mengandung banyak mineral seperti kalsium, aluminium, besi, magnesium,fosfor dan beberapa vitamin B,K,C asam pantotenat dan madu memiliki enzim lengkap yang mampu meningkatkan proses metabolisme tubuh dan memelihara energy dan stamina tubuh agar tetap stabil. Kandungan madu antara lain sebagai berikut :
Manfaat jahe madu selain pengobatan TB adalah :
- Sebagai antioksidan
- Mencegah dan mengobati penyakit Jantung
- Sebagai detoksifikasi tubuh yang alami dan aman
- Mengobati sakit tgenggorokan dan panas dalam
- Manfaat lain
Pengolahan jahe dan madu sebagai berikut :
Bahan
- Siapkan jahe 125 mg
- Madu murni
- Air 250 ml
Cara membuat
- Siapkan jahe dengan keadaan bersih
- Jahe digeprek jangan terlalu hancur
- Siapkan wajan kecil dan masukan air sebanyak 250 ml
- Lalu masukan jahe yang sudah digeprek ke dalam air yang sudah mendidih dan aduk
- Tunggu 1 menit
- Kemudian angkat lalu diamkan
- Setelah hangat, tuangkan jahe dan tiriskan
- Setelah itu tambahkan madu sesuai selera untuk pemanis dan aduk hingga merata
- Berikan minum herbal jahe madu pada pasien TB 1 hari 2 x
