Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Lingkungan

Gb.koleksipribadi/2021

Hnews.id | Virus Corona adalah salah satu virus yang menyerang sistem pernafasan pada manusia. Infeksi virus Corona disebut Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) karena pertama kali virus ini ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular begitu cepat dan menyerang semua manusia di berbagai negara – negara di dunia termasuk di dalamnya negara Indonesia. Virus covid 19 ini menyerang semua unsur manusia mulai dari anak- anak hingga orang dewasa bahkan lansia dan ibu hamil juga dapat terserang oleh virus ini.

Penyebaran covid-19 berlangsung sangat cepat karena dapat menyebar melalui interaksi langsung atau melalui tetesan liur saat berbicara, batuk, flu, dan bersin. Apabila virus ini sudah tersebar dan menganggu sistem imunitas dalam tubuh manusia secara langsung dapat menyebabkan   gangguan ringan  bahkan sampai berat apabila  ada riwayat penyakit penyerta pada sistem pernapasan,sehingga akan mengalami  gangguan pada sistem pernafasan  yang ringan sampai berat bahkan dapat menyebabkan kematian akibat virus ini.

Merebaknya pandemi Covid-19 telah banyak mengubah cara hidup masyarakat. Segala bentuk aktivitas kini harus beradaptasi dengan situasi untuk memperlambat laju penyebaran penyakit virus Corona. Akibat dari covid 19 ini menyebabakan pemerintah diberbagai negara termasuk Indonesia melakukan  lockdown, Kebijakan lockdown adalah kebijakan yang membatasi keluar masuk suatu area, seperti tidak diizinkan untuk berpergian keluar negeri, tidak diizinkan untuk keluar rumah, tidak diizinkan untuk membuat acara yang mengundang keramaian, membatasi penggunaan transportasi umum, melakukan online school, melakukan work from home, dan tidak diizinkan berpergian ke tempat yang ramai, misalnya mall, cafe, dan tempat wisata.

Di Indonesia sendiri lewat keputusan pemerintah mengambil kebijakan untuk menerapkan  PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dilakukan secara bertahap di seluruh provinsi yang berada di Indonesia,  dan sesuai dengan data angka covid 19 pada masing-masing daerah tersebut, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ini bertujuan  untuk membatasi kegiatan masyarakat terutama potensi kerumunan yang terjadi di mayarakat sehingga dapat  menekan angka positif covid 19 yang terjadi di kalangan masyarakat.

Covid 19 merupakan Gangguan global yang telah memberikan dampak, baik dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan dan berbagai aspek kehidupan lainnya namun juga berdampak terhadap aspek lingkungan, baik secara global maupun di Indonesia sendiri. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada sekitar manusia dan mempengaruhi seluruh aktifitas perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan sendiri terdiri dari lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Komponen dari lingkungan abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen lingkungan biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Jika dikaitkan dampak covid 19 terhadap lingkungan maka dapat kita lihat dalam kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah memiliki dampak yang signifikan ketika diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat secara bertahap yang bertujuan untuk mengurangi aktifitas masyarakat tersebut. dampak tersebut berupa dampak yang positif dan dampak yang negatif terhadap lingkungan, dampak positif terhadap lingkungan Seperti kurangnnya aktifitas kendaraan bermotor, selama pandemic segala aktifitas ekonomi maupun akitifitas lainnya lebih banyak dikurangi, hal ini  membantu menurunkan tingkat pencemaran udara bahkan mengurangi  laju pemanasan global, selain itu Kualitas udara juga berdampak terhadap  kesehatan tubuh.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Mei 2020 menemukan bahwa emisi karbon global harian selama diberlakukannya karantina wilayah mengalami penurunan sebesar 17% dan dapat turut menyebabkan emisi karbon tahunan untuk turun sebesar 7%. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa penurunan aktivitas industri dan kegiatan transportasi merupakan penyebab utama menurunnya emisi karbon. Meskipun demikian, efek ini secara perlahan akan hilang seiring dengan dimulainya kembali aktivitas industri secara terbatas Terlepas dari itu, perubahan kegiatan selama pandemi COVID-19, seperti kerja jarak jauh dan penggunaan teknologi pertemuan virtual, mungkin bisa memberikan dampak jangka panjang yang lebih baik dibandingkan penurunan kegiatan transportasi selama pandemic, Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada September 2020, ilmuwan memprediksi bahwa perubahan perilaku selama pandemi dapat mengurangi emisi CO₂ sebesar 15% secara permanen sementara itu dampak positif lainnya adalah Bertumbuhnya keanekaragaman flora dan fauna,  Adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berdampak positif bagi keanekaragaman flora dan fauna. Berdasarkan laporan organisasi nirlaba Plantlife, berbagai jenis tanaman dan bunga terlihat tumbuh lebih banyak dari pada biasanya. Selain itu hewan seperti kupu-kupu, burung, dan lebah semakin banyak di taman.

Kondisi covid 19 ini juga memberikan dampak yang negatif dari beberapa sektor kehidupan, salah satunya adalah  sampah, terutama sampah plastik dan sampah medis. sampah plastik  tersebut sebagian besar merupakan sampah yang diperoleh akibat aktifitas pembelanjaan kebutuhan pokok yang dilakukan secara online baik makanan maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. sedangkan sampah medis sebagian besar berasal dari peralatan alat medis yang digunakan oleh rumah sakit  maupun alat pelindung diri,serta masker  dan sarung tangan yang banyak di pergunakan, hal ini mengingatkan kita kepada segala kebijakan pemerintah yang mengharuskan kita untuk selalu menggunakan masker guna melindungi diri dari pandemic covid-19, tetapi juga dapat berdampak terhadap meningkatnya sampah jika tidak di perhatikan dengan baik. menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutkan bahwa sampah plastik domestik meningkat dari 1-5 menjadi 5-10 gram per hari per individu karena pandemi COVID-19. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat kenaikan produksi limbah medis saat ini sebanyak 290 ton limbah medis per hari (idnfinancials.com, 8 Juni 2020).

Dengan demikian adanya Covid-19 telah mempengaruhi banyak aspek, maka dari itu bukan saja soal kualitas udara yang baik, kurangnnya aktifitas serta meningkatnya  fauna dan flora tetapi lebih kepada aktifitas kita selaku masyarakat agar lebih tertib dalam memperhatikan penggunaan sampah dikarenakan segala aktifitas lebih banyak di rumah masing-masing tetapi perlu juga kepada kebijakan-kebijakan lebih strategis yang dibuat oleh pemerintah maupun warga masyarakat sendiri juga harus memiliki kesadaran untuk meminimalizir penggunaan sampah terutama masker yang kita pergunakan sehari-hari agar sampah plastik maupun sampah medis tidak menganggu atau bahkan merusak lingkungan Baik saat kondisi seperti ini maupun setelah wabah covid ini berlalu.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *