Jangan Kendor Untuk Mencuci Tangan

Hnews.id | Kebersihan tangan adalah salah satu bagian terpenting dari kehidupan. Dimasa pandemi Covid-19 mencuci tangan menjadi tranding topic berbagai himbauan seruan dan ungkapan terdapat disetiap public area bahkan fasilititas dan kelengkapan untuk mencuci tangan dengan mudah dapat ditemukan. Menjadikan kewajiban bukan hanya untuk tenaga kesehatan, masyarakat dari semua kalangan dewasa maupun anak-anak sudah tersosialisasi.

Penelitian NWYA Dewi, FS Kusumaningsih, NLP Yunianti dengan Quasy Eksperimental penelitian dengan teknik pengambilan sampel adalah Probability Sampling dengan Cluster / Area Sampling sebanyak 24 sampel perkelompoknya. Dibagi menjadi 2 Kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Untuk kelompok kontrol pada  PAUD Bina Mekar dan utnuk kelompok perlakuan pada PAUD Widya Kusuma. Kemudian dilakukan pretest hasilnya adalah 24 dari masing-masing kelompok berada dalam kategori kurang perilaku mencuci tangan dengan sabun. Setelah itu dilakukan edukasi, dengan hasil post test adalah 24 anak-anak dari kelompok kontrol berada dalam kategori kurang tetapi tidak untuk kelompok perlakuan, 24 anak-anak berada dalam kategori perilaku mencuci tangan yang cukup baik. Dibuktikan pada Uji Mann-Whitney adalah p = 0,000, p <0,05 berarti bahwa ada perbedaan perilaku mencuci tangan dengan sabun antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah dilakukan intervensi.

Diatas adalah contoh sosialisasi yang dilakukan pada anak anak prasekolah dengan cara bermain puzzle terbukti bahwa ada perbedaan perilaku sebelum diberikan dan sesudah diberikan edukasi yang sesuai dengan mencuci tangan 6 langkah yaitu : (1) menggosok kedua telapak tangan (2) gosok punggung tangan (3) gosok sela-sela jari (4) jari-jari sisi dalam dari kedua sisi tangan saling mengunci (5) gosok jempol secara berputar dengan genggaman tangan (6) gosok dengan meruncingkan jari-jari. Edukasi metode bermain puzzle membuat anak dapat mudah memahami dan memberikan kesenangan sehingga terdapat perubahan perilaku cara mencuci tangan dengan benar (Wayan Yati Agustian Dewi, Shanti Kusumaningsih, and Luh Putu Yunianti Suntari 2019).

Cara yang singkat dan efektif untuk menghilangkan kuman dan bakteri yaitu dengan mencuci tangan. Sebagai definisi yaitu suatu tindakan membersihkan tangan menggunakan air atau menggunakan alkohol untuk mengeliminasi mikroorganisme transien yang ada pada tangan. Sebanyak 23% bakteri berkurang mencuci tangan dengan menggunakan alkohol pada penggunaan air dan sabun bisa dapat mengurangi jumlah bakteri menjadi 8% saja setelah tindakan cuci tangan. Terdapat hubungan tentang jenis cairan yang dipakai untuk mencuci tangan menggunakan alkohol (hand rub) bahwa ada penurunan jumlah bakteri sebelum dan sesudah dilakukan cuci tangan(Yesita Novia, Lestari, and Rebriarina 2019). Akan tetapi penggunaan air mengalir dan sabun merupakan paling utama efektif utnuk menghentikan penyebaran kuman dan menjaga tubuh tetap sehat.

Kejadian diare disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tindakan masyarakat dan lingkungan salah satunya adalah karena cuci tangan yang tidak benar dengan demikian diperlukan perhatian khusus sejak dini oleh orang tua kepada balita dengan cara praktis untuk memutus salah satu rantai penyebaran diare dengan cuci tangan pakai sabun (Radhika 2020). Hanya sekedar cuci tangan saja tidak memakai sabun dikarenakan pengetahuan teknik mencuci tangan pakai sabun kurang mempengaruhi perilaku yang bisa menyebabkan kejadian diare terulang (nurul rosyidah 2019).

Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Mirah Adhi tahun 2018. Telah dilakukan Wawancara dengan sampel 75 orang ibu yang memiliki balita berobat karena diare diwilayah kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima. tertuang di lembar kuesiner yang isinya umur, pendidikan, pengetahuan cara cuci tangan ada 18 pertanyaan dengan kategori penilaian maximal 90 dan nilai minimal 18. di dapatkan pengetahuan yang kurang sebanyak 31 (41,3%) cukup sebanyak 23 (30,7%) dan baik sebanyak 21 (28%). lingkungan diukur dengan kuesioneryang berisi 10 pernyataan, dimana setiap pernyataan jika responden menjawab ya diberi nilai 2, jika menjawab tidak diberi nilai 1, dengan nilai maximal 20 dan nilai minimal 10 maka didapatkan lingkungan kurang sebanyak 30 (40%) cukup 24 (32%) baik 21 (28%) Balita dengan kejadian diare sebanyak 42 (56%) dan yang tidak mengalami diare sebanyak 33 (44%) balita. Uji chi square dilakukan dengan nilai n (responden) 75 orang, untuk variabel pengetahuan ibu tentang cuci tangan nilai r = 0,01 dan nilai p = 0,00, danvariable kebersihan lingkungan nilai r =0,01 dan nilai p = 0,00, Hal ini menunjukkan Ho ditolak, Ha diterima, maka ada hubungan yangsignifikan antara pengetahuan ibu tentang cuci tangan dan kebersihan lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima.

Virus Covid-19 dan penyakit diare merupakan contoh penyakit yang dapat dicegah melalui mencuci tangan. Ada beberapa penyakit menular lainnya yang dapat dicegah yaitu thypoid, hepatis dan yang lainnya. Kampanye cuci tangan sudah dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah, pihak swasta maupun mandiri sudah digelar. Berbagai macam cara melalui media elektronik, media cetak, maupun media sosial yang sangat praktis dan mudah dipahami. Menjadi fokus utama di kalangan rumah tangga, sekolah atau dunia pendidikan, tempat kerja atau kantor, fasilitas kesehatan, serta tempat umum seperti rumah ibadah, pasar, dan terminal atau tempat umum yang banyak masyarakat berkumpul. Sedemikian gencarnya supaya bisa terhindar dari penularan penyakit dan juga tidak menularkan ke orang lain. Oleh karena itu diharapkan masyarakat bisa terus tanpa putus melakukan kepatuhan cuci tangan sesuai yang ditentukan. Bukan hanya di masa pandemi Covid-19 tetapi untuk selamanya.

Related posts