Menjaga Mental Health Dalam Masa Pandemi

Gb.umsrappang.ac.id/2021

Hnews.id | Pandemi COVID-19 merupakan sebuah krisis global yang bukan hanya mengancam kesehatan masyarakat secara fisik, namun juga secara mental. Begitu banyak berita buruk yang diterima, membuat masyarakat cemas akan hidup diri mereka sendiri, keluarga, teman terdekat, dan bahkan lingkungan sekitarnya. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus kecemasan di masyakarat pada masa pandemi COVID-19 adalah stres akibat isolasi sosial atau physical distancing pada. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kecemasan berlebihan pada masa karantina dapat meningkatkan risiko ansietas, depresi, hingga gejala stres pascatrauma. Salah satu penyebab perasaan-perasaan negatif tersebut adalah keputusasaan yang timbul dari signifikansi krisis COVID-19 dan kurangnya kemampuan masyarakat untuk membantu berkontribusi dalam penanganannya. Banyak orang mengaku tidak memiliki sarana untuk produktif bahkan terhadap kehidupan mereka sendiri, dan membutuhkan aktivitas bermanfaat yang bisa dilakukan sendiri. Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktivitas sebagai makhluk hidup.

Kondisi mental yang sehat dapat membantu perkembangan seorang kearah yang lebih baik dimasa mendatang. Kesehatan mental adalah bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan, hal tersebut memengaruhi cara kita berpikir dan bertindak.

Lalu apa itu kesehatan mental?

Dalam definisi kesehatan mental WHO yang tercantum dalam konstitusinya, “Kesehatan mental merupakan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya gak adanya penyakit atau ketidakmampuan.” Kesehatan mental sangat berpengaruh dalam kesejahteraan hidup kita baik secara fisik maupun sosial. Hal-hal yang selalu ada setiap harinya di dalam diri kita seperti pengambilan keputusan, cara berpikir, dan bertindak saling terkait pada kesehatan mental yang kita miliki. Kesehatan mental berbeda dengan gangguan mental. Seseorang dapat mengalami kesehatan mental yang buruk dan gak didiagnosis dengan gangguan mental. Misalnya kekhawatiran karena hasil ujian, Quarter Life Crisis, atau kecemasan karena finansial itu merupakan hal yang normal, dan gak termasuk pada gangguan kesehatan mental.

Kenapa kita harus mengenali kesehatan mental yang kita miliki?

Sebelum kita menjaga kesehatan mental yang kita miliki, kita harus mengenalinya terlebih dahulu. Apa itu kesehatan mental?  Apakah kesehatan mental kita baik atau buruk? Mengenali kesehatan mental yang kita miliki merupakan bentuk kepedulian terhadap diri. Ini bisa disebut sebagai self-awareness, yang merupakan kesadaran diri untuk memperhatikan diri kita sendiri. Salah satu cara untuk self-awareness adalah dengan mengenali bagaimana kesehatan mental kita. Dengan begitu, kita akan lebih mudah untuk memahami dan mengontrol diri. Semisalnya, jika kamu gak tau kenapa kamu stres, kenapa kamu emosian, kenapa kamu sedih terus, yang bikin kehidupan sehari-hari kamu terganggu, aktivitas kamu jadi terganggu, atau kinerja kamu jadi menurun. Kamu gak tau kenapa dan datang dari mana perasaan yang kamu miliki, kamu terlanjur sibuk dan malu untuk mengakui bahwa ada yang salah dengan dirimu sendiri. Makanya, untuk itu, mengenali kesehatan mental yang kita miliki itu penting. Kamu akan mengenali dirimu. Apa yang menjadi penyebab akan gejala-gejala yang timbul dalam dirimu sendiri.

Ada beberapa rekomendasi dalam mengatasi kesehatan mental selama pandemi dan juga bencana berskala besar (Ornell, Schuch, Sordi, & Kessler, 2020, p. 233) seperti:

  1. Menjaga diri dan orang lain, tetap berhubungan dengan teman dan keluarga.
  2. Membatasi paparan berita terkait COVID-19, karena terlalu banyak informasi dapat memicu gangguan kecemasan.
  3. Senantiasa mengikuti anjuran kesehatan dari World HealthOrganization (WHO) dan Dinas Kesehatan.
  4. Beritahu seseorang (yang dipercaya) jika memiliki gejala cemas dan merasa sedih.
  5. Memperhatikan kebutuhan, perasaan/emosi, dan pikiran diri sendiri.
  6. Membatasi kontak fisik dengan orang lain sembari menghindari jarak emosional.
  7. Memantu kondisi mental diri sendiri, dan memahami bahwa stres dan rasa takut merupakan perasaan normal di situasi yang tidak kita ketahui.
  8. Mempertahankan pola tidur, pola makan, dan olahraga yang baik dan teratur.
  9. Meditasi.
  10. Tetap mengikuti anjuran penggunaan obat secara normal, serta penggunaan tekni-teknik positif dari psikiater atau psikolog.

Related posts