Hal Yang Perlu diperhatikan Pasca Angiografi Koroner

Hnews.id | Gambaran pembuluh darah koroner dapat diketahui dengan metode invasif  yang dikenal dengan nama Angiografi koroner. Ditemukan pada tahun 1959, menurut Jomansyah (2015) Angiografi koroner pertama kali dilakukan oleh  F. Mason Sones, Jr, seorang pria kelahiran Noxopater, Mississippi pada tahun 1981, dengan cara memasukkan kateter yang dilanjutkan dengan menginjeksi agen kontras ke dalam arteri koroner serta merekamnya menggunakan foto radiografi. Menurut Munawar (2010), intervensi kardiologi dimulai pada tahun1977, ketika Dr.Andrean Gruntizig pertama kali melakukan tindakan balonisasi pada stenosis diarteri coroner.

Pengertian

Angiografi koroner merupakan salah satu pemeriksaan invasif untuk mengambarkan keadaan arteri koroner jantung, dengan cara memasukkan kateter pembuluh darah ke dalam tubuh dan menginjeksikan cairan kontras untuk memberikan gambaran pembuluh darah koroner pada pencitraan sinar-X, segera setelah kontras diinjeksikan (Bonow,et all, 2012). PTCA (Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty) atau dikenal juga dengan sebutan PCI (Percutaneuos Coronary Intervensi) adalah suatu tindakan minimal invasif dengan melakukan pelebaran dari pembuluh darah koroner yang menyempit menggunakan balon dan dilanjutkan dengan pemasangan stent atau gorong-gorong agar pembuluh darah tersebut tetap terbuka (Munawar, 2016).

Indikasi

Seseorang dapat dicurigai atau diketahui mengalami penyakit jantung koroner, apabila ditemukan tanda-tanda, diantaranya; nyeri dada yang dapat disertai dengan sesak nafas, mual, keringat dingin, atau rasa mau pingsan. Biasanya berlangsung lebih dari 15 menit. Adapun tindakan yang bisa dilakukan sebagai penegak diagnose antara lain; Pemeriksaan Laboratorium (Enzim Jantung), EKG saat istirahat, EKG Latihan dengan TMT, dan Stert imaging dengan radionuklir

Risiko         

Risiko yang harus diwaspadai dari tindakan Angiografi koroner antara lain, terjadinya perdarahan pada tempat sayatan sering kali muncul. Namun, kondisi demikian bisa juga disebabkan karena pemakaian obat antiplatelet (pengencer darah).  Selain  perdarahan, hematoma atau kebiruan pada kulit bisa saja terjadi. Hal yang harus diwaspadai lainnya adalah  adanya reaksi alergi terhadap kontras, hingga terjadinya infeksi.

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang ditimbulkan dari tindakan ini diantaranya, penurunan fungsi  ginjal, Stroke, Infark miokard, Diseksi aorta, Emergency CABG,  Perforasi (tamponade), Aritmia (ganguan irama), hingga terjadinya kematian

Akses/Tempat

Tindakan Angiografi coroner dapat dilakukan pada; Arteri Femoralis, Arteri Radialis, Arteri Brachialis, dan Arteri Distal Radialis.

Perawatan Post

Pada post tindakan, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas kesehatan antara lain;

  1. Pasien dengan luka di tangan dan disertai alat penekan, tidak boleh menggerakan pergelengan tangan selama 4 jam.
  2. Pasien dengan luka di paha  dan masih terpasang alat sheet tidak boleh menggerakan kaki selama 12 jam sampai dengan sheet dicabut
  3. Pasien akan di observasi ada/ tidaknya perdarahan pada luka angiogarfi koroner

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat pasien berada di rumah; Pasien dianjurkan untuk melakukan perawatan luka sesuai yang di ajarkan di RS, di antaranya:

Femoral (kaki):

  • Jangan mengemudi atau mengoprasikan mesin berbahaya selama 24 jam.
  • Jangan naik tangga atau mengangkat benda berat lebih dari 5 kg selama 48 jam.
  • Batasi membungkuk dipinggang selama 48 jam.
  • Tekan dengan lembut area tusukan dengan tangan pasien sendiri setiap batuk atau bersin.

Distal Radial/ Radialis/ Brakialis  (tangan) :

  • Jangan mengemudi selama 24 jam.
  • Hindari manipulasi pergelangan tangan selama 24 jam.
  • Istirahatkan lengan selama 2-3 hari.
  • Jangan mengangkat benda berat lebih dari 5 kg selama 1 minggu.
  • Tidak ada aktivitas berat selama 1 minggu.

Selain dua hal yang harus di perhatikan di atas, pasien dianjurkan untuk mengubah gaya hidup, seperti membiasakan diri untuk berolahraga secara teratur, menghindari hidup dengan stress, mengurangi kebiasaan makan makanan yang berlemak, berhenti merokok, mengontrol tekanan darah, kadar gula darah, serta kadar kolestrol darah.

Mengkonsumsi obat antiplatelet (pengencer darah) dianjurkan bagi pasien serta memeriksakan diri secara teratur, pemeriksaan penunjang yang mendukung sebaiknya dilakukan, seperti;  MSCT untuk mengecek patensi graft, Treadmill untuk mengecek kemampuan jantung, maupun echocardiography yang berfungsi untuk mengetahui curah jantung.

Related posts