Manfaat Senam Lansia Terhadap Kesehatan Lansia

Gb.dinkes.jogjaprov.go.id/2021

Hnews.id | Saat ini Indonesia sedang mangalami peningkatan umur harapan hidup, diikuti dengan meningkatnya jumlah lansia atau disebut dengan periode Aging Population. Berdasarkan data dari Kemenkes Republik Indonesia tahun 2019, pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 18 juta jiwa (7,56%) dan mengalami peningkatan pada tahun 2019 menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%). Jumlah lansia diperkirakan akan terus meningkat sampai tahun 2035 jumlah lansia diperkirakan menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%). Peningkatan usia harapan hidup disebabkan oleh keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Dengan meningkatnya usia harapan hidup maka kedepannya Indonesia akan menghadapi beban tiga (triple burden) yaitu selain meningkatnya angka kelahiran dan beban penyakit, angka beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap kelompok usia tidak produktif juga akan mengalami peningkatan (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI).

Dilihat dari aspek kesehatan, lansia akan mengalami penurunan status kesehatan secara alamiah ataupun akibat penyakit. Dengan bertambahnya usia seseorang maka fungsi tubuh juga akan semakin menurun, daya tahan tubuh menjadi lebih lemah sehingga rentan terhadap serangan penyakit. Oleh sebab itu mempersiapkan dan merencanakan program kesehatan untuk lansia adalah hal yang harus dilakukan sejak dini, salah satunya adalah dengan mengenalkan senam lansia kepada lansia ataupun usia produktif yang menuju lansia. Masih banyak lansia di Indonesia yang belum mengenal tentang senam lansia. Senam lansia adalah serangkaian gerakan tubuh yang ringan dan mudah untuk dilakukan terutama bagi lansia. Gerakan senam lansia sama seperti gerakan yang dilakukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari seperti mengangkat kedua tangan, menolehkan leher ke kanan dan ke kiri, menggerakkan pinggang dan masih ada gerakan-gerakan sederhana lainnya.

Lansia

Lansia (lanjut usia) adalah kondisi seseorang yang telah memasuki tahap akhir dari fase kehidupan (Wahyudi, 2008;33). Lansia akan mengalami proses penuaan (Aging Process) yang ditandai dengan berkurangnya pendengaran, masalah pada penglihatan, masalah metabolisme tubuh dan demensia. Proses menua dimulai sejak permulaan kehidupan dan terjadi di sepanjang kehidupan manusia. Menua merupakan proses alamiah yang terjadi setelah melewati beberapa fase yaitu fase anak-anak dan fase dewasa, menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998, Lanjut Usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas.

Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2020, dalam waktu hampir lima dekade (1971-2020) persentase lansia di Indonesia mengalami peningkatan sekitar dua kali lipat menjadi 9,92 persen atau sekitar 26 juta jiwa dengan jumlah lansia laki-laki 9,42 persen dan lansia perempuan sebanyak 10,43 persen lebih banyak satu persen dari jumlah lansia laki-laki. Pada tahun 2020 ada enam provinsi yang memiliki struktur penduduk tua dengan jumlah penduduk lansia mencapai 10 persen, yaitu DI Yogyakarta sebanyak 14,71 persen, Jawa Tengah sebanyak 13,81 persen, Jawa Timur sebanyak 13,38 persen, Bali sebanyak 11,58 persen, Sulawesi Utara sebanyak 11,51 persen, dan Sumatera Barat dengan penduduk lansia sebanyak 10,07 persen.

Kesehatan Lansia

Aspek penting yang akan berdampak pada kualitas hidup lansia adalah pendidikan dan kesehatan. Gaya hidup seseorang yang dijalani selama rentang kehidupannya akan berakibat pada kondisi kesehatan di masa tuanya. Semakin sehat gaya hidup yang dijalani seseorang maka semakin baik pula kondisi kesehatan di masa tuanya, dan sebaliknya apabila seseorang menjalani gaya hidup yang tidak sehat maka akan terlihat pada kondisi kesehatannya di masa tua.

Menurut Kemenkes RI tahun 2019, secara umum penyakit yang dialami oleh lansia adalah penyakit tidak menular yang bersifat degeneratif atau penyakit yang disebabkan oleh faktor usia. Secara psikososial lansia sering merasa kesepian bahkan depresi karena kehilangan pasangan hidup atau keluarga. Lansia juga lebih suka menghabiskan waktunya di rumah yang dapat memperburuk kondisi psikis lansia. Masalah psikis lansia dapat dicegah dengan melakukan aktivitas di luar rumah sehingga lansia bisa berinteraksi dengan orang lain. Namun kondisi fisik yang semakin lemah menjadi kendala bagi lansia untuk bisa bepergian ke luar rumah. Kondisi fisik yang semakin lemah tidak hanya menjadi kendala bagi lansia untuk bepergian ke luar rumah tetapi juga menjadi hambatan bagi lansia untuk melakukan kegiatan sehari-hari (Isnutomo, 2012).

Senam Lansia

Dalam bahasa inggris ada istilah exercise yang berarti Latihan atau aktifitas fisik yang dapat memacu jantung, peredaran darah serta pernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Senam merupakan bentuk Latihan tubuh untuk mendapatkan kekuatan otot, kelenturan sendi, keseimbangan gerak, daya tahan tubuh, stamina dan kesehatan jasmani.

Senam lansia adalah olahraga yang ringan dan mudah dilakukan bagi lansia. Ada beberapa manfaat senam lansia di antaranya adalah menjaga kesehatan tulang, meningkatkan stamina, meningkatkan kelenturan tubuh, membantu mengontrol gula darah, dan menjaga koordinasi gerak tubuh.

Senam lansia bisa dilakukan secara berkelompok atau bisa dilakukan sendiri di rumah. Ada banyak gerakan senam lansia yang bisa dilakukan, di antaranya adalah:

Peregangan leher

Gerakan ini bermanfaat untuk meregangkan otot serta menjaga kelenturan sendi di bagian leher. Gerakan peregangan leher bisa dilakukan dengan menoleh ke kiri dan kanan lau menundukkan dan mengangkat wajah ke arah atas, serta memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan sampai telinga menempel di bahu.

Gerakan mengangkat kedua tangan

Gerakan ini bisa dilakukan dengan posisi duduk atau berdiri, lalu angkat kedua tangan sambal tarik nafas dari hidung dan tahan selama 1 detik kemudian turunkan kedua tangan sambil menghembuskan nafas secara perlahan. Gerakan ini dapat meningkatkan kekuatan otot dan melenturkan sendi pada lengan dan bahu.

Peregangan otot pinggang

Gerakan peregangan pinggang bisa dilakukan dengan memiringkan badan ke samping kanan dan kiri atau dengan menundukkan badan ke depan dengan kedua tangan di lutut. Gerakan ini bermanfaat untuk menguatkan dan melenturkan sendi-sendi yang ada di pinggang dan panggul sehingga mengurangi risiko sakit pinggang.

Berdiri dengan satu kaki

Gerakan ini untuk melatih keseimbangan tubuh. Dapat dilakukan dengan mengangkat satu kaki dan menahan posisi tersebut selama 10 detik. Lakukan secara bergantian pada kaki sebelahnya.

Jinjit

Gerakan jinjit dapat dilakukan dengan mengangkat tumit setinggi mungkin dan menahan posisi berjinjit selama satu detik kemudian turunkan tumit. Gerakan jinjit selain dapat meningkatkan kekuatan otot kaki juga dapat melatih keseimbangan tubuh.

Apabila senam lansia dilakukan secara rutin dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, menjaga tubuh dari serangan penyakit dan menjaga kekuatan otot, tulang dan sendi. Dengan tubuh yang sehat maka mental dan psikososial lansia juga akan sehat.

Related posts