Tingginya Angka Oral Hygiene Indeks Pada Anak SD di Puskesmas Simpenan

Gb.slideshare.net-mutiafauziah5/2021

Hnews.id | Oral Hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah gigi dan mulut mungkin karena kita tidak menjaga kebersihan Mulut dan gigi. Sangat perlu untuk menjaga kesadaran akan kebersihan mulut.

Obat pencegahan yang paling efektif untuk masalah gigi dan mulut.

Menurut Clark (2005), oral hygiene bertujuan untuk :

  1. mencegah penyakit gigi dan mulut;
  2. mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut;
  3. mempertinggi daya  ahan tubuh; dan
  4. memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi kerusakan gigi anak usia dini masih tinggi, sekitar 93%. Artinya hanya 7% anak Indonesia yang tidak mengalami karies gigi. The International Federation of Dentistry (FDI) dan WHO bertujuan untuk membuat setidaknya 50% anak-anak berusia 5 hingga 6 tahun di setiap negara bebas dari karies gigi. Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak kebijakan pemerintah yang telah dilaksanakan, seperti program magang Nusantara Sehat, dimana penempatan tenaga kesehatan didasarkan pada tim di seluruh Indonesia, termasuk tenaga kesehatan gigi dan tenaga kesehatan lainnya.

Di wilayah kerja Puskesmas Sim Bennan, dari hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di Wilayah Kerja Kesehatan Sim Bennan, indeks kebersihan gigi dan mulut siswa SD meningkat sebesar 90% pada tahun 2019. Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk menulis artikel tentang peningkatan kasus kesehatan gigi dan mulut pada siswa sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Simpenan.

Rumusan Masalah

Jika tidak dikendalikan, dampak karies gigi pada anak akan menyebabkan karies gigi mencapai pulpa dan menimbulkan rasa sakit. Nyeri dapat mempengaruhi kemalasan anak dalam mengikuti proses belajar mengajar, serta menghambat tumbuh kembang anak.

Tujuan Penelitian

  1. Menurunkan angka karies gigi pada anak sekolah dasar
  2. Terciptanya hubungan lintas program dan sektoral yang baik sehingga kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah bisa diatasi dengan cepat dan tepat

Pembahasan

Dari data penjaringan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas Simpenan tahun 2020 penyakit karies gigi dan mulut (OHIS) mencapai 93% pada anak sekolah dasar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, pertumbuhan dan perkembangan anak, serta kemampuan berpikir anak, sehingga proses belajar mengajar tidak dapat berjalan secara normal. Tingginya angka kesehatan gigi dan mulut berdasarkan data di atas disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

Jenis Makanan

Secara umum, gula dalam permen, mulai dari permen hingga minuman ringan, tidak baik untuk gusi dan gigi. Karena gula mengikat gusi dan email, memicu pelepasan asam, yang dapat menyebabkan gingivitis dan kerusakan gigi. Contoh makanan yang sering dikonsumsi anak sekolah:

  1. Ice Cream
  2. Cokelat
  3. Permen
  4. Minuman yang bersoda

Sedangkan untuk jenis makanan yang menyehatkan gigi sangat jarang ditemukan di jajanan sekolah. Diantaranya :

  1. Buah-buahan
  2. Makanan yang mengandung serat dan berair
  3. Makanan yang tidak berwarna dan tidak mengandung gula

Memperhatikan pola makan, pola makan dan frekuensi makan merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya karies gigi. Mengapa? Karena munculnya kerusakan gigi umumnya karena makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi dan permen yang mengandung gula atau coklat. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan yang aman untuk gigi dapat membantu mencegah terjadinya karies gigi. Buah dan sayuran tergolong makanan alami yang aman untuk gigi.

Frekuensi makan juga perlu diperhatikan. Dibutuhkan 2 hingga 3 jam agar asam di mulut dinetralkan oleh air liur. Jika frekuensi makan makanan asam cukup sering, kemungkinan asam di mulut belum sepenuhnya dinetralisir, lalu makanan tambahan baru saja masuk ke dalam mulut. Akibatnya, rongga mulut terus mengandung asam dan meningkatkan risiko karies gigi.

Saat ini banyak minuman yang tidak baik untuk kesehatan gigi banyak beredar di masyarakat. Beberapa contoh minuman adalah minuman ringan atau jenis minuman ringan lainnya. Kebanyakan soda atau minuman ringan mengandung gula yang sangat tinggi. Hal ini memungkinkan sisa minuman di mulut membantu bakteri jahat di mulut berkembang biak dan perlahan menghancurkan gaga. Sebaiknya hilangkan kebiasaan minum soda dan gula tinggi dan gunakan air putih biasa. Air memiliki kandungan asam netral, yang membantu berkumur setelah makan.

Waktu dan Cara Menyikat Gigi

Tidak ada kebiasaan yang lebih baik untuk membersihkan gigi selain menyikat gigi. Kebiasaan menyikat gigi minimal dua kali sehari dapat mencegah kerusakan gigi. Pasta gigi berfluoride juga harus digunakan saat menyikat gigi. Fluoride dalam pasta gigi membantu menahan erosi mineral penting pada permukaan gigi.

Tapi ingat, penggunaan pasta gigi berfluoride bukan untuk memperbaiki enamel gigi yang terkikis, karena jika enamel gigi terkikis cukup dalam, pasta gigi berfluoride tidak akan bisa menutupinya. Dalam hal ini, penggunaan pasta gigi berfluoride lebih untuk memperlambat perkembangan karies gigi. Oleh karena itu, tindakan penanganan karies gigi lebih lanjut sangat diperlukan dan tidak boleh dilakukan tanpa pengawasan dokter gigi agar mendapatkan efek yang maksimal. Menggunakan pasta gigi Pepsodent Expert Protection yang mengandung mikropartikel dan zinc citrate dapat memberikan perlindungan menyeluruh untuk kesehatan gigi dan mulut keluarga Anda.

Menyikat gigi sebelum tidur merupakan waktu terbaik untuk membersihkan gigi, karena gigi perlu dibersihkan dari sisa makanan (plak). Namun menyikat gigi di pagi hari juga wajib, yaitu setelah sarapan, bukan setelah bangun tidur.

Kesimpulan

Di wilayah kerja Puskesmas Simpenan, hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut tahun 2020, indeks kebersihan Orak sangat tinggi, yang akan berakibat fatal terutama dalam jangka pendek yaitu dalam proses belajar mengajar. proses. Dan tujuan jangka panjangnya adalah peningkatan status gizi anak sekolah.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah di atas, perlu kerjasama lintas sektor dan program untuk meningkatkan kesadaran anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut. Ini termasuk 1) promosi kesehatan gigi dan mulut secara teratur; 2) sikat gigi umum; 3) inspeksi OHIS.

Related posts