Hnews.id | Depresi pada remaja merupakan gangguan mental pada anak yang dapat menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus. Kondisi ini mempengaruhi cara berpikir, berperilaku, bahkan masalah emosional pada anak. Di tambah lagi keadaan 2 tahun belakangan ini dunia global sedang mengalami masa pandemi COVID-19, hal tersebut telah membatasi waktu bermain anak dengan teman-temannya jadi anak lebih menghabiskan waktu di rumah, banyak dari mereka merasakan kejenuhan atau rasa bosan. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) melakukan survei kesehatan jiwa terkait COVID-19. Mereka memeriksa tiga masalah psikologis yaitu cemas, depresi, dan trauma psikologis. Hasilnya, 1 dari 4 Remaja secara global mengalami gejala depresi yang meningkat secara klinis, sedangkan 1 dari 5 Remaja mengalami kecemasan yang meningkat. Dalam teori depresi oleh Beck dan Alford merupakan sebuah gangguan psikologis yang ditandai dengan penyimpangan perasaan, kognitif, dan perilaku individu. Individu yang mengalami gangguan depresi dapat merasakan kesedihan, kesendirian, menurunnya konsep diri, serta menunjukkan perilaku menarik diri dari lingkungannya.
Penyebab depresi pada remaja
Depresi di alami tidak hanya pada orang dewasa, remaja bahkan anak-anak juga bisa mengalaminya, depresi pada remaja sering terjadi karena beberapa faktor yaitu perubahan hormon,pengalaman traumatis,lingkungan dan faktor keturunan. Depresi pada remaja lebih sulit untuk terdeteksi, karena pada usia remaja sering mengalami perubahan mood, oleh karena itu peran orang tua harus lebih peka terhadap perubahan perilaku remaja.
Jika perubahan mood atau perilaku remaja berlangsung lama sampai mengganggu aktivitasnya perubahan-perubahan tersebut dapat menjadi tanda gejala depresi yang di alami anak anda. Efek dari depresi selain mengasingkan diri yaitu gejala self harm, dimana kondisi self harm ini kerap dilakukan oleh penyintas depresi untuk menyalurkan emosional nya ketika sudah tidak kuat menahan emosional yang sudah berlebihan. Self harm adalah semua hal yang dilakukan untuk menyakiti diri sendiri, self harm menggambarkan berbagai hal yang dilakukan orang terhadap diri mereka sendiri dengan cara yang disengaja dan biasanya tersembunyi. Jadi, objek self harm ini adalah diri sendiri.
Ciri ciri depresi pada remaja
Untuk orang tua harus mengetahui tanda atau gejala berikut ini, untuk mendeteksi depresi yang terjadi pada anak remaja, inilah tanda atau gejala depresi pada remaja yang wajib orang tua ketahui.
- Perubahan hormon
- Faktor genetik
- Kebiasaan berfikir negatif
- Menjadi korban bullying
- Pernah mengalami pelecehan fisik sehingga menjadi trauma
- Depresi karena faktor biologis terjadi karena neurotransmitter yang merupakan bahan kimia otak alami terganggu.
- Perubahan pada nafsu makan dan berat badan
- Penurunan aktivitas yang biasanya dianggap menyenangkan
- Merasa tidak berguna
- Menjadi oversleep atau kesulitan tidur/tidak bisa tidur sama sekali
- Fake smile
- Menarik diri dari lingkaran sosial dan enggan berinteraksi sosial pada orang sekitarnya (social isolation
Cara mendeteksi depresi pada remaja
Depresi yang biasanya dimulai antara usia 15 hingga 30, kadang-kadang dapat menurun dari anggota keluarga. Bahkan, depresi remaja mungkin lebih umum di kalangan anak yang memiliki riwayat keluarga depresi. Jadi peran keluarga penting untuk mengatasi depresi pada remaja. Namun, orangtua biasanya akan sulit mendiagnosis gejala depresi pada anak-anaknya. Terkadang, gejala depresi sering disalahartikan dengan perasaan khas pubertas dan masa penyesuaian remaja.
Gejala mana yang normal dan mana yang tidak?
Sangat sulit untuk menentukan gejala depresi pada remaja yang terjadi itu normal atau tidak. Namun, tidak semua remaja memiliki seluruh gejala tersebut, remaja juga dapat menampilkan gejala yang lain, pada waktu yang berbeda. Bahkan, ada beberapa remaja yang sedang mengalami depresi tetapi masih bisa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Tetapi sebagian besar remaja yang mengalami depresi, mereka memang mengalami perubahan dalam kehidupan sosialnya. Mereka akan jadi lebih malas untuk mengikuti kegiatan, enggan bersekolah, sulit berkonsentrasi, sering bolos dan nilai mengalami penurunan.
Cara mengatasi depresi pada remaja
Bagi kamu yang masih remaja dan merasa mengalami depresi, kamu bisa lakukan beberapa hal di bawah ini untuk mengatasi depresi yang tengah kamu alami. Bahkan bisa lebih parah lagi jika depresi itu terlalu lama di alami seorang remaja dan mereka mulai menggunakan narkoba atau mengonsumsi alkohol dan melakukan upaya bunuh diri sebagai penyaluran emosional pada penyitas depresi. Jadi depresi itu tidak hanya soal kesedihan yang mendalam, tapi juga berkaitan dengan keleKurangi menghabiskan waktu di media sosial dan bergabunglah dengan aktivitas menyenangkan di lingkungan. Bisa ikut ekskul, klub olahraga, menjadi sukarelawan, atau menemui para sahabat kurangi menghabiskan waktu di media sosial dan bergabunglah dengan aktivitas menyenangkan di lingkungan. Bisa ikut ekskul, klub olahraga, menjadi sukarelawan, atau menemui para sahabat. istirahat dari sosial media dengan memilih akun atau postingan yang positif vibes, Jadi, untuk kamu yang meminta bantuan dan menceritakan perasaan-perasaanmu kepada orang-orang yang kamu percaya atau datang ke pihak profesional.