Hnews.id | Pola hidup yang salah dapat menyebabkan penyakit kronik yang merupakan kumpulan penyakit dengan faktor risiko yang sama dari hasil pajanan dalam waktu yang lama. Pola makan yang tidak sehat, merokok, kurangnya latihan fisik atau kurang gerak, juga stres emosional yang merupakan penyebab dari penyakit kronik tersebut. Gabungan perubahan fisiologis yang diakibatkan oleh paparan bahaya pada tubuh merupakan stres yang dapat mendatangkan dampak negatif pada seseorang yaitu gangguan dalam pengobatan, peningkatan risiko kesakitan, terjadinya kekambuhan penyakit, dan sebagai pencetus gejala penyakit. Kecemasan yang ditimbulkan oleh stres yang sangat berkaitan dengan pola hidup, juga mengakibatkan berbagai respon fisiologis, diantaranya gangguan pencernaan. Gastritis merupakan salah satu gangguan pada sistem pencernaan tubuh yang mengalami peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Gastritis dikenal di masyarakat dengan istilah sakit maag, kondisi ini bisa timbul mendadak.
Berdasarkan data menurut World Health Organization (WHO) tahun 2004, persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22,0%, China 31,0%, Jepang 14,5%, Kanada 35,0%, dan Perancis 29,5%. Kasus kejadian gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah masyarakat tiap tahunnya. Bersumber pada profil kesehatan Indonesia tahun 2011, “gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4.9%)”. Jumlah terjadinya maag (gastritis) pada beberapa daerah di Indonesia lumayan tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Dalam penelitian didapatkan data dari di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2017 jumlah penderita gastritis di seluruh rumah sakit di Kalimantan Selatan sejumlah 700 orang. Pada penelitian yang dilakukan pada pasien dengan kejadian gastritis di Puskesmas Larangan Utara Kota Tangerang 2020 didapatkan faktor stres dengan penyakit maag adalah 61 orang dari 98 yang diteiti. Hal tersebut sangat mempengaruhi kehidupan seseorang sehingga menjadi tidak nyaman karena merasakan stres dimana merupakan gangguan secara psikologis yang berakibat pada kondisi kesehatan tubuh.
Apa Hubungan Stres Dengan Maag (Gastritis)?
Penderita penyakit (maag) gastritis akan mendapati keluhan nyeri pada lambung, mual, muntah, lemas, perut kembung, dan terasa sesak, nyeri pada uluh hati, tidak ada nafsu makan, wajah pucat, suhu badan naik, keringat dingin, pusing, atau bersendawa serta dapat juga terjadi pendarahan saluran cerna. Dampak negatif stres dapat menimbulkan gastritis dari mekanisme neuroendokrin di saluran pencernaan. Saat kondisi stress, produksi asam lambung akan meningkat dan dapat mengiritasi lapisan mukosa lambung yang dapat menimbulkan peradangan mukosa lambung atau gastritis.
Sistem neuroendokrin berproses dalam saluran pencernaan yang berakibat pada penurunan aliran darah pada sel epitel lambung saat melindungi mukosa, akibatnya mudah teriritasi. Hal tersebut terjadi dikarenakan otak merangsang pengeluaran adrenalin yang menuju ginjal, merangsang proses perubahan glikogen menjadi glukosa dan mempercepat peredaran darah, dengan begitu menimbulkan peningkatan tekanan darah, respirasi meningkat, saluran pencernaan mendapatkan efeknya, diantaranya kelenjar air liur menghentikan aliran air liur atau bahkan memproduksi berlebihan, lambung memproduksi asam lambung hingga ada muncul gejala mual, iritasi, perih pada tukak lambung, diare, beberapa orang mengalami kram otot daerah perut.
Bagaimana Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindari Stres Agar Tidak Terjadi Maag (Gastritis)?
Relaksasi dapat memutus rantai proses tahapan stres fisiologis setelah terjadi peritiwa yang dianggap mengancam atau membahayakan yaitu tahap reaksi tanda bahaya, tahap penolakan, dan tahap kelelahan, kerentanan tubuh terhadap penyakit, kerusakan fisiologis, maupun timbulnya cedera pada organ tubuh agar individu yang sedang tegang dapat melakukan penyantaian sejenak.
Stress dapat dihindari dengan melakukan acupressure atau pijatan-pijatan pada titik tertentu yang akan menstimulasi titik-titik penyembuhan, olahraga sangat efektif untuk membantu mengatasi stres karena berolah taga akan memperlancar peredaran darah, dan otak merima lebih banyak oksigen, menyalurkan hobi, minum air putih dan makan makanan bergizi, serta meditasi adalah salah satu cara relaksasi untuk membantu menjernihkan pikiran dan berkonsentrasi pada alam sekitar sehingga merasa lebih tenang.
Menerapkan pola hidup yang sehat akan menjaga dan menjauhi tubuh dari berbagai penyakit. Pentingnya promosi kesehatan mengenai stress dengan gastritis kepada masyarakat agar masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu.
Dalam upaya penurunan prevalensi angka kejadian gastritis di Indonesia tidak dapat hanya dijalankan oleh Pemerintah, tetapi perlu juga keterlibatan berbagai pihak. Perlunya pengembangan kemitraan dari pemerintah dengan lembaga pendidikan, masyarakat sipil, dan berbagai organisasi profesi dalam rangka penerapan promotif dan preventif mengenai kebijakan dan program pengendalian stres yang menimbulkan penyakit maag (gastrtitis) di Indonesia. Demi tercapainya derajat kesehatan di Indonesia masyarakat juga perlu disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat.