Pencegahan dan Pengendalian Penyakit TBC pada saat Pandemi Covid-19

Gb.ugm.ac.id/2021

Hnews.id | Tuberkulosis atau yang dikenal juga dengan penyakit TBC adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru dan juga Bakteri tuberkulosis yang sudah menyerang paru-paru bisa menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas. Tuberkulosis atau TBC sendiri adalah salah satu penyakit komorbit yang bisa memperburuk kondisi pasien menderita covid 19.

Penyakit Tuberkulosis atau TBC sebenarnya “lebih jahat” dari covid 19 walaupun mereka sama-sama penularannya melalui udara atau droplet, dan memperburuk sistem pernafasan tetapi dalam waktu pengobatannya penyakit Tuberkulosis atau TBC bisa menghabiskan waktu mencapai 9 bulan, dan harus rutin dan tepat waktu dalam meminum obat Tb. Untuk pasien yang bandel yang baru beberapa bulan meminum obat Tuberkulosis dan ia merasa sudah sehat lalu menghentikan pengobatan secara sepihak tanpa memberitahu petugas kesehatan seperti dokter atau kader TB dalam waktu sebentar, ia akan terkena resistensi obat dan harus beralih ke pengobatan suntik di bokong, yang lamanya bisa mencapai 64 hari. Jika sudah tidak mempan juga hal yang paling fatal bisa menyebabkan Kematian. Sedangkan covid 19 dengan minimal isoman 14 hari bagi penderita sedang dan 1 bulan atau lebih untuk penderita berat tanpa adanya komorbit, ia akan sembuh tetapi untuk penderita covid 19 yang memiliki komorbit yang berat dan tidak dengan pengobatan yang benar, juga akan mengalami kematian tetapi untuk jangka waktu meminum obat sangatlah lama bagi penderita penyakit tuberkulosis.

Di indonesia Berdasarkan data Kemenkes 2020 penderita Tuberkulosis sudah mencapai 845 ribu orang dan membuat Indonesia sebagai negara tertinggi nomor 3 di dunia yang memiliki kasus penyakit Tuberkulosis dan menurut WHO Tuberkulosis menjadi penyakit yang berada di peringkat pertama sebagai penyakit menular yang paling mematikan di Dunia. Gejala utama Tuberkulosis yaitu Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, Batuk dapat dikuti dengan darah, Sesak nafas, Badan lemas, Nafsu makan menurun, berat badan pun turun, Demam dan berkeringat pada malam hari, kurang lebih satu bulan, Pada pasien HIV batuk merupakan bukan gejala yang khas, sehingga gejala batuk tidah harus selama 2 minggu atau lebih.

Dalam Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis yaitu harus dengan Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, perilaku etika batuk yang benar, Melakukan pemeliharaan dan berbaikan kualitas Rumah dan lingkungan nya yang sesuai dengan standar Rumah Sehat, Peningkatan daya tahan tubuh, Penanganan penyakit penderita Tuberkulosis dan Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi Tuberkulosis di fasilitas pelayanan Kesehatan, dan diluar fasilitas pelayanan kesehatan.

Walaupun pandemi covid 19 banyak memakan korban jiwa tetapi dalam pengobatan tidak membutuhkan waktu yang sangat lama berbeda dengan penyakit Tuberkulosis yang bisa menghabiskan waktu hingga setahun kurang 3 bulan untuk dinyatakan sembuh. Pemerintah Indonesia sudah memperkuat pencegahan dan pengendalian tubekulosis dengan Gerakan TOSS TB (Temukan TB Obati Sampai Sembuh) yaitu merupakan sebuah kegiatan kampanye penemuan kasus TB di indonesia dan semoga dengan adanya gerakan ini indonesia bisa menurunkan angka kasus penyakit Tuberkulosis di indonesia dan menurunkan rangking di dunia dalam kasus penyakit menular Tuberkulosis.

Related posts