Penyebab Diare, Gejala dan Pencegahan yang Harus diketahui Masyarakat

Gb.lifepack.id/2021

Hnews.id | Di negara berkembang seperti Indonesia, diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare adalah keluarnya feses yang tidak normal dan cair lebih sering dari biasanya. Perlu diketahui bahwa diare merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat. Banyak orang terkena penyakit diare sekali atau dua kali setahun. Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh perilaku hidup bersih di masyarakat. Untuk itu, pemerintah menerapkan program Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) untuk mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit diare.

Diare dapat menyebar melalui lingkungan, termasuk feses yang terkontaminasi bakteri, makanan atau minuman oral, atau kontak langsung dengan tangan kotor pasien saat bersentuhan dengan makanan, atau disebarkan oleh lalat pada makanan yang terbuka. Selain itu, cara penularan diare lainnya juga bisa berasal dari perilaku sendiri yaitu tidak mencuci atau tidak mencuci tangan, tidak menggunakan air mengalir dan sabun sebelum menyentuh bahan makanan, dan setelah menyentuh barang yang kotor atau terkontaminasi. Makan makanan basi dan sisa makanan beberapa hari yang lalu juga merupakan cara untuk menyebarkan diare. Kegiatan PBHS Cuci tangan pakai sabun sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum mengolah makanan, dan setelah mengolah makanan.

Diare dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

  1. Diare akut, yaitu durasi diare kurang dari 14 hari (biasanya kurang dari 7 hari). Hasilnya adalah dehidrasi, dan dehidrasi adalah penyebab utama kematian pada pasien diare.
  2. Disentri, yaitu diare dan darah dalam tinja. Akibat dari disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan yang cepat, dan kemungkinan komplikasi mukosa.
  3. Diare persisten, yaitu diare terus menerus selama lebih dari 14 hari. Hasil dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
  4. Diare disertai masalah lain Anak yang mengalami diare (diare akut dan diare persisten) dapat juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

Dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki akses ke air bersih, orang yang memiliki akses ke air bersih yang benar memiliki risiko lebih rendah terkena diare.

Keluarga harus memperhatikan penggunaan air bersih, yaitu:

  1. Ambil air dari sumber air bersih.
  2. Ambil air dan simpan di tempat yang bersih dan kedap udara, dan gunakan sendok khusus untuk mengambil airnya.
  3. Menjaga atau melindungi sumber air agar tidak tercerna oleh hewan dan memandikan anak.
  4. Gunakan air mendidih.
  5. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air bersih dan cukup.

Gejala diare:

  1. Feses lebih dari 3 kali.
  2. Kotoran atau feses dalam bentuk cair, yang mungkin disertai darah.
  3. Cairan tubuh tidak mencukupi dan tubuh lemah.
  4. Mual dan muntah.
  5. Hilangnya nafsu makan.
  6. Dehidrasi.

Kebiasaan tidak mencuci tangan (sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah buang air besar, meninggalkan ladang/kebun/setelah anak bermain dengan tanah) dan/atau tidak mencuci tangan (mencuci tangan dengan air di kobokan) biasanya digunakan untuk keramaian) ramai, tidak ada sabun yang digunakan mencuci tangan), dapat menyebabkan penyebaran penyakit, terutama penyakit yang menyebar melalui air dan lingkungan.

Mencegah diare

Pencegahan dan pengendalian kasus diare adalah melalui pemberian garam rehidrasi oral (ORS), penggunaan infus, dan sosialisasi kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari, karena penyakit diare biasanya erat kaitannya dengan hal berikut; perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, mengelola limbah cair yang memenuhi syarat, menghilangkan jentik nyamuk, dan tidak merokok di dalam ruangan, dll.

Related posts