Penyakit Infeksi Saluran kemih pada Remaja dan Penanganannya

Sumber:plus.kapanlagi.com/2021

Hnews.id | Pengertian Infeksi Saluran Kemih atau yang disebut dengan ISK adalah kondisi dimana terjadinya organ yang termasuk kedalam sistem kemih mengalami infeksi. Organ tersebut seperti ginjal, ureter, uretra, atau kandung kemih, tetapi infeksi saluran kemih umumnya itu terjadi di uretra dan kandung kemih. Yang berawal dari ginjal, zat sisa didalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine, kemudian urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kemih, setelah itu ditampung di kandung kemih, urine akan dibuang keluar tubuh melalui saluran yang disebut uretra. Infeksi saluran kemih sendiri terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih melalui uretra, kemudia bekteri berkembang biak di dalam kandung kemih.

Ada 2 jenis infeksi saluran kemih yaitu :

  • Infeksi saluran kemih bagian atas yaitu terjadi pada organ yang terletak sebelum kandung kemih, seperti ginjal dan ureter.
  • Infeksi saluran kemih bagian bawah yaitu terjadi di kandung kemih bagian bawah seperti kandung kmeih dan uretra.

Pada usia remaja terutama perempuan terjadinya infesi saluran kemih biasanya disebabkan oleh masalah kebersihan pada alat kelamin, terutama bagi rejama yang sudah mengalami menstruasi. Penyebab terjadinya infeksi saluran kemih pada remaja pria dan wanita tidak jauh berbeda, umumnya karena beberapa bakteri yaitu Escherichia coli, klebisella pneumoniae, dan staphylococcus. Untuk pria memang lebih jarang terkena infeksi saluran kemih, namun faktor yang berpengaruh untuk meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih pada pria yaitu seperti :

  1. Berusia diatas 50 tahun.
  2. Mengalami pembesaran kelenjar prostat.
  3. Menderita batu ginjal.
  4. Riwayat diabetes.
  5. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  6. Melakukan seks anal, dan lain sebaginya.

Remaja yang berisiko terkena infeksi saluran kemih umumnya itu karena sistem kekebalam tubuhnya sangat lemah. Remaja dengan menderita diabetes juga memiliki risiko lebih besar terkena infeksi saluran kemih. Bila ini dibiarkan terus menerus bahaya pada saluran kemih dapat memicu terjadinya masalah pada ginjal yang lebih lanjut. Gejala awal infeksi saluran kemih seperti;

  1. Rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
  2. Mengalami demam dan rasa tidak enak pada badan.
  3. Terdapat darah didalam urine.
  4. Rasa tidak nyaman di bawah perut dan juga panggul.
  5. Urine berwarna gelap dan berbau tidak sedap.
  6. Frekuensi buang air kecil meningkat, tetapi hanya sedikit urin yang keluar.

Upaya penanganan yang dapat dilakukan yaitu, seperti :

  • Hindari memakai produk pembersih terlebih pada remaja wanita yang ingin mencoba-coba karena akan berpotensi adanya iritasi, seperti yang mengandung parfum.
  • Hindari menahan-nahan buang air kecil.
  • Perbanyak minum air putih agar buang air kecil bisa teratur.
  • Selalu bersihkan area kemaluan terlebih dahulu dari pada anus setelah buang air besar atau berkemih, terutama pada wanita.
  • Menggunakan celana dalam katun dari hal ini merupakan hal penting juga karna mempengaruhi kenyamanan, bahan celana yang tidak menyerap keringat berisiko memunculkan berbagai macam penyakit kelamin, contohnya seperti Infeksi Saluran Kemih.
  • Jangan menggunakan celana dalam selama berhari-hari.
  • Tidak menggunakan pakaian celana dalam atau pakaian bawahan yang terlalu ketat karena akan meningkatkan kelembapan.

Adapula cara mengobati kondisi seperti ini yaitu menggunakan antibiotik yang telah diresepkan dokter dengan benar untuk membunuh bakteri, sehingga menuntaskan infeksi yang terjadi. Namun bila kondisi infeksi saluran kemih ini terjadi 3 kali dalam setahun atau lebih, harus memeriksakan diri lebih baik ke dokter karena harus mendapatkan perawatan khusus, contohnya seperti mengkonsumsi dosis rendah antibiotik dalam periode yang lebih lama untuk membantu mencegah infeksi berulang, kemudian mengkonsumsi dosis tunggal antibiotik setelah berhubungan intim, untuk mencegah pemicu infeksi umum lainnya dan juga mengkonsumsi antibiotic selama 1 atau 2 hari setiap merasakan gejala.

Related posts