Hnews.id | Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg secara terus-menerus. Hipertensi merupakan faktor risiko independen penyakit kardiovaskular dengan prevalensi tinggi di masyarakat. Wanita dengan hipertensi lebih banyak (63,9%) dibandingkan pria (36,1%). Hipertensi merupakan penyakit kronis yang pengobatannya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Layanan Tingkat Pertama yang diberikan oleh BPJS Kesehatan adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Pelayanan bagi penderita hipertensi adalah klinik penyakit dalam (44%). Jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien hipertensi sebagian besar adalah rawat jalan (81,3%), dan sebagian besar (93%) pasien rawat inap pulang dalam keadaan sehat. Pada tabulasi silang didapatkan jumlah penderita hipertensi terbanyak adalah wanita (30,6%) berusia 55-64 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian Hazwan, yang mencatat bahwa karena menopause, wanita mengalami peningkatan insiden tekanan darah tinggi, sehingga rasio estrogen dan androgen lebih rendah, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan pelepasan renin, yang memicu peningkatan dalam tekanan darah.
Peserta hipertensi berkisar antara usia 53 hari hingga 95 tahun. Ditemukan 31,2% penderita hipertensi berada pada kelompok umur >64 tahun. Penelitian juga menunjukkan bahwa kejadian tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini terjadi karena kekakuan arteri akibat arteriosklerosis struktural dan kalsifikasi, penurunan sensitivitas baroreseptor, peningkatan respon terhadap rangsangan simpatis, dan penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan.
Beberapa cara menjalani pola hidup sehat bagi penderita tekanan darah tinggi:
1. Terapkan diet sehat rendah garam
Hal utama yang perlu diperhatikan oleh penderita tekanan darah tinggi adalah asupan makanan. Makanan asin atau tinggi garam harus benar-benar dihindari. Ini karena asupan garam meningkatkan kadar natrium dalam tubuh, yang pada gilirannya mempengaruhi tekanan darah. Meski sudah minum obat tekanan darah tinggi secara rutin, Anda tetap perlu menghindari makanan tinggi garam. Sebaliknya, penderita tekanan darah tinggi perlu meningkatkan asupan buah dan sayuran yang kaya serat, vitamin, potasium, antioksidan dan magnesium. Perlu diperhatikan bahwa makanan berserat tinggi dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi.
2. Berolahraga secara teratur
Selain makan makanan yang sehat, olahraga teratur juga penting untuk mengontrol tekanan darah. Olahraga teratur tidak hanya bermanfaat bagi penderita tekanan darah tinggi, tetapi juga untuk mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi pada orang yang tidak memiliki tekanan darah tinggi. Latihan yang perlu dilakukan tidak berintensitas tinggi. Ada juga aktivitas fisik sederhana seperti jalan kaki, naik turun tangga, atau sekedar membersihkan kamar. Bagaimanapun, jaga agar tubuh Anda tetap aktif setiap hari di luar rutinitas harian Anda.
3. Menjaga berat badan ideal
Kelebihan berat badan atau obesitas erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Karena itulah menjaga berat badan ideal juga merupakan cara yang efektif untuk mengontrol tekanan darah. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur.
4. Kelola stres
Ini adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan darah. Karena stres bisa menjadi cikal bakal kebiasaan tidak sehat seperti makan berlebihan, merokok, minum, dan begadang, yang bisa memicu peningkatan tekanan darah.
5. Berhenti merokok dan minum
Ini berlaku untuk mereka yang memiliki kebiasaan merokok dan minum. Kedua kebiasaan buruk ini dapat memicu berbagai penyakit kronis yang berbahaya, seperti tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, dan kanker.
6. Kurangi kafein
Mengkonsumsi kafein dapat meningkatkan tekanan darah. Untuk melihat apakah kafein meningkatkan tekanan darah, periksa tekanan darah Anda dalam waktu 30 menit setelah mengonsumsi kafein. Jika tekanan darah Anda naik 5 sampai 10 mmHg, Anda mungkin sensitif terhadap kafein. Jika Anda mengalami jantung berdebar-debar setelah mengonsumsi kafein, yang terbaik adalah membatasi asupan kafein Anda.
7. Periksa tekanan darah Anda secara teratur
Dengan memantau tekanan darah Anda secara teratur, Anda dapat mengambil tindakan pencegahan segera ketika tekanan darah Anda secara konsisten di atas kisaran normal.