Hnews.id | Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya mengambil bagian penting dalam penguatan pintu masuk negara dari potensi kedaruratan kesehatan COVID-19 melalui deteksi Variant of Concern (VOC). BBTKLPP Surabaya menjadi satu dari sedikit laboratorium yang diberi peran dalam deteksi varian Omicron melalui pemeriksaan PCR S-Gene Target Failure (SGTF).
Pemeriksan SGTF merupakan deteksi lanjutan pasca spesimen dinyatakan positif untuk menentukan spesimen sebagai probable Omicron atau tidak. Bukan tanpa alasan, peran ini diberikan karena BBTKLPP Surabaya memiliki alat PCR yang mampu mendeteksi marker VOC menggunakan reagen khusus.
Reagen merupakan reagen khusus sesuai rekomendasi Laboratorium COVID-19 Nasional di Badan Litbangkes. SGTF sendiri merupakan pemeriksaan lanjutan untuk mempercepat proses menggunakan fasilitas Whole Genome Sequencing (WGS) dalam penentuan varian yang sebenarnya.
Spesimen yang diindikasikan atau probable Omicron diperoleh melalui pemeriksaan SGTF jika memenuhi syarat sebagai spesimen positif terutama dengan Ct value dibawah 30 dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan WGS apabila Gen S tidak terdeteksi.
Saat ini penanganan spesimen Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) melalui Bandara Internasional Juanda diperiksa entry dan exit test oleh dua laboratorium yang ditunjuk oleh SATGAS COVID-19. Kedua laboratorium ini melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan BBTKLPP Surabaya dan Intitute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga.
Setiap spesimen positif yang memenuhi syarat dari dua laboratorium rekanan tersebut pada hari yang sama harus dikirimkan ke BBTKLPP Surabaya untuk pemeriksaan SGTF dan ke ITD Universitas Airlangga untuk pemeriksaan WGS. Hasilnya semua dilaporkan kepada Litbangkes, KKP dan Dinas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut. [ary]