Hnews.id | Gagal Ginjal Kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh tidak dapat mempertahankan metabolisme dan keseimbangan elektrolit. Penyakit ginjal kronik seringkali dianggap sebagai suatu penyakit yang tidak ada harapan untuk penyembuhan (kecuali dilakukan transpalantasi ginjal) dengan karakteristik perjalanan penyakit yang progresif dan memicu berbagai reaksi pasien dan dapat mengurangi kualitas hidup. Data Riskesdas tahun 2018 mengalami kenaikan dari tahun 2013 pada Penyakit Ginjal Kronik dari 2% menjadi 3,8%. Banyak Penderita gagal ginjal kronis yang berharap ginjalnya dapat berfungsi Kembali, namun secara medis pada gagal ginjal kronis kerusakan fungsi ginjal terjadi secara permanen. Sehingga obat-obatan yang diberikan oleh dokter bertujuan untuk mengatasi gejala yang muncul, mengoreksi ketidak seimbangan metabolism tubuh, menghambat laju perkembangan penyakit serta mempertahankan fungsi organ yang masih sehat.
Tidak sedikit penderita gagal ginajal kronis yang menunda terapi cuci darah meskipun sudah dianjurkan oleh dokter, mencari alternatif pengobatan. Mulai dari herbal hingga berbagai terapi alternatif lainnya. Hingga masuk dalam kondisi yang lebih berat setelah mencoba berbagai terapi selama proses penundaan baru mau memutuskan terapi hemodialisa atau cuci darah. Dapat dipahami proses pengambilan keputusan ini membutuhkan waktu karena pengambilan keputusan ini tidak hanya penderita, tetapi melibatkan keluarga pula. Untuk itu edukasi-komunikasi dan pendekatan petugas Kesehatan secara comprehensive sagat dibutuhkan.
Terapi hemodialisis atau yang lebih dikenal dengan cuci darah, merupakan pilihan terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal kronis. Kualitas hidup dalam aspek kesehatan terhubung dengan perasaan sakit dan gelisah yang dialami penderita gagal ginjal kronis. Kualitas Hidup dipengaruhi kehidupan social, lingkungan sekitar, kejiwaan, keadaan umum fisik dan keyakinan (Mulia, Mulyani, and Pratomo 2018). Dengan dilakukannya terapi cuci darah diharapkan penderita gagal ginjal kronis terbebas dari gejala atau keluhan yang dirasakan berkurang, serta dapat menjalani aktivitas secara maksimal. Penelitian (LS, Wahyuni Sri;Purwati 2016) menemukan bahwa pasien yang menjalani Hemodialisa lebih dari 1 tahun, sebagian besar mempunyai kualitas hidup lebih baik. Terapi cuci darah secara singkatnya merupakan terapi yang menggantikan fungsi ginjal yang telah rusak untuk membersihkan racun sisa metabolism dari dalam darah, menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh, yang semuanya dilakukan oleh mesin.
Duarasi dari cuci darah atau hemodialisis tergantung dari kondisi pasien tersebut dan kebutuhannya. Hemodialisis dapat dilakukan 4 sampai dengan 5 jam di tiap sesi dengan frekuensi dua sampai tiga kali tiap minggu. Idealnya 10-15 jam per minggu (PERNEFRI 2003). Diharapkan dengan demikian dapat menghambat atau menunda proses perjalan penyakit menuju kondisi yang lebih parah sehingga diharapkan usia harapan hidup penderita lebih panjang. Untuk memastikan efektivitas cuci darah tercapai perlu dipastikan penderita dan keluarga sebagai support sistem memahami informasi penting tentang beberapa hal yang perlu diperhatikan. Diantaranya pembatasan cairan, pembatasan konsumsi makanan, gangguan tidur, ketidakjelasan tentang masa depan, pembatasan aktivitas sehari-hari, kurangnya pergaulan sosial terhadap kehidupan sosial, pembatasan waktu dan tempat bekerja, serta faktor ekonomi. Hal-hal penting untuk dikomunikasikan dan dimanage sejak dini, karena terapi cuci darah merupakan terapi jangka panjang yang tentunya mendukung tenaga, waktun dan finansial, sehingga support sistem perlu dibangun dengan baik.
Dengan dilakukannya terapi hemodialisa sesuai dengan program terapi yang dibuat tenaga Kesehatan, serta pasien dan keluarga mendapatkan dan memahami informasi terkait hemodiasa, diharapkan dapat menciptakan support sistem yang baik pada pasien gagal ginjal kronis. Dengan support sistem yang baik mulai dari proses pengambilan keputusan untuk menjalani terapi hemodialisa hingga selama menjalani terapi akan berjalan lancar. Sehingga efektivitas hemodialisa dapat tercapai yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal kronis.