Hnews.id | Hal yang perlu diingat, lewat catatan sejarah, virus Corona bukanlah satu-satunya virus mematikan yang pernah mewabah. Nah, berikut beberapa wabah mematikan lainnya yang pernah terjadi sepanjang sejarah.
Cacar pada Yunani
Cacar atau smallpox pernah menyebabkan tewasnya lebih dari 30.000 orang di Athena, Yunani, pada 430 SM (sebelum masehi). Penyakit yang disebabkan oleh virus variola ini kira-kira mengurangi populasi kota sebesar 20 %. Pengidap cacar mengalami demam serta ruam kulit yang khas serta progresif. menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar tiga dari setiap 10 pengidap cacar tewas. banyak pengidapnya yang memiliki bekas luka permanen, terutama di wajah mereka. Bahkan dalam beberapa masalah, hingga menyebabkan kebutaan. Beruntung berkat keberhasilan vaksin, cacar dapat diberantas di Amerika Serikat (AS). di Alaihi Salam, wabah cacar terakhir terjadi di tahun 1949.
Wabah Justinian, Timur Tengah
Wabah Justinian bermula pada tahun 541. wabah ini diperkirakan mengakibatkan tewasnya 50 juta orang di Timur Tengah, Asia, dan lembah Mediterania. Lantas, apa yang mengakibatkan penyakit mematikan ini? Ternyata, Justinian disebabkan oleh bakteri yang disebarkan oleh tikus yang digigit oleh kutu yang terinfeksi.
Great Plague of London
Great Plague of London atau wabah besar London bermulai dari negara Tiongkok pada 1334. lalu, wabah ini menyebar di sepanjang rute perdagangan. dalam waktu 18 bulan, wabah ini kira-kira membunuh 100.000 ribu nyawa di kota London. Selain itu Florence, Italia, kehilangan sepertiga dari 90.000 penduduknya pada enam bulan pertama. Secara keseluruhan, Great Plague of London menyebabkan tewasnya 25 juta penduduk Eropa.
The terbaru Plague
The modern Plague atau wabah terkini dimulai di tahun 1860-an. wabah ini menelan korban lebih dari 12 juta orang di Tiongkok, India, dan Hong Kong. sekitar tahun 1890-an, ilmu pengetahuan menemukan bagaimana infeksi bakteri menular serta vaksin diciptakan.
Pandemi Flu akbar, Sangat Mematikan
Pandemi flu akbar atau yang disebut sebagai Flu Spanyol, terjadi di 1918 dan 1919. peristiwa ini mulai menyebar di AS, lalu timbul di Afrika Barat dan Prancis, lalu menyebar hampir ke seluruh dunia. Pandemi flu ini diperkirakan mengakibatkan tewasnya 50 juta orang pada seluruh global. Kira-kira 5 kali jumlah penduduk kota Jakarta.
Polio, Kelumpuhan permanen
Polio pernah menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti di AS. di awal 1950-an, sebelum vaksin polio tersedia, wabah polio menyebabkan lebih dari 15.000 kasus kelumpuhan setiap tahun. zenit kasus polio hampir menginfeksi 60.000 orang dan lebih dari tiga.000 orang meninggal. akan tetapi setelah vaksin ditemukan, kasus polio pun bisa ditekan dengan drastis. Menurut ahli di WHO, pengidap polio dapat mengalami beragam tanda-tanda. Mulai dari demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri di tungkai. pada sebagian kecil kasus, penyakit ini mengakibatkan kelumpuhan yang tak jarang bersifat tetap. Hal yang perlu ditegaskan, tidak terdapat obat buat mengatasi polio. Penyakit ini hanya dapat dicegah menggunakan vaksin.
HIV
Di 1984, para ilmuwan mengidentifikasi human immunodeficiency virus atau HIV, sebagai virus yg menyebabkan AIDS. pada tahun yang sama, virus ini setidaknya mengakibatkan tewasnya lebih dari lima.500 orang di Alaihi Salam. Menurut catatan WHO, sejauh ini HIV telah merenggut lebih dari 32 juta jiwa. di samping itu, sekitar 37,9 juta orang yg hayati dengan HIV pada akhir 2018.
SARS
SARS yang muncul pada November 2020 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Eropa (Inggris, Italia, Swedia, Swiss, dan Rusia), hingga Amerika serikat.Epidemi SARS yang berakhir sampai pertengahan 2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Bagaimana dengan jumlah korbannya? Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa dampak penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut.
Pandemik Flu H1N1
Pandemik Flu H1N1 ini terjadi di 2009. Flu ini juga dikenal sebagai flu babi atau swine flu. berdasarkan CDC, kurang lebih 151.700-575.400 orang di seluruh dunia meninggal akibat infeksi virus ini, selama tahun pertama virus tersebut beredar.
Kolera pada Haiti
Epidemi kolera mengakibatkan tewasnya sedikitnya 10.000 orang di Haiti pada 2010. Epidemi ini terjadi selesainya gempa bumi yang melumpuhkan negara tadi.
Ebola
Epidemi Ebola terjadi pada 2014 pada Afrika Barat. saat itu artinya wabah Ebola terbesar yang pernah tercatat. pada Agustus 2014 hingga Maret 2016, setidaknya 30.000 orang terinfeksi virus ebola. kurang lebih 11.000 orang mati di Afrika Barat. Akibat keganasan Ebola, WHO memutuskan penyakit ini sebagai global Health Emergency, mirip swine flu atau flu babi di 2009.
Virus Zika
WHO memutuskan Zika menjadi global Health Emergency di tahun 2016. Virus ini diperkirakan dapat menginfeksi 3 sampai 4 juta orang dalam ketika satu tahun. Zika merupakan penyakit yang ditularkan dari nyamuk yang bisa mengakibatkan cacat lahir seperti mikrosefali. sampai saat ini, sekitar 86 negara telah melaporkan bukti infeksi Zika yang ditularkan oleh nyamuk. Selain virus yang mematikan tadi, masih terdapat penyakit menular lainnya juga ada ditengah-tengah pandemic di Indonesia yaitu DBD (Demam Berdarah Dengue).
Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu menerima perhatian di tengah pandemi Covid-19. Data nasional sampai 14 Juni 2021 mencapai 16.320 kasus. Jumlah ini meningkat sebanyak 6.417 kasus Jika dibandingkan total kasus DBD pada 30 Mei yang hanya 9.903 kasus. Jumlah kematian dampak DBD pun meningkat dari 98 kasus di akhir Mei hingga menjadi 147 kasus di 14 Juni 2021. sampai sekarang jumlah kabupaten kota yang terserang terus bertambah menjadi 387 pada 32 provinsi, sedangkan kasus DBD tertinggi berada di kelompok umur 15-44 tahun. Kenaikan kasus demam berdarah dengue ini patut sebagai perhatian serius. Hal ini mengingat Indonesia juga tengah dilanda pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, yang telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang dengan jumlah yang meninggal global mencapai 102.375 orang.
Karena sektor kesehatan saat ini sedang fokus penanganan Covid-19 berakibat layanan masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) berkurang, sehingga masyarakat diharapkan lebih siap untuk melakukan tindakan pencegahan. antara lain dengan melakukan kebiasaan tiga M yaitu melakukan tindakan menguras, menutup dan mengubur terhadap kemungkinan-kemungkinan yang menjadi sarang nyamuk berkembang biak.