Pencegahan Stunting Dengan Aplikasi Android

Sumber:voxntt.com/2022

Hnews.id | Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial sertapaparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya. Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa dewasanya.

Kasus stunting merupakan masalah kekurangan gizi yang telah dialami balita di dunia. Tahun 2018 lebih dari sepertiga stunting di dunia dari Asia (59%) sedangkan sepertiganya (39%) dari total tinggal di Afrika. Dari data 85,6 juta balita stunting kawasan Asia tersebar di Asia Selatan (58,8%) dan proporsi paling terkecil di Asia Tengah. Indonesia menduduki peringkat ke-5 sebagai negara dengan stunting terbanyak dalam penyebaran di dunia. Data prevalensi stunting yang himpum World Health Organization (WHO), Negara Indonesia termasuk negara ketiga dengan prevalensi terbesar di regional South-East/Asia Tenggara Asia Regional (SEAR).

Stunting menjadi masalah utama kekurangan gizi yang dihadapi bangsa Indonesia. Berdasarkan pengolahan data Pemantauan Status Gizi (PSG) kurun waktu empat tahun terakhir, tubuh pendek merupakan prevalensi tertinggi yang ada saat ini dibandingkan dengan permasalahan kekeurangan gizi,. Prevalensi balita bertubuh pendek telah mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2017 yaitu 28,5% menjadi 30,6% pada tahun 2018.

Pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak, serta pencegahan stunting.

Kabupaten Probolinggo sesuai data yang dirilis oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNKP2K) masuk dalam 11 besar stunting di Provinsi Jawa Timur tahun 2018 sekitar 49,43% (Armanto, 2019). Program Studi Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas Nurul Jadid Probolinggo dan Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Nurul Jadid Probolinggo melakukan inovasi untuk mendukung pemahaman ibu terhadap pemenuhan kebutuhan asupan gizi balita pada masyarakat Probolinggo dengan perancangan sistem Penerapan Aplikasi Android.

Riset yang dikembangkan yaitu menciptakan system operasi seluler atau handphone sehingga masyarakat di Kabupaten Probolinggo akan mudah memahami pentingnya tentang asupan gizi mulai dari ibu yang baru menikah, hamil dan saat melahirkan serta merawat balita. Aplikasi buku pintar berbasis android diharapkan sangat membantu masyarakat di Kabupaten Probolinggo, karena saat ini masyarakat sudah terbiasa dengan aplikasi android. Pemanfaatan perkembangan teknologi sangat memungkinkan dikembangkan melihat semakin berkembangnya smartphone android saat ini sehingga dapat dijadikan media sosialisasi buku kesehatan Anak dan Ibu dari Kuesioner Pra Skrining, Perkembangan sekaligus untuk mengetahu dan memantau gizi anak.

Penggunaan plikasi android PODOCENTING untuk mengetahui dan mencegah stunting semua fitur berfungsi dengan baik. Basis data yang dihasilkan dapat menyimpan dan menampilkan data yang telah direcord serta bisa menampilkan laporan yang dibutuhkan oleh pengguna. Diharapkan aplikasi android PODOCENTING tidak hanya diterapkan pada masyarakat Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur melainkan dapat juga digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Related posts