Hnews.id | Pandemi COVID-19 memaksa masyarakat untuk mengadopsi platform digital dan virtual, tak terkecuali di bidang kesehatan. Di saat aktivitas masyarakat harus semakin dibatasi akibat pandemi, inovasi teknologi justru menjadi solusi yang memudahkan akses kesehatan masyarakat selama pandemi.
Kini, konsultasi kesehatan dan penerimaan perawatan medis bisa dilakukan dari rumah saja melalui inovasi digital yang disebut dengan telemedicine.
Menurut American Academy of Family Physicians, telemedicine adalah praktik kedokteran yang memanfaatkan teknologi untuk memberikan perawatan jarak jauh. Seorang dokter di satu lokasi dapat memberikan perawatan kepada pasien di tempat yang jauh menggunakan infrastruktur telekomunikasi.
Tak dapat dipungkiri bahwa pandemi menciptakan sebuah realitas baru di masyarakat. Pelaku industri dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman.
Saat ini, para pelaku di industri layanan kesehatan berusaha sebaik dan semaksimal mungkin untuk memanfaatkan semua alat digital yang mereka miliki, salah satunya melalui pengembangan sistem telemedicine berbasis website maupun aplikasi.
Sebenarnya telemedicine bukanlah hal yang baru. Menurut sebuah makalah yang ditulis oleh para peneliti Bentley University, teknologi telemedicine pertama kali digunakan oleh NASA dan Institut Psikologi Nebraska pada tahun 1960-an, sebagai bentuk pemberian layanan kesehatan mereka.
Kendati demikian, penggunaan telemedicine terus menurun pada 2012–2019 sebelum adanya pandemi. Namun selama pandemi ini, angka pengguna telehealth meningkat secara signifikan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Katadata, selama pandemi Covid-19 terjadi lonjakan kunjungan ke aplikasi telemedicine sekitar 600%. Hasil survei dari Alodokter juga menunjukkan bahwa angka pengguna telemedicine di 2021 meningkat sebanyak 30% jika dibandingkan dengan 2020.
Peningkatan drastis pengguna telehealth bukan terjadi tanpa alasan. Telemedicine, juga dikenal sebagai telehealth, memang menawarkan banyak keuntungan. Kini, pasien dapat membuat janji melalui video atau telepon dengan dokter atau praktisi perawatan kesehatan mereka. Selain memberikan rasa nyaman dan aman, layanan telemedicine juga memberi kontrol pada pasien maupun perawat atas potensi penyebaran virus Covid-19.
Ke depannya, keuntungan dari telemedicine diperkirakan akan semakin bertambah. Telemedicine memiliki kemampuan untuk memperluas akses ke layanan khusus, menjanjikan efektivitas biaya, serta membantu mengatasi masalah kekurangan dokter.
Namun, inovasi apapun itu pasti ada tantangannya. Kurangnya ketersediaan sumber daya teknologi di daerah tertentu, isu-isu terkait keamanan data pasien, serta tantangan dalam melakukan pemeriksaan pasien tradisional menjadi beberapa hal yang masih perlu dikembangkan dari layanan telemedicine.
Perkembangan telemedicine berpotensi merevolusi pelayanan kesehatan secara global maupun nasional. Marcus Osborne, mantan wakil presiden senior di Walmart Health, mengatakan bahwa untuk dapat maju dan berkembang, industri layanan kesehatan perlu bergerak melampaui konsepsi dunia di mana pasien berinteraksi dengan penyedia perawatan melalui pengalaman tatap muka yang hanya berlangsung 1 kali.
Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin pun turut mendukung adanya inovasi ini dengan terus memberikan edukasi kepada masyarakat, serta mengajak layanan telehealth di Indonesia untuk memperluas akses layanan telemedicine serta telekonsultasi bagi pasien.
Sangat penting bahwa perubahan dan inovasi dilakukan untuk memfokuskan layanan telemedicine ke dalam lanskap perawatan kesehatan di era digital, untuk bersiap menghadapi pandemi di masa depan, serta untuk menuai berbagai manfaat lainnya dari layanan ini di kemudian hari.