Menekan Angka Stunting dengan Pemberian Penghargaan Terhadap Inovasi-Inovasi di Indonesia

Sumber Gb:Stranas_Percepatan_Pencegahan_Anak_Kerdil(3)/2022

Hnews.id | Stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Pemerintah melihat ini sebagai masalah penting, dan target anggarannya sendiri adalah untuk mengurangi stunting pada tahun 2024, yang bisa di bawah 20 persen, menurut Kementerian Kesehatan. Karena masalah gizi kronis, yaitu kurangnya asupan gizi jangka panjang. Masalah stunting ini bukan hanya regional, ternyata kasus stunting masih sering terjadi di kota-kota besar.

Masalah stunting dianggap sulit diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kecukupan asupan gizi yang diberikan, dan selanjutnya pola asuh yang salah diyakini akan berdampak signifikan terhadap kejadian stunting itu sendiri, dimana pola asuh yang salah tersebut. diperoleh dari generasi sebelumnya. Masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa memberi makan anaknya hanya mengenyangkan, tanpa mempertimbangkan kecukupan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang harus seimbang.

Pemerintah memprioritaskan pencegahan stunting sendiri, hanya saja selama pandemi COVID-19 anggaran untuk stunting tetap tinggi karena setiap bayi stunting yang lahir dianggap menurunkan kualitas penerus negara, sehingga pemerintah tidak akan dalam Revisi stunting ini. anggaran di era wabah Covid 19. Untuk mempercepat pencegahan stunting itu sendiri, diperlukan intervensi yang spesifik dan sensitif secara berkala, dan pelaksanaan intervensi tersebut melibatkan banyak sektor dan kelompok prioritas yang dianggap sebagai kunci keberhasilan perbaikan gizi, tumbuh kembang anak, dan dalam pencegahan Keterlambatan perkembangan itu sendiri.

12 penghargaan inovasi pencegahan stunting dari berbagai daerah di Indonesia oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Asosiasi Pelayanan Kesehatan Indonesia (Adinkes) dan Institut Habibie untuk Kebijakan Publik dan Pemerintahan (HIPPG). Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang bertanggung jawab, mengandalkan inovasi yang dihasilkan untuk membantu menekan penurunan angka stunting di Indonesia, sekaligus membawa perubahan yang meningkatkan gizi, terutama karena inovasi ini telah terbukti menurunkan angka stunting di negaranya masing-masing.

Penghargaan tersebut dibagi menjadi dua kategori, yang pertama adalah Kategori Pendidikan – Penggunaan Teknologi Informasi, yang selanjutnya dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu Kategori Pendidikan Komunitas, Kategori Kolaborasi Antar Lembaga dan Kategori Penggunaan Teknologi Informasi. Untuk kategori kedua, Kategori Pemberdayaan – Penghargaan Pangan Lokal dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu Kategori Pemberdayaan Masyarakat, Kategori Pengolahan Pangan Lokal dan Lainnya.

Pengakuan terhadap penemu inovatif dalam pencegahan stunting di Indonesia, yang dapat bertepatan dengan penurunan kejadian stunting di tanah air, dan juga menjadi pemicu untuk menciptakan inovasi baru untuk mencegah dan mengurangi stunting di Indonesia.

Related posts