Hnews.id |
Abstrak
Anemia merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, dengan perkiraan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia sering terjadi di masyarakat, terutama pada remaja putri. Remaja putri rentan terhadap anemia defisiensi besi karena kebutuhan zat besi yang meningkat selama pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan desain penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI SMK Taruna Terpadu 1 Bogor yang berjumlah 32 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini telah divalidasi untuk pengujian. Setelah diperoleh hasil kuesioner yang valid dan reliabel, maka kuesioner ini dapat digunakan untuk penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Hasil analisis tingkat pengetahuan dan kejadian anemia, dapat diperoleh hasil uji Spearman Rank Correlation diatas dapat disimpulkan bahwa nilai r sebesar 0,147 dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0,437 sehingga diputuskan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMK Taruna Terpadu 1 Kota Bogor Tahun 2022.
Pendahuluan
Remaja putri berisiko tinggi terkena anemia karena kebutuhan zat besi meningkat pada usia ini akibat pertumbuhan, menstruasi, seringnya pembatasan konsumsi makanan, dan pola konsumsinya sering melanggar aturan gizi. Tingginya angka kejadian anemia disebabkan oleh pola konsumsi makanan remaja putri Indonesia yang masih didominasi oleh sayuran sebagai sumber zat besi yang sulit diserap (Putri, 2018).
Anemia merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, dengan perkiraan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia sering terjadi di masyarakat, terutama pada remaja putri. Remaja putri rentan terhadap anemia defisiensi besi karena kebutuhan zat besi yang meningkat selama pertumbuhan.
Menurut World Health Organization (2015), prevalensi anemia pada remaja putri masih tinggi, dengan prevalensi anemia berkisar antara 50-80% di seluruh dunia. Prevalensi anemia pada remaja putri (15-19 tahun) adalah 26,5%. Pada tahun 2015, prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia sebesar 18,22% (Kemenkes RI, 2015).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi hemoglobin dalam sel darah merah sehingga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Gejala umum anemia adalah karena hipoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh untuk pengurangan hemoglobin pada semua jenis anemia. Gejala tersebut antara lain lemas, lelah, lesu, sakit kepala, pusing, dan pusing pada mata (Bakta, 2018).
Hemoglobin adalah protein yang mengandung senyawa besi yang disebut heme. Hemoglobin memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen, sehingga berwarna merah. Jadi jika tubuh kita iskemia maka wajah akan tampak pucat, penyakit ini disebabkan oleh iskemia yang disebut anemia (Kurniasih, 2018).
Hasil penelitian Yunita (2020) menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang konsumsi zat besi, lebih dari seperempat responden mengalami anemia, dengan p-value 0,04, yang berarti terdapat hubungan pengetahuan remaja putri tentang konsumsi zat besi dengan kejadian anemia di SMP 18 Surakarta.
Metode Penelitian
Desain penelitian kuantatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI di SMK Taruna Terpadu 1 Bogor dengan jumlah 32 responden. teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling . setelah dimasukkan rumus slovin didapatkan jumlah sampel 30 responden.
Dalam melakukan pengumpulan data, penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini telah dilakukan uji validasi. Setelah didapatkan hasil bahwa kuesionel ini valid dan reliabel maka kuesioner ini dapat digunakan dalam penelitian. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
Hasil
Berdasarkan hasil analisis univariat dan bivariat diperoleh hasil:
Karakteristik berdasarkan usia responden
Berdasarkan distribusi usia responden yang disajikan dalam tabel diatas bahwa, dari 30 responden, 12 remaja putri (40%) yang termasuk kategori usia remaja menengah diantaranya berusia 16 tahun, dan 18 remaja putri (60%) yang termasuk kategori remaja akhir diantaranya berusia 17 tahun. Mengacu pada distribusi usia responden diatas maka dapat disimpulkan bahwa responden penelitian ini didominasi oleh responden yang masuk dalam kategori remaja akhir yang berusia 17 tahun. Usia bisa menentukan tingkan kedewasaan seseorang sehingga hal ini bisa mempengaruhi dalam perilakunya dan cara pemikirannya.
Karakteristik berdasarkan Kejadian Anemia
Responden berdasarkan kejadian anemia remaja putri diketahui bahwa yang mengalami anemia lebih banyak yaitu sebanyak 23 remaja putri (76,7%), Responden yang tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 23 remaja putri (76,7%).
Karakteristik berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Responden di SMK Taruna Terpadu 1 Kota Bogor yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 26 remaja putri (86,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 remaja putri (13,3%), sehingga tingkat pengetahuan responden terbanyak pada pengetahuan baik.
Hasil Analisis Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia
Hasil uji Spearman Rank Correlation diatas dapat disimpulkan bahwa nilai r sebesar 0,147 dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0,437 sehingga diputuskan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMK Taruna Terpadu 1 Kota Bogor Tahun 2022.
Kesimpulan
Menurut WHO (2015), Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi prevalensi anemia dunia berkisar 50-80%. Prevalensi anemia remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%. Tahun 2015 prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia yaitu sebesar 18,22% (Kemenkes RI, 2015).
Desain penelitian kuantatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI di SMK Taruna Terpadu 1 Bogor dengan jumlah 30 responden. teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
Dari hasil penelitian dari 30 responden, 12 remaja putri (40%) yang termasuk kategori usia remaja menengah diantaranya berusia 16 tahun, dan 18 remaja putri (60%) yang termasuk kategori remaja akhir diantaranya berusia 17 tahun didapatkan Hasil uji Spearman Rank Correlation diatas dapat disimpulkan bahwa nilai r sebesar 0,147 dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0,437 sehingga diputuskan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMK Taruna Terpadu 1 Kota Bogor Tahun 2022.
Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri diharapkan pembaca dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi dan memahami lebih lanjut.
Daftar Pustaka
Bakta IM. 2018. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
Kusnadi. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Lampung : Jurnal Medika Hutama. Volume 3 No. 1
Kurniasih, T. 2018. Sistem Organ Tubuh. Yogyakarta : CV Budi Utama
Laksmita, S. 2018. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia di Kabupaten Tanggamus. Lampung : Jurnal Keperawatan. Volume XIV No. 1
Putri Kristy, M. 2018. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi Tahun 2018. Jambi : Scientia Journal. Volume 7 No. 1
Subratha Hesteria, F. A. 2020. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia di Tambanan. Bali : Jurnal Medika Usada. Volume 3 No. 2
Yunita Freshty, A. 2020. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia di SMP 18 Surakarta. Surakarta : Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya. Volume 8 No.3