Nilai-Nilai Budaya Soméah pada Prilaku Komunikasi Masyarakat Suku Sunda

Ilustrasi Budaya Masyarakat Sunda sumber:goodnewsIndonesia

Hnews.id |

Abstrak

Budaya soméah merepresentasikan brand personality masyarakat Suku Sunda. Soméah mengandung nilai-nilai kepribadian masyarakat Suku Sunda seperti ramah, sopan, dan terbuka. Nilai-nilai tersebut ditransformasikan melalui perilaku komunikasi sehari-hari di lingkungan sekitar yang terjadi secara terencana dan berulang. Penelitian menemukan bahwa budaya soméah mengandung nilai-nilai kerendahan hati, kesopanan dan keramahan. Nilai-nilai tersebut merepresentasikan brand personality masyarakat Suku Sunda. Hal ini selaras dengan filosofi hidup mereka yaitu Soméah Hade ka Sémah yang artinya ramah, bersikap baik, menjaga, menjamu dan membahagiakan setiap orang. Metodologi penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan studi etnografi public relations, studi yang berfokus pada kajian budaya dengan pendekatan teori public relations. peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat dua aspek yang membuktikan bahwa masyarakat Suku Sunda merupakan pribadi yang soméah, yakni selalu tampil menarik dengan wajah ramah dan murah senyum. Masyarakat Sunda juga memiliki selera humor yang tinggi.

Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman budaya yang sangat kaya, indonesia kaya dengan suku bangsa, etnis, dan bahasa. Menurut data statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa indonesia memiliki 1.211 bahasa daerah, 300 kelompok etnis dan 1.340 suku bangsa. Suku Sunda merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia setelah Suku Jawa. Suku Sunda banyak mendiami Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Wilayah daerah Suku Sunda juga biasa dikenal dengan wilayah Pasundan yang berada di Barat Pulau Jawa seperti di Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Menurut data statistik BPS SP2010 orang yang menjadi bagian dari suku sunda berjumlah 36.701.570 jiwa atau setara dengan 15,50 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia memiliki dampak positif, secara umum dampak positif  menjadi kekayaan bangsa yang menjadi modal untuk memepersatukan bangsa. Dari beragam budaya yang dimiliki, salah satunya yaitu kebudayaan sunda. Budaya sunda adalah budaya yang berkembang dan menetap pada masyarakat sunda, budaya sunda terkenal dengan menjunjung tinggi sopan santun.  Pada masyarakat sunda memiliki slogan dan menjadi filosofi hidup masyarakatnya, yakni “soméah hade ka semah” yang memiliki arti ramah, bersikap baik, menjaga, melayani, menjamu, dan juga menyenangkan orang hal ini bukan hanya pada orang yang dikenal namun juga diaplikasikan pada orang yang belum dikenal.

Bahasa merupakan salah satu faktor budaya yang mampu mendorong suatu suku popular arau yang dikenal oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena bahasa dianggap sebagai parameter dalam mempelajari dan mengenalkan budaya kepada orang lain, selain itu bahasa sebagai alat komunikasi juga dapat membentu kelompok-kelompok social tertentu. soméah dapat memeberikan bermakna sebagai perilaku dengan masyarakat sunda . Di lingkungan sunda budaya soméah masih sangat terasa, dalam berkomunikasi dan interaksi sehari-hari budaya soméah masih dilakukan seperti berkata “punten” ketika berjalan melewati orang, mengucapkan “mangga” ketika ada orang yang melewati kita, berbicara halus dan sopan kepada orang yang lebih tua dan  masih banyak lagi. Hal ini semakin terasa kental ketika kita berada di daerah pedesaan sunda dimana masyarakatnya masih sangat menjalankan budaya soméah ini dalam kehidupan sehari-hari. Dasrun dan Hanny mengatakan bahwa budaya soméah tersebut diyakini atas dasar keteladanan orang tua dan setengah adat untuk diwariskan. Karenanya, mewarisi dan melestarikan budaya tersebut merupakan suatu kebanggan bagi masyarakat Suku Sunda. Pada saat ini budaya soméah masih menjadi ciri khas pada masyarakat suku sunda, kebudayaan yang sudah menjadi perilaku turun- temurun hingga saat ini.

Nilai-nilai budaya soméah sudah melekat dan mengkristal sebagai ciri khas, ikon sekaligus brand personality masyarakat Suku Sunda. Namun sayangnya, belum banyak yang mengetahui soméah sebagai brand personality Suku Sunda. Dalam studi tentang brand personality, Patterson, Khogeer, dan Hodgson dalam (R, Hanretty, & Lettice, n.d., 2018) mengemukakan bahwa brand personality dibangun di atas konsep merek produk (product brand), akan tetapi konsep tersebut dapat juga digunakan sebagai karakter atau kepribadian seseorang dan sekelompok orang. Brand personality berangkat dari konsep merek (Kotsi & Valek, 2017). Brand juga merepresentasikan gaya hidup serta status sosial kelompok masyarakat tertentu. Brand tidak hanya sekedar nama atau simbol yang melekat pada produk, akan tetapi brand memiliki enam tingkatan pengertian, yaitu atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian dan pemakai (Purwaningwulan, 2017). Namun dikarenakan zaman yang terus berkembang dimana terjadinya pergeseran budaya remaja zaman milenial sekarang ini  menjadi kurang menyukai budaya lokal, menurut (Wasatiya, 2021) hal ini dikarenakan anak remaja sudah terlanjur menyukai budaya luar, dan kebanyakan remaja bersifat adiktif terhadap budaya asing. Budaya lokal yang dianggap sudah tidak cocok diterapkan lagi di zaman modern ini membuat budaya sunda someah menjadi terkikis, seperti anak yang tidak sopan kepada yang lebih tua berkata kasar kepada orang lain dan sebagainya . 

Metode

Penelitian ini termasuk pendekatan teori public relations budaya, yakni kajian bertujuan untuk memahami prilaku untuk membangun komunikasi untuk membangun hubungan. Penelitian ini sebagai pendekatan kualitataif dengan studi etnogafi public relations menekankan pada komponen strategi komunikasi di dalam aktivitas komunikasi meliputi Insight, Program Strategic, Program Implementation, Action and Reputation yang disingkat menjadi IPPAR Model (Hidayat, Kuswarno, Zubair, & Hafiar, 2018) Insight dapat dikategorikan sebagai keiatan analisis situasi (Hidayat & Suhartini, 2018) kegiatan ini bertujuan untuk memahami situasi yang melatarbelakangi aktivitas komunikasi berbasis budaya. Aspek lain yang harus diperhatikan adalah program strategic yang merupakan jenis kegiatan, bentuk kegiatan, tema, isi, pesan, strategi penyimpanan pesan dan media yang digunakan, tahapan ini memastikan bahwa komunikasi soméah terdapat pada aktivitas masyarakat sunda selanjutnya aspek lain yang dianalisis yaitu memastikan aktivitas yang sudah dirancang dpat dirancang dapat dilaksanakan atau program implementation langkah ini bertujuan menjalankan semua aktivitas komunikasi budaya sesuai dengan aturan atau ketentuan yang telah ditetapkan tahap ini sangat merujuk pada proses kontrol dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan komunikasi meliputi nada, cara bertutur,bahasa, prilaku dan etika dalam menyampaikan pesan. Hal ini bertujuan untuk mengukur penilaian publik (action) melalui evaluasi kegiatan sehingga diketahui sebagai tolak ukur (reputation) masyarakat Suku Sunda yang dikenal soméah.

Teknik pengumpulan data etnogafi public relations selanjutnya adalah melakukan observasi, wawancara dan analisis dokumen untuk penentuan  informan   sebagai   subjek atau sumber data pada studi etnografi public relations, ditentukan dengan cara yang lazim digunakan pada penelitian kualitatif yaitu secara purposive. Teknik ini menekankan pada kriteria calon informan yang ditentukan berdasarkan kebutuhan penelitian. Purposive sampling sangat membantu dan memudahkan peneliti dalam

Hasil

Nilai-nilai budaya soméah sudah melekat dan mengkristal sebagai ciri khas, ikon sekaligus brand personality masyarakat Suku Sunda, soméah mengandung nilai-niai kepribadian masyarakat Suku Sunda seperti ramah, sopan dan terbuka . Upaya memperkenalkan budaya soméah sebagai kegiatan personal brandingyaitu dengan bertujuan untuk memperkenalkan. Masyarakat sunda yang dikenal soméah juga ditunjukkan dengan pribadi yang humoris. Personal branding sebagai transaksi juga membuka jalan bahwa budaya soméah dapat dipelajari oleh siapa pun karena pada prinsipnya budaya bersifat dinamis. Untuk itu, transaksi budaya dibagikan tidak hanya sesama suku, akan tetapi antar suku. Hal ini menjadikan masyarakat sunda mudah untuk beradaptasi karena dikenal kelucuannya baik dari cara berkomunikasi maupun bertingkah. Selera humor yang tinggi yang identik pada suku sunda membuat mereka mudah untuk bergaul tanpa terkecuali dengan masyarakat non suku sunda yang tinggal di sekitar mereka. Hasil penelitian menemukan bahwa aspek yang membuktikan bahwa masyarakat Suku Sunda merupakan pribadi yang soméah yakni selalu tampil menarik dengan wajah ramah dan murah senyum. Dengan demikian, mewarisi budaya soméah dipandang sebagai kebanggaan masyarakat Suku Sunda. Bahkan untuk menjaga kelestariannya, masyarakat Suku Sunda menyadari perlu adanya  dukungan  dan  pengakuan  publik  atau masyarakat. Dukungan tersebut dapat melahirkan relasi budaya atau hubungan yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya masyarakat Suku Sunda.

Kesimpulan

Budaya soméah sebagai tindakan brand personality sebagai upaya mensosialisasian nilai-nilai budaya masyarakat Suku Sunda dengan memeperhatikan strategi berkomunikasi meliputi aspek Insight, Porgram Strategic, Program Implementation, Action and Reputation atau disingkat IPPAR Model.

Hasil penelitian tentunya masi sangata terbuka untuk dikembangkan dan masih banyak budaya lainnya yang dapat melengkapi tentang kepribadian Suku Sunda. Hal ini menjadi bagian rekomdasi dan saran, agar peneliti berikutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini. Harapan penelitian lanjutan mampu menghasilkan nilai-nilai yang lebih komprehensif. 

Related posts