Intervensi Keperawatan Komunitas CEGAT Mempertahankan Keseimbangan Tubuh pada Lansia

Sumber:kitamenulis.id/2022

Hnews.id |

Abstrak

Gangguan keseimbangan tubuh merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh lansia. Jika tidak dicegah, masalah ini dapat menyebabkan jatuh dan cedera. Model Intervensi untuk Pencegahan Gangguan Keseimbangan pada Lansia (CEGAT for the Elderly) adalah bentuk intervensi perawatan komunitas yang menjaga keseimbangan pada lansia. Menerapkan model intervensi keperawatan komunitas “intersepsi untuk lansia”, melalui model kemitraan yang menggabungkan teori dan komunitas, untuk mempertahankan efek keseimbangan tubuh dan konsekuensi fungsional dalam pelayanan keperawatan komunitas pada kelompok gangguan keseimbangan lansia Xianyu. Hasil ini memberikan perawat kesehatan komunitas kesempatan untuk mengembangkan intervensi promosi dan pencegahan. Cara intervensi ini aman, sederhana, efektif, dan murah untuk orang dewasa yang lebih tua di masyarakat.

Kata Kunci: gangguan keseimbangan tubuh, lansiam CEGAT

Pendahuluan

Populasi lansia di dunia berkembang sangat pesat. Pada tahun 2013, sekitar 759 juta orang di seluruh dunia adalah orang tua (WHO, 2013). Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan penduduk berusia 60 tahun ke atas akan mencapai 22.361.000 (8,64%) pada tahun 2016 (BPS, 2013). Jatuh dapat menyebabkan semua jenis masalah. Masalah-masalah tersebut antara lain cedera, patah tulang, masalah pengasuh, kehilangan biaya dan bahkan kematian. Menurut Schonnop (2013), jatuh merupakan penyebab 60% rawat inap karena cedera kepala. WHO (2012) melaporkan bahwa jatuh merupakan penyebab kematian kedua akibat cedera, terhitung sekitar 40%. Sekitar 420.000 orang meninggal setiap tahun karena jatuh. Individu berusia 65 tahun ke atas merupakan kelompok dengan insidensi tertinggi. Lebih dari 80% terjadi di negara berkembang. Menurut Studi Kesehatan Dasar (riskesdas) tahun 2013, penyebab cedera terbanyak pada penduduk Indonesia adalah jatuh, yaitu sebesar 40,9%.

Penuaan adalah proses alami yang ditandai dengan penurunan fungsi berbagai organ tubuh. Proses alami ini perlahan-lahan menempatkan orang dewasa yang lebih tua pada risiko berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang dialami lansia adalah gangguan keseimbangan. Keseimbangan tubuh dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks dan terkoordinasi antara komponen sensorik (input visual, vestibular, dan proprioseptif) dan respons motorik atau muskuloskeletal. Keduanya diatur oleh berbagai sistem saraf pusat atau mekanisme pusat (Tideiksaar, 2010; Alphert, 2013; Long, Jacson & Laubech, 2013; Noohu, Dey & Hussain, 2014; Borges et al, 2015).

Berbagai penelitian telah mengidentifikasi gangguan keseimbangan sebagai penyebab jatuh dan cedera pada orang dewasa yang lebih tua (Hirase, Inokuchi, Matsusaka, & Okita, 2015; Iatridou, 2014). Gangguan keseimbangan dan gaya hidup tidak aktif merupakan faktor risiko jatuh dan cedera (Joshua et al., 2014). Rubenstein (2006) menyatakan bahwa keseimbangan tubuh berpengaruh 4-39% terhadap kejadian jatuh pada lansia. Jatuh adalah masalah terbesar yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan pada orang dewasa yang lebih tua.

Beberapa penelitian telah dilakukan di daerah Cianjur untuk mengatasi gangguan keseimbangan tubuh. Namun upaya untuk meminimalkan risiko gangguan keseimbangan, jatuh dan cedera belum dilaksanakan secara optimal. Perawat kesehatan komunitas telah mengembangkan model intervensi yang disebut pencegahan gangguan keseimbangan tubuh (Cegat). Intersepsi ini merupakan model intervensi yang dikembangkan dengan mengintegrasikan berbagai upaya pencegahan gangguan keseimbangan.

Model intervensi keperawatan komunitas “Intercepting the Elderly” menjaga keseimbangan tubuh pada populasi lansia dengan gangguan keseimbangan Xianyu dengan mengintegrasikan komunitas sebagai teori mitra dan konsekuensi fungsional dalam pelayanan keperawatan komunitas.

Pembahasan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 8 bulan, terjadi peningkatan perilaku kesehatan yang ditunjukkan dengan peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pertumbuhan pengetahuan lebih tinggi dari sikap dan keterampilan, dan sikap lebih tinggi dari keterampilan.

Hal ini menunjukkan bahwa model intervensi intersepsi lansia dapat meningkatkan perilaku kesehatan lansia. Gunakan berbagai media seperti brosur, video, dan modul untuk mengedukasi lansia dengan gangguan keseimbangan. CDC (2008) menganggap penting untuk memasukkan komponen pendidikan kesehatan dalam program pencegahan jatuh. Pendidikan 1,8 detik). Selain meningkatkan keseimbangan tubuh, kelompok lansia juga secara mandiri melakukan “blocking exercise” dua kali seminggu. Peningkatan keseimbangan tubuh dengan menurunkan nilai TUGT menunjukkan bahwa intersepsi pada lansia merupakan model intervensi keperawatan yang efektif untuk mengatasi gangguan keseimbangan sehingga dapat mencegah jatuh. Hasil ini didukung oleh studi Hungaria Miko, Szerb, Szerb and Poor (2016). 12 bulan pelatihan keseimbangan, 30 menit 3 kali seminggu, peningkatan keseimbangan pada orang dewasa yang lebih tua (p=0,005; nilai TUGT dari 8,89 hingga 6,74 detik). Lansia yang menjadi responden adalah 100 orang berusia 65 tahun ke atas. TUGT menurun rata-rata 0,18 detik per bulan. Dibandingkan dengan hasil pelatihan intersep, pelatihan intersep jauh lebih baik karena rata-rata bulan adalah 0,225 detik. Hal ini dikarenakan beberapa peserta dalam penelitian ini tidak terawasi, sehingga kualitas pelatihannya menurun.

Studi lain yang mendukung hasil intervensi pelatihan intersepsi adalah Hirase, Inokuchi, Matsusaka, dan Okita (2015), yang mempelajari 45 orang dewasa yang lebih tua di Jepang dengan usia rata-rata 83,1 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan keseimbangan mingguan 1 jam selama 6 bulan secara signifikan meningkatkan keseimbangan tubuh (p-value = 0,009). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa nilai TUGT menurun dari 15,9 menjadi 13,9. Sedangkan pada kelompok kontrol meningkat dari 14,3 menjadi 15,0. Nilsagård, Koch, Nilsson, dan Forsberg (2014) menyajikan temuan yang berbeda. Latihan keseimbangan 7 minggu dilakukan pada 30 orang lanjut usia di komunitas. Nilai TUGT sebelum perlakuan adalah 12,69, menurun menjadi 11,93 setelah 7 minggu, tetapi hasilnya tidak signifikan (p=0,658). Faktanya, nilai rata-rata TUGT yang diukur segera setelah latihan menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,035; TUGT 11,43). Hasil ini menunjukkan bahwa nilai TUGT harus diukur segera setelah berolahraga. Beberapa penelitian telah dijelaskan yang memberikan bukti kuat bahwa intersepsi olahraga pada orang dewasa yang lebih tua dapat meningkatkan keseimbangan dan dengan demikian mencegah jatuh pada orang dewasa yang lebih tua. Latihan intersepsi pada lansia dapat meningkatkan kekuatan otot tubuh bagian bawah, meningkatkan kelenturan, kecepatan berjalan, dan keseimbangan tubuh.

Gerakan Cegat Senior yang dikenal dengan LKS Senior berpotensi dilakukan di masyarakat, sedangkan Gerakan Otago berpotensi dilakukan di rumah. Jika dilakukan di komunitas atau rumah, satu-satunya peralatan yang dibutuhkan adalah kursi. Kader posbindu sebagai perpanjangan tangan Puskesmas dapat berperan melatih lansia. Tetapi perawat kesehatan masyarakat juga kemungkinan akan dilatih. Upaya pencegahan seperti latihan intersepsi senior ini seharusnya menjadi program Puskesmas untuk mencegah meningkatnya jumlah lansia Indonesia yang mengalami gangguan keseimbangan tubuh. Oleh karena itu, semakin lama manula secara teratur melakukan latihan intersepsi, semakin baik keseimbangan tubuh mereka. Risiko jatuh akan berkurang jika tubuh dalam keseimbangan yang lebih baik. Perawat perlu mengajari orang dewasa yang lebih tua untuk berolahraga. Latihan ini penting untuk meningkatkan keseimbangan, kekuatan otot, dan fleksibilitas dalam menjaga fungsi fisik pada orang dewasa yang lebih tua.

Kesimpulan

Terjadi peningkatan keseimbangan tubuh lansia. Rerata nilai TUGT adalah 13,93 detik sebelum intervensi dan 12,13 detik setelah intervensi. Hal ini menunjukkan penurunan gangguan keseimbangan pada orang dewasa yang lebih tua. Latihan intersepsi lansia dapat mengurangi gangguan keseimbangan, sehingga mencegah jatuh pada lansia. Latihan intersepsi pada lansia dapat meningkatkan kekuatan otot tubuh bagian bawah, meningkatkan kelenturan, kecepatan berjalan, dan keseimbangan tubuh. Meningkatkan kemampuan penduduk lanjut usia, termasuk pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pengobatan gangguan keseimbangan. Banyaknya informasi yang diperoleh membuat lansia ingin berubah dan mengambil tindakan yang telah diajarkan. Intervensi ini sangat aman, mudah, efektif dan murah di masyarakat.

Daftar Pustaka

Allender, J. A., Rector, C., & Warner, K. D. (2014). Community  & PublicHealth Nursing Promoting The Public’s Health (8th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Alphert, P. T. (2013). Postural balance: understanding this complex mechanism. Home Health Care Management & Practice, 25, 279– 281. doi: 10.1177/1084822313496790

Amin, M., Ismail, W., Rasid, S. Z. A. & Selemani, D.A. (2014). The impact of human resource management practices on performance Evidence from a Public University. The TQM Journal. Advance online publication. http://dx.doi.org/10.1108/TQM- 10-2011-0062

Asmidawati, A., Hamid, T.A., Hussain, R.M., & Hill, K. 2014). Home based exercise to improve turning and mobility performance among community dwelling older adults: protocol for a randomized controlled trial. BMC Geriatrics, 14:100, doi:10.1186/1471-2318-14-100

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset kesehatan dasar: Riskesdas 2013. Jakarta: Kemenkes RI

Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia Indonesia Population Projection 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik.   Diakses dari http://www.bappenas.go.id/files/5 413/9148/4109/Proyeksi_Pendudu k_Indonesia_2010-2035.pdf

Binns, E. & Taylor, D. (2013). The effect of the Otago Exercise Programme on strength and balance in community dwelling older women. New Zealand Journal of Physiotherapy, 39(2) 63-68.

Blomberg, K. Et al. (2016). Work stress among newly graduated nurses inrelation to workplace and clinical group supervision. Journal of Nursing Management. Advance online publication. doi: 10.1111/jonm.12274

Borges, A. P. O., Carneiro, J. A. O., Zaia, J. E., Carneiro, A. A. O., & Takayanagui, O. M. 2015. Evaluation of postural balance in mild cognitive impairment through athree-dimensional electromagnetic. Braz J Otorhinolaryngol. Advance online publication. http://dx.doi.org/10.1016/j.bjorl.2 015.08.023

Center for Disease Control and Prevention. (2008). Preventing Falls:How to Develop Community-based Fall Prevention Programs for Older Adults. Atlanta: National Center for Injury Prevention and Control

Center for Disease Control and Prevention. (2014). Falls Among Older Adults: An Overview. Diakses dari http://www.cdc.gov/HomeandRec reationalSafety/Falls/adultfalls.ht ml.

Center for Disease Control and Prevention. (2014). The Timed Up and Go (TUG) Test. Diakses dari http://www.cdc.gov/Injury/STEA DI

Center for Disease Control and Prevention. (2015). A CDC Compendium of effective fall Intervention. Atlanta: National Center for Injury Prevention and Control

Deering, K., Fieldhouse, J., & Parmenter, V. (2016). Recovery versus risk? From managing risk to the co-production of safety and opportunity. Mental Health and Social Inclusion. Advance online publication. http://dx.doi.org/10.1108/MHSI- 08-2015-0029

Dsouza, S. A., Rajashekar, B., Dsouza, H. S., & Kumar, K. B. (2014). Falls in Indian older adults: a barrier to active ageing. Asian J Gerontol Geriatr. 9: 1-8.

Hirase, T., Inokuchi, S., Matsusaka, N., & Okita, M. (2015). Effectiveness of a balance training program provided by qualified care workers for community-based older adults: A preliminary study. Geriatric Nursing. Advance online publication. doi:10.1016/j.gerinurse.2015.02.0 05

Joshua, A.M. et al (2014). Effectiveness of progressive ressistance strength training versus traditional balance exercise in improving balance among the elderly – a randomised controlled trial. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2014 March, Vol-8(3): 98-102

Khan, M. M. & Kobayashi, K. (2015). Optimizing health promotion among ethnocultural minority older adults (EMOA). International Journal of Migration, Health and Social Care. Advance online publication. http://dx.doi.org/10.1108/IJMHS C-12-2014-0047

Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2015). Pengaruh LKS Lansia terhadap Keseimbangan Tubuh, Risiko Jatuh, Status Kesehatan dan Kualitas Hidup Lansia di Kota Depok. (Tesis,   Tidak dipublikasikan). Depok: Universitas Indonesia

Ko, W. F. Y., Oliffe, J. L., Han, C. S., Garrett, B., Henwood, T., Tuckett, A.G. & Sohrevardi, A. (2016). Canadian nurses’ perspectives on prostate cancer support groups. Cancer Nursing. Advance online publication. doi:10.1097/ NCC.0000000000000275

Korhan, E.A., Eyigor, C., Uyar, M., Yont, G.H., Celik, S. & Khorshid, L. (2014). The effects of music therapy on pain in patients with neuropathic pain. Pain Management Nursing. Advance online publication. http://dx.doi.org/10.1016/j.pmn.2 012.10.006

Later Life Training. (2015). Otago strength and balance Home exercise program. http://www.laterlifetraining.co.uk/

Leung, P., Orrell, M., & Orgeta, V. (2014). Social support group interventions in people with dementia and mild cognitive impairment: a systematic review of the literature. Int J Geriatr Psychiatry. Advance online publication. doi: 10.1002/gps.4166

Liston, M.B. et al (2014). Feasibility and effect of supplementing a modified OTAGO intervention with multisensory balance exercises in older people who fall: a pilot randomized controlled trial. Clinical Rehabilitation, Vol. 28(8) 784 –793. doi: 10.1177/0269215514521042

Long, L., Jackson, K. & Lauback, L. (2013). A home-based exercise program for the foot and ankle to improve balance, muscle performance and flexibility in community dwelling older adults: a pilot study. International Journal of Physical Medicine & Rehabilitation, 1, 1-6. doi:10.4172/2329-9096.1000120

Related posts