Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat Dalam Pencegahan COVID-19 oleh Komunitas Kader Delima di Desa Babakancaringin

Sumber:promkes.kemkes.go.id/2022

Hnews.id |

ABSTRAK

Program peningkatan kesehatan  masyarakat saat ini perlu disosialisasikan agar masyarakat dapat memahami dan menjaga status kesehatannya. Masyarakat saat ini  sedang diuji untuk infeksi coronavirus atau wabah covid19. Ini pertama kali terjadi di China pada Desember 2019  dan  menyebar ke Indonesia pada Maret tahun 2020. Pelaksanaan program peningkatan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh pengurus Posyandu Delima di Desa Babakan Karingin berhasil melaksanakan program peningkatan kesehatan masyarakat sebagai berikut. Program pola hidup bersih dan sehat, penyuluhan pembuatan masker, dan program imunisasi bayi. Tujuan dari dukungan filantropi ini adalah untuk mengedukasi seluruh masyarakat agar tetap sehat dengan mempraktikkan pola hidup bersih dan sehat,  menjaga kebersihan lingkungan dan berolahraga di pagi hari.

Kata Kunci: Program Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, Komunitas Kader Posyandu Delima, Desa Babakancaringin

LATAR BELAKANG

Program peningkatan kesehatan  masyarakat saat ini perlu disosialisasikan agar masyarakat dapat memahami dan menjaga status kesehatannya. Saat ini  sedang diuji untuk infeksi coronavirus atau wabah covid19. Ini pertama kali terjadi di China pada Desember 2019  dan  menyebar ke Indonesia pada Maret tahun 2020. Pelaksanaan program peningkatan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh pengurus Posyandu Delima di Desa Babakan Caringin berhasil melaksanakan program peningkatan kesehatan masyarakat sebagai berikut. Program pola hidup bersih dan sehat, penyuluhan pembuatan masker, dan program imunisasi bayi. Tujuan dari dukungan filantropi ini adalah untuk mengedukasi seluruh masyarakat agar tetap sehat dengan mempraktikkan pola hidup bersih dan sehat,  menjaga kebersihan lingkungan dan berolahraga di pagi hari.

Dalam kaitan ini, program pemberdayaan masyarakat  bidang kesehatan perlu diuji dan diberdayakan dengan baik dan akurat. Pemberdaya kesehatan berkontribusi kepada pengambil kebijakan, yaitu organisasi nasional (pemerintah), pegawai atau pekerja, pengusaha, penyuluh kesehatan, pelaksana masyarakat desa, relawan, mahasiswa, pengajar, dan jika memiliki keterampilan yang diperlukan harus berasal dari seluruh penduduk. Izin warga bisa dikeluarkan. Pertumbuhan ini menuntut semua pihak yang terdaftar sebagai agen pemberdayaan untuk terbiasa dengannya.

Bahkan, banyak kelompok yang berbeda telah berupaya memberdayakan warga dalam berbagai bidang kegiatan, termasuk partisipasi pemerintah  dalam promosi dan keberhasilan program pemberdayaan. Namun, harus diakui masih banyak kelemahan dalam berbagai upaya tersebut, karena pilihan strategi pemberdayaan yang belum matang. Berbagai upaya pemberdayaan masyarakat sebelumnya masih banyak yang  bersifat mendorong secara sosial,  kreatif, gigih dan tidak lestari, serta belum bisa membebaskan masyarakat dari  ketidakberdayaan. (Saparvadi, 2016: 67)

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, masyarakat diberi kesempatan untuk meningkatkan upaya kesehatannya. Singkatnya, pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, motivasi, dan kemampuan masyarakat untuk berkontribusi pada pengembangan investasi sumber daya masyarakat. Setiap orang wajib berperan serta dalam mencapai, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pemerintah bertanggung jawab untuk memberdayakan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai bentuk kegiatan kesehatan.

Pos pelayanan terpadu atau yang sering disebut posyandu ialah salah satu wujud upaya program pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat dibidang kesehatan, yang dikelola dan didirikan dari, oleh, buat, serta bersama masyarakat dalam pengadaan infrastruktur fasilitas kesehatan. Dari segi fungsinya, diharapkan posyandu mampu memberdayakan masyarakat sekaligus memberikan kemudahan kepada masyarakat yang sedang ingin memperoleh pelayanan kesehatan dasar guna mencegah kenaikan angka kematian ibu dan balita. (Isnayanti, 2019: 154)

Sementara itu, dalam surat Dewi Ratna Juwita, ia menjelaskan bahwa Posyandu merupakan program yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pengembangan sumber daya manusia (SDM) sejak dini. Posyandu memiliki banyak program, termasuk gizi dan pelayanan kesehatan, yang dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pengembangan masyarakat untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat. (Juwita, 2020: 1)

Posyandu Delima  Desa Babakan caringin merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan yang dapat membantu penguatan masyarakat melalui dukungan masyarakat bagi pelaksana Posyandu.

METODOLOGI

Program dukungan masyarakat ini menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat berbasis aset (ABCD). Penulis menggunakan cara ini. Hal ini karena metode ABCD ini mengajak Anda untuk melihat  langsung apa yang  dibutuhkan masyarakat. Pengetahuan dan keahlian masyarakat,  terutama sumber daya alam lingkungan yang dapat disalahgunakan, belum diungkapkan dan dikendalikan dengan baik dan sering diabaikan. Mereka tidak penting. (Alvaret, 2013: 2)

Metode penelitian berbasis aset ABCD adalah cara untuk membangun hubungan. Ini membantu Anda menemukan hubungan yang tersimpan di lingkungan Anda, menjalin hubungan baru dengan lingkungan Anda, dan menghasilkan  manfaat atau aset yang dapat Anda bagikan dan nikmati. (Alvaret, 2013: 5)

Pengembangan kekayaan dimulai dengan komunitas atau organisasi belajar untuk menilai aset yang dimilikinya. Banyak komunitas  mengabaikan nilai aset yang sudah mereka miliki. Belajar untuk mengidentifikasi sumber daya yang ada dan melihatnya sebagai aset potensial yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi penting dalam memahami metode tradisional pengembangan aset dan implementasi berbasis aset. (Dureau, 2013: 41)

 Oleh karena itu, pendekatan berbasis kekayaan adalah kombinasi dari metode perilaku dan ide-ide pengembangan. Dari perspektif kebijakan pembangunan secara umum, pendekatan ini merupakan perubahan signifikan dan mendasar yang mencakup semua aspek keterlibatan pembangunan dan implementasi.

HASIL

Program PHBS  memberikan informasi dan edukasi melalui saluran komunikasi terbuka, menciptakan suasana, melakukan kampanye pemberdayaan masyarakat melalui teknik advokasi,  memberikan pengalaman belajar kepada individu, kelompok dan masyarakat, serta memungkinkan terwujudnya gaya hidup. Memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatannya. Selanjutnya, program PHBS yang dijalankan oleh pengurus Posyandu Delima di Desa Babakan caringin adalah  melakukan kegiatan promosi kesehatan yang membentuk sebuah gerakan yang disebut Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). Sosialisasi tentang pola makan yang sehat. Kebersihan lingkungan. Program pola hidup bersih dan sehat ini berfokus pada sosialisasi dan demonstrasi tentang pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat bagi seluruh masyarakat di desa Babakancaringin. Kegiatan berlangsung di Posyandu Delima, sangat dekat dengan halaman Kantor Desa Babakancaringin. Program gaya hidup bersih dan sehat ini mencakup dua kegiatan utama: cuci tangan yang benar dan olahraga sehat setiap pagi. Demonstrasi dan inisiatif masyarakat membekali para pelaksana Posyandu dengan peralatan PHBS langsung seperti sabun, hand sanitizer, dan peralatan cuci tangan untuk setiap Posyandu. Oleh karena itu, menurut Ramawati, mencuci tangan dengan sabun dinilai efektif karena mencuci tangan dengan  sabun dan air mengalir dapat menghilangkan kotoran dan debu yang terhimpit.

Hasil dari kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini terlihat dari asesmen sosial dan konsultasi pasca  PHBS. Selain itu, masyarakat berkomitmen untuk mempraktikkan gaya hidup bersih dan sehat di  keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.

 Oleh karena itu, tujuan dari program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat dalam menerapkan dan memelihara PHBS di lingkungan, terutama untuk mengatasi masalah kesehatan.

KESIMPULAN

Dari hasil yang diperoleh selama  kegiatan filantropi di Posyandu Delima, Desa Babakan caringin, manfaat dari studi filantropi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat serta mengasah untuk kesehatan yang baik secara umum. kesadaran dan perilaku. Selain itu, merupakan komitmen dari masyarakat yang terlibat untuk menginisiasi penerapan pola hidup bersih dan sehat di  keluarga dan masyarakat.

Sebagai hasil pembinaan Program Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat oleh pelaksana Posyandu, masyarakat yang semula acuh terhadap protokol kesehatan berhasil menjadi  patuh dengan menerapkan protokol kesehatan. Selain itu beberapa keluarga mulai membuat masker  kain perca sendiri di rumah masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Al Barrett. (2013). Asset-Based Community Development: A Theological Reflection, Birmingham Vicar Of Hodge Hill Church.

Dureau, Christopher. (2013). Pembaru Dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan, (Canberra: Australian Community Development And Civil Society Strengthening Scheme (Access) Phase ii.

Imron, Masyhuri. (2001). Pemberdayaan Masyarakat Nelayan, Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo

Ismail, Asep Usman. (2008). Pengamalam Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, Jakarta: Dakwah Press

Isnayanti, Iis dkk. (2019). “Secercah Hati: Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan dan Ekonomi melalui Peran Posyandu dan Posbindudalam Jurnal Mitra Vol.3, No.2 November.

Juwita, Dewi Ratna. (2020). “Makna Posyandu Sebagai Sarana Pembelajaran Non-Formal di Masa Pandemic Covid-19” Jurnal Mereta: Vol.7, No.1, Juni.

M. Anwas, Oos. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, Bandung: Alfabeta

Mardikanto, Totok dan Soebiato, Poerwoko. (2013). Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Mulyono, Sungkowo Edy. (2017). Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Saparwadi. (2016). “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh Pengurus Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (Pkk): Studi Di Kampung Demangan Rw 05, Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta” Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja Sosial, Bandung: Refika Aditama

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Refika Aditama

Related posts