Mari Deteksi Dini Gejala Depresi dengan Aplikasi “Mhgap-Ig” Berbasis Mobile

Sumber:hellosehat.com/2022

Hnews.id | Tahukah kamu? menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari empat orang di dunia akan mengalami gangguan mental atau neurologis di beberapa titik dalam hidup mereka. Publikasi yang sama menyebutkan bahwa sekitar 450 juta orang saat ini menderita gangguan jiwa dan hampir 1 juta orang melakukan bunuh diri setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang dipadukan dengan data rutin Pusdatin penyesuaian waktu, prevalensi gangguan jiwa emosional yang ditandai dengan gejala depresi dan kecemasan sebesar 6% pada orang berusia di atas 15 tahun. atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia adalah 1,7 per 1.000 penduduk atau sekitar 400.000 orang. Faktor pemicu depresi yang memicu pikiran untuk bunuh diri pada remaja adalah pikiran negatif tentang diri sendiri dan keputusasaan.

Untuk meningkatkan layanan kesehatan mental dan kecanduan, WHO meluncurkan Program Aksi Celah Kesehatan Mental (mhGAP) pada tahun 2008. Untuk mendukung implementasi mhGAP, WHO telah mengembangkan Panduan Intervensi Program Kesenjangan Tindakan Kesehatan Mental (mhGAPIG) berbasis seluler yang menyediakan pedoman, alat, dan protokol untuk pengambilan keputusan klinis berbasis bukti untuk pengobatan. mhGAP dikembangkan untuk digunakan oleh penyedia layanan kesehatan yang bekerja di pengaturan perawatan kesehatan non-spesialis untuk memenuhi kebutuhan nasional dan lokal (Pinchuk, et al., 2021). Penggunaan aplikasi ini dinilai sangat penting dan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan jiwa di zaman modern ini.

Adapun tahapan-tahapan proses konseling online

Tahap 1

Persiapan merupakan syarat mutlak yang harus ada saat melakukan aktivitas apapun. Sama halnya dengan konseling. Persiapan pertama yang perlu dilakukan adalah persiapan konsultan sendiri dan sarana elektronik. Sarana elektronik dalam konseling online meliputi dua aspek, yaitu teknis penggunaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang pelaksanaannya didukung secara online. Perangkat keras berupa komputer/laptop yang dapat terkoneksi dengan internet,
headset, microphone, webcam, dll.

Tahap 2

Hubungan konselor dengan konseli perlu dijalin dan pertemuan pertama merupakan awal dari kelanjutan pertemuan berikutnya. Pada fase ini sangat penting untuk menjalin hubungan afektif yang baik dan nyaman sehingga konseli terbuka untuk mengkomunikasikan masalah dan menciptakan hubungan yang fleksibel. Hubungan yang erat antara pemberi nasihat dan penerima nasihat serta rasa saling percaya harus dapat tumbuh dan berkembang.

Tahap 3

Fase ini merupakan lanjutan dari fase sebelumnya dimana fase ini menentukan keberhasilan konseling yang ditandai dengan keadaan KES (Effective Daily Living EDL) konseli. Konsultasi selanjutnya adalah tatap muka. saran wajah. Jika masalahnya tidak dapat diselesaikan, maka ditransfer ke konseli.Jika diperhatikan fase konseling online dengan konseling tatap muka hampir sama, tetapi perbedaannya terletak pada perangkat yang digunakan oleh konselor dan konseli. Jika konsultasi online diperlukan untuk menggunakan jaringan lain, konsultasi jaringan pribadi digunakan jika perlu.

Penggunaan aplikasi seluler mhGAPIG bertujuan untuk menentukan prevalensi dan determinan depresi dalam pengaturan perawatan kesehatan jarak jauh di mana sebagian besar penyakit mental dikelola oleh spesialis non-psikiatri, terutama perawat dan staf klinis. . WHO juga berpendapat bahwa kriteria diagnostik untuk gangguan yang terdaftar konsisten dengan diagnosis DSMIV ICD10. Komponen depresi dalam aplikasi mhGAPIG terdiri dari aplikasi yang disajikan dengan elemen tertentu dalam format yang kompatibel dengan smartphone, tetapi tetap mempertahankan sifat asli mhGAPIG untuk digunakan oleh staf medis di institusi medis.

Related posts